Browse Items (5 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sulitnya peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui soal cerita yang dianggap sukar, hal ini didukung oleh proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik berpikir secara kritis. Model problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan bagi pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan model problem based learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika serta menguji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Grup Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen mendapat model problem based learning dan kelas kontrol mendapat model konvensional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas IV di SDN CICALENGKA 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara sampel jenuh dengan menggunakan seluruh peserta didik kelas IV yang terdiri dari IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data digunakan untuk melihat penerapan model problem based learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diberikan model problem based learning serta terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Oleh karena itu model problem based learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (STUDI META-ANALISIS)
Penelitian ini dilatar belakangi dengan siswa yang belum mampu mencapai indikator kemampuan berpikir kritis. Model yang digunakan yaitu model problem based learning yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur effect size dari pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian meta-analisis dengan metode systematic revew dengan mengumpulkan data sebagai acuan kegiatan penelitian. Penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan menggunakan sumber data artikel dan artikel. Hasil dari penelitian bahwa model pembelajaran problem based learning sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kritis. Dilihat dari effect size berdasarkan hasil penelitian, effect size berdasarkan jenjang pendidikan, dan effect size berdasarkan mata pelajaran. -
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DI SDPenelitian ini berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning dengan Penggunaan Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains di SD” dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model PBL dengan penggunaan video pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi sains di SD. Nama peneliti Dian Nuryanti dibantu oleh Bapak Asep Hidayat dan Ibu Popon Mariam sebagai pembimbing. Isi dari skripsi yaitu mendeskripsikan penerapan model Problem Based Learning dengan penggunaan video pembelajaran, menguji perbedaan kemampuan literasi sains, dan menguji peningkatan kemampuan literasi sains kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan peserta didik kelas V SD Negeri 015 Kresna, Kelas V C untuk kelas kontrol dan kelas V D untuk kelas eksperimen. Instrumen penelitian ini berupa instrumen lembar observasi untuk mengukur penerapan model Problem Based Learning dengan penggunaan video pembelajaran dan instrumen tes untuk mengukur kemampuan literasi sains. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, dan independent sample t-test. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dengan penggunaan video pembelajaran diterapkan sangat baik sesuai dengan langkah-langkahnya terlihat dari hasil observasi dan kelas kontrol, terdapat perbedaan kemampuan dan peningkatan kemampuan literasi sains kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK DENGAN MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Dengan Menerapkan Model Problem Based Learning Pada Mata Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar” dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata pelajaran IPA. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan model problem based learning mampu menjadi pemecahan masalah bagi siswa sekolah dasar di mata pelajaran IPA. Isi dari skripsi yaitu mendeskripsikan penggunaan model, menguji pencapaian kriteria ketuntasan minimal, menguji perbedaan kemampuan daya ingat kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan seluruh peserta didik kelas IV A dan C di SD Negeri 008 Mohamad Toha. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, dan independent t-test. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning diterapkan sangat baik sesuai dengan langkah-langkahnya, terlihat dari langkah-langkahnya, terlihat dari hasil observasi, kemampuan pemecahan masalah peserta didik sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal, terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan peningkatan kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol.