Browse Items (15 total)
Sort by:
-
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang masih rendah, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran TSTS terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis, untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMK dengan menerapkan model pembelajaran TSTS serta interaksi antara model yang digunakan terhadap kategori tinggi, sedang, dan rendah. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuasi-eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMKN 3 Bandung dengan sampel kelas X Akuntansi 1 sebagai kelas eksperimen dan X Akuntansi 4 sebagai kelas kontrol. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan Uji-t dan Uji Anava dua jalur diperoleh dari hasil pretes dan postes yaitu indeks gain, sedangkan analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh hasil diantaranya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran TSTS lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional, kategori tinggi lebih baik kemampuan pemecahan masalah matematisnya dibandingkan dengan kategori sedang maupun rendah baik yang diberi model pembelajaran TSTS ataupun model pembelajaran konvensional dan terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan pengelompokan siswa dalam hal peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. -
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Laps-Heuristic Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Siswa SMK
Banyaknya mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa SMK dan sederajatnya, kesulitan siswa mengerjakan soal yang penyelesaiannya tidak rutin, berbedanya tingkat kemampuan setiap siswa dan kurang cocoknya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama proses pembelajaran merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMK masih perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran LAPS-Heuristic dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional berdasarkan kategori kemampuan awal matematikanya (tinggi, sedang dan rendah). Tujuan penelitian ini juga untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran terhadap kemampuan awal matematika. Penelitian dilakukan dengan metode kuasi eksperimen dan pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Desain penelitian menggunakan desain kelompok kontrol non-ekuivalen dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMK Bina Warga Bandung dan sampelnya merupakan sampel jenuh yaitu siswa kelas X-AK1 dan X-AK2. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang berisi soal-soal untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan fungsi kuadrat serta non-test dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan langkahlangkah model pembelajaran LAPS-Heuristic. Hal yang diperoleh adalah siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah secara keseluruhan lebih baik belajar menggunakan model pembelajaran LAPSHeuristic daripada belajar menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan interaksi tidak terjadi antara model pembelajaran yang digunakan terhadap pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan awal matematikanya, sehingga model pembelajaran LAPS-Heuristic baik digunakan pada semua kategori kemampuan awal matematikanya. -
Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik di Sekolah Dasar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar. Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki peseta didik. Kenyataannya, kemampuan pemecahan masalah matematis belum mendapat banyak perhatian dari pendidik. Kekurangan lain adalah minimnya persoalan-persoalan tidak rutin yang diberikan oleh guru untuk diselesaikan oleh peserta didik. Masalah lain adalah model pembelajaran yang menerapkan Metode Konvensional, Tanya jawab dan pemberian tugas kepada peserta didik yang lebih dominan sehingga tidak mendorong keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pemecahan masalah matematika. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis, peserta didik perlu di dorong untuk mampu menyelesaikan soal-soal tidak rutin untuk menyelesaikan persoalan-persoalan pemecahan masalah matematis, pendidik perlu menyiapkan metode pembelajaran yang tepat. Diperlukan pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan sehingga peserta didik mampu menemukan solusi, keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan, pemikiran yang kreatif, menekankan pada pengalaman dan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dilakukan adalah menerapakan metode pembelajaran Mind Mapping. -
PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik masih rendah, terutama dalam bentuk soal cerita dalam materi pecahan yang sulit untuk menentukan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan model problem-based learning sesuai dengan indikator pembelajaran, perbedaan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis dan perbedaan peningatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN 110 Pasirkaliki Komarabudi Bandung yang berjumlah 100 orang. Sampel pada penelitian berjumlah 66 orang yang terdiri dari peserta didik kelas IV B sebagai kelas eksperimen dan kelas IV C sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi dan soal pretest dan posttest. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest peserta didik yang kemudian dianalisis dengan software SPSS 24.0 for windows untuk melihat pengaruh pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji gain, uji n-gain dan uji-t yang menujukkan bahwa model pembelajaran problem-based learning memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model problem-based learning secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar. Pengaruh tersebut dilihat dari masing-masing indikator model problem-based learning yang mencakup teknik pembelajaran yang dapat lebih memahami pelajaran, memberikan tantangan dan kepuasan dalam menemukan pengetahuan baru, terdapat peningkatan motivasi dan aktifitas dalam pembelajaran, mengirimkan pengetahuan dalam memahami permasalahan dunia nyata, bertanggung jawab dalam mengembangkan pengetahuan baru pada pembelajaran yang dilakukan, evaluasi secara mandiri terhadap proses maupun hasil belajar, perkembangan kemampuan berpikir kritis dan penyesuaian pengetahuan baru, adanya kesempatan dalam mengaplikasikan pengetahuan dunia nyata yang dimiliki, mengembangkan minat untuk terus belajar meskipun pendidikan formal telah selesai, menguasai konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah dunia dengan mudah. Kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan pengujian model problem-based learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar dan berdasarkan pembuktian terdapat pengaruh model problem-based learning yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar dapat diterima. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar, hal ini terjadi karena kekurangan dari berbagai pihak termasuk dalam pembelajarannya belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis dapat meningkat melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen yang dilakukan pada peserta didik kelas V di SDN Taman Kopo Indah Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung tahun ajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 peserta didik kelas V B yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan 32 peserta didik kelas V A yang bertindak sebagai kelas kontrol. Adapun tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe soal subjektif, karena tipe tes ini memungkinkan peneliti dapat melihat proses peserta didik dalam berpikir dan menjawab soal yang diberikan juga dalam jawaban uraian dapat terlihat kesalahan serta kesulitan peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Model Penemuan Terbimbing di Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui model penemuan terbimbing dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan model penemuan terbimbing dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan sifat penelitain kuantitatif. Sampel berjumlah 50 peserta didik, 25 orang di kelas kontrol dan 25 orang di kelas eksperimen.. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui model penemuan terbimbing di kelas IV SD; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan model penemuan terbimbing dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika yaitu rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis terutama dalam menyelesaikan soal cerita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Polya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 008 Mohamad Toha Kota Bandung. Pada penelitian ini terdapat sampel dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terdiri dari 22 peserta didik untuk setiap kelas. Instrumen dalam penelitian berupa soal berbentuk essay sebanyak 4 butir untuk mendapatkan data kemarnpuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.serta lembar observasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan postest peserta didik kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS versi 22 untuk melihat penerapan strategi pembelajaran Polya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Hasil analisis data diperoleh dari berbagai uji dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05 serta nilai signifikansi uji beda kurang dari 0.05. Hasil penelitian menunjukan 1) Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di kelas IV sekolah dasar dengan menerapkan strategi pembelajaran Polya. 2) Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diterapkan strategi pembelajaran Polya. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA
Matematika adalah pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan, tanpa disadari matematika sering diterapkan dalam menyelesaikan setiap masalah kehidupan. Dalam era globalisasi ini individu dihadapkan harus inovatif, salah satu penunjang inovatif adalah mampu memecahkan suatu masalah. Namun ditemui di lapangan siswa terbiasa oleh soal rutin dan ternyata siswa sulit mengerjakan soal dalam bentuk pemecahan masalah, terlebih dengan kemampuan awal matematis siswa yang berbeda-beda. Tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan merencanakan penyelesaian masalah sampai dengan memberikan kesimpulan. Tujuan penelitian ini ialah menguji efektivitas model pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian ini ialah siswa SMA Negeri 11 Bandung dan sampel ditentukan dengan cara purposive sampling.Terdapat kelas XI IPA 2 sebagai kelas ekperimen yang terdiri dari 32 siswa dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 31 siswa. Instrumen penelitian ini adalah tes uraian dengan instrumen penunjangnya adalah RPP dan lembar observasi sebanyak tiga kali pertemuan. Data yang dikumpulkan berupa pretest dan postest. Data hasil pretest dan postest dianalisis menggunakan software SPSS untuk melihat efektivitas model pembelajaran Team Assisted Individualization. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji anava dua jalur menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis jika diukur berdasarkan kemampuan awal siswa dan model pembelajaran, tanpa menghubungkan keduanya. -
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat diperlukan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. Namun kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ternyata masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena jarang di latihnya kemampuan pemecahan masalah siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP melalui model pembelajan CTL. Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Kemala Bhayangkari Bandung tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas VII E sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 30 siswa dan kelas VII F sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 28 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis tertulis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t melalui program SPSS 22 Statistics yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-Tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa model CTL dapat Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran CTL lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. . Dengan demikian model pembelajan CTL dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
(Studi Meta-Analisis)Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. metode yang digunakan adalah meta-analisis dengan cara menganalisis hasil-hasil penelitian berupa artikel yang telah dipublikasikan secara nasional yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa di tingkat sekolah menengah. Sampel yang dianalisis sebanyak tiga belas artikel dari jurnal yang terpublikasi secara nasional yang diterbitkan pada rentang tahun 2015-2020 pada jenjang SMP dan SMA yang membahas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengkodean atau coding data yang menyaring data dan informasi jurnal. Berdasarkan hasil analisis effect size secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai effect size masuk dalam kategori besar. Temuan dari analisis juga membuktikan bahwa model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis memberikan pengaruh dan efektif ditinjau dari aspek jenjang pendidikan, materi pelajaran dan media pembelajaran yang digunakan. Hal ini menunjukkan kesimpulan bahwa dalam studi ini, model pembelajaran problem based learning lebih efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. -
META-ANALISIS PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besar pengaruh penerapan model pembelajaran creative problem solving terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode meta analisis dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar coding data. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penerapan model pembelajaran creative problem solving berpengaruh dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan effect size termasuk kategori besar. Penerapan model pembelajaran creative problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis jika ditinjau berdasarkan jenjang pendidikan, pengaruh yang paling besar terdapat di jenjang pendidikan SLTP. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan materi pelajaran, materi SPLDV memiliki besar pengaruh tertinggi. Serta jika ditinjau berdasarkan wilayah, yang masuk kategori besar atau paling berpengaruh yaitu provinsi Aceh. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW ( SQ3R ) DAN SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT RECITE, REVIEW ( SQ4R ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecehan masalah matematis melalui model pembelejaran Survey, Question, Read, Recite, Review ( SQ3R ) dan Survey, Question, Read, Reflect Recite, Review ( SQ4R ).
Penelitian ini merupakan penelitan jenis kuantitatif. Metode Penelitian yang digunakan ialah kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini ialah siswa SMK Negeri 3 Bandung. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang keduanya merupakan kelas eksperimen yaitu kelas X OTKP 1 sebagai kelas SQ3R dan kelas X AKL 1 sebagai kelas SQ4R. Instrumen dalam penelitian yang digunakan ialah tes uraian dengan instrumen penunjangnya ialah RPP dan lembar observasi sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas. Data yang dikumpulkan berupa pretest diberikan sebelum pembelajaran berlangsung dan postest diberikan setelah tiga pertemuan dilaksanakan. Data hasil pretest dan postest kemudian dianalisis menggunakan software SPSS untuk melihat pengaruh model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review ( SQ3R ) dan Survey, Question, Read, Reflect Recite, Review ( SQ4R ). Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect Recite, Review ( SQ4R ) memiliki keunggulan dibandingkan dengan model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review ( SQ3R ) secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.