Browse Items (57 total)
Sort by:
-
PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatar belakangi kurangnya konsentrasi dan rendahnya hasil belajar peserta didik di kelas III SDN Panyandaan 02. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode jarimatika yang dapat meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar peserta didik kelas III di SDN Panyandaan 02. Metode pada penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One-Shot Case Study. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Panyandaan 02. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas III/A yang berjumlah 20 peserta didik dan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan satu kelas yaitu peserta didik kelas III/A SDN Panyandaan 02. Instrumen yang digunakan yaitu penilaian tes, lembar observasi, dan dokumentasi dan data dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pretest yang memenuhi KKM adalah 11 peserta didik dan pada posttest yang memenuhi KKM adalah 20 peserta didik. Hal ini menunjukkan dari pretest dan posttest nilai ketuntasan klasikal peserta didik mengalami peningkatan dan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan konsentasi dan hasil belajar peserta didik -
Penerapan Metode Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kurang dari yang diharapkan. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam rendah karena menggunakan metode ekspesitori yang terdiri atas ceramah, tanya jawab, dan tugas yang mungkin dianggap para pendidik metode paling praktis dan mudah dilaksanakan tetapi kurang efektif. Pada kenyataannya pemahaman peserta didik dalam mempelajari konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam tidak sesuai dengan harapan pendidik. Penelitian ini mencoba menerapkan Metode Kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kontekstual. Subjek penelitian ini adalah peserta didik di kelas III semester II SDN Ciateul yang berjumlah 56 peserta didik yang terdiri dari 28 peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan 28 peserta didik sebagai kelompok kontrol.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan soal tes. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kontekstual menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran. Peserta didik terlihat lebih aktif dan merasakan suasana seperti nyata, karena dalam pembelajaran lebih konkret dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan softwere Excel dan SPSS versi 24, diperoleh hasil observasi penerapan Metode Kontekstual dapat dilakukan pendidik dengan baik dengan menghitung interpretasi sebanyak 87,5% (baik) dan berdasarkan hasil pengujian signifikasi uji-t pada soal tes terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan, hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antar kelompok eksperimen dan kontrol setelah perlakuan dan menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapatkan materi dengan menggunakan metode kontekstual terdapat peningkatan hasil belajar. -
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DI SEKOLAH DASAR KELASPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS dengan penerapan metode Index Card Match di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ciwidey 06 dengan menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Ciwidey 06 yang berjumlah 60 peserta didik yang terbagi menjadi 2 kelas, kelas IV A dan kelas IV B. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah sample sama dengan jumlah populasi. Teknik analisis data meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Setelah mendapatkan hasil belajar pretest dan posttes peserta didik pada kedua kelas, nilai tersebut dianalisis hingga diperoleh hasil akhir yang dinyatakan dengan uji beda rata-rata nilai untuk kelas kontrol adalah 8,4 dan rata-rata nilai untuk kelas eksperimen adalah 34,6. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Index Card Match dapat meningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar dan berdasarkan hasil pembuktian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik yang signifikan dengan penerapan metode Index Card Match pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar ” dapat diterima.. -
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mengenai hasil belajar peserta didik yang rendah, terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh Informasi mengenai Model Cooperative tipe Talking Stick.pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dalam peningkatan hasil belajar peserta didik. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN Cicalengka 10 dengan jumlah sebanyak 60 peserta didik. Penarikan sampel secara random sehingga terpilih peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing – masing peserta didik yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pre-test dan post-test peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS versi 24 untuk melihat peningkatam hasil belajar peserta didik menggunakan model Cooperative learning tipe Talking Stick. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji gain yang menunjukan bahwa model Cooperative Learning tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Peningkatan tersebut dilihat dari setiap indikator hasil belajar peserta didik yang mencakup pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Kesimpulannya dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar secra signifikan dalam menerapkan model Cooperative learning tipe Talking Stick dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar dapat diterima. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada pendidik gar dapat menggunakan model Cooperative learning tipe Talking Stick sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah dasar . -
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Judul penelitian ini adalah Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Pidik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan model cooperative learning tipe STAD di kelas IV SDN 005 Babakan Ciparay dan mengukur pengaruh penggunaan model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di SD. Model cooperative learning tipe STAD melibatkan peserta didik untuk kritis, sikap terhadap perbedaan. Teori model pembelajaran yang digunakan adalah teori belajar menurut konstruktivisme yang dipelopori oleh Piaget dkk dikembangkan Rusman 2017. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SDN Babakan Ciparay Bandung yang mengikuti pembelajaran IPA sebanyak 137 siswa yang terdiri atas empat kelas yaitu kelas IVA,IVB, IVC,kelas IVD dan yang terpilih menjadi sample kelas IVC menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol ialah IVD. Digunakan teknik cluster random sampling. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan kuasi eksperimen. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik dianalisis dengan software SPSS untuk melihat hasil belajar peserta didik dengan penerapan model cooperative learning tipe STAD. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukkan bahwa model cooperative learning tipe STAD memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang menggunakan penerapan model ceramah. -
Penerapan Model Make and Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan Sederhana Matematika di Sekolah Dasar
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil belajar matematika peserta didik kelas III MI Al-Islam Cidawolong materi pecahan sederhana dengan menggunakan model pembelajaran make and match. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III MI Al-Islam. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara dan tes tertulis. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi peserta didik dan tes tertulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: hasil belajar matematika dengan menggunakan Model Make and Match peserta didik kelas III MI Al-Islam Cidawolong mengalami peningkatan pada materi pecahan sederhana. Peningkatan tersebut disebabkan dalam menjelaskan aturan model pembelajaran dengan model Make and Match memberikan simulasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model Make and Match. Dengan demikian peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan model Make and Match sesuai dengan aturan permainan. -
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Skolah Dasar
Penelitian ini di latarbelakangi dengan masalah hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA yang rendah. Teridentifikasi ada dua hal yang menyebabkan ketidakberhasilan peserta didik tersebut, yaitu pemilihan metode pembelajaran yang kurang sesuai dan penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dilandasi oleh teori konstruktivisme, yaitu suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Desain penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan pola non equivalent control groups desaign. Kelompok control non equivalen di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung. Dalam penelitian ini kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas control dengan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan tes. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan soal tes. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk memperoleh data kuantitatif dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk data kualitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposif. Hasil analisis data dilakukan dengan uji beda rata-rata atau uji-t. Tingkat signifikansi 0,05 melalui dari hasil tes pretes dan postes yang diberikan kepada peserta didik dan kajian hasil observasi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelompok eksperimen, sehingga ditemukan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi alternatif pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR OPERASI
HITUNG BILANGAN PECAHANPenelitian ini berangkat dari kesulitan belajar yang dialami peserta didik kelas IV SDN Bojong 02 Kecamatan Majalaya dalam pembelajaran matematika terutama dalam pembahasan pecahan. Serta bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai media pembelajaran yang dapat mempermudah pembelajaran pecahan. Penelitian ini bersifat penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan mengatasi kesulitan belajar operasi hitung bilangan pecahan yang ada di kelas. Subyek penelitian yang digunakan adalah peserta didik Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojong 02 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan wawancara, lembar observasi, tes hasil belajar, dan angket. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan pembelajaran matematika dialami oleh siswa kelas IV SDN Bojong 02 Kec. Majalaya sebelum diterapkan model pembelajaran Make A Match, dan dapat teratasi setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan menggunakan media gambar pada mata pelajaran matematika pembahasan pecahan di kelas IV SDN Bojong 02 Kecamatan Majalaya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata keaktifan siswa dari observasi mengalami peningkatan. -
Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dan terencana dengan membangun aspek kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Rendahnya hasil belajar dengan pembelajaran konvensional disebabkan tidak menyeluruhnya penguasaan terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran Number Heads Together (NHT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi eksperimen, populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III Sekolah Dasar dengan mengambil sampel dua kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua kelas ini diberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelas kontrol melaksanakan pembelajaran secara konvensional sedangkan kelas eksperimen dengan model pembelajaran Number Heads Together (NHT) dalam materi pembelajaran “Ciri- ciri dan kebutuhan Mahluk Hidup”. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar hasil belajar. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Hasil Penelitian diperoleh bahwa kenaikan rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, setelah dilakukan uji normalitas,uji homogenitas dan uji t, hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan pembelajaran yang lebih baik pada kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Number Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Number Heads Together (NHT). -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Kota Bandung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT), serta mengetahui adanya perbedaan peningkatan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran matematika kelas IV SD antara model TGT dengan metode konvensional. Sampel pada penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas IVA sebanyak 38 orang, dan kelas IVB sebanyak 38 orang. Kelas IVA ditetapkan sebagai kelas kontrol, dan kelas VIB ditetapkan sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi perlakuan model teams games tournament (TGT) sedangkan kelas kontrol tanpa perlakuan. Instrumen penelitian ini adalah tes subjektif yang mencangkup enam indikator kognitif. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis, penerapan model teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik, serta terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kognitif antara penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika kelas IV SD. Model pembelajaran team games tournaments (TGT) lebih baik dari metode konvensional dan dapat dijadikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. -
Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran matematika realistik pada mata pelajaran matematika di kelas III SD Negeri Isola 1-2 Kecamatan Sukasari, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji-t, yang menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu, dari hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat proses belajar matematika dengan pembelajaran matematika realistik, interaksi peserta didik dengan guru dan peserta didik lainnya sangat terlihat, aktivitas belajar lebih terfokus pada peserta didik, tidak didominasi oleh guru. Guru lebih bersifat membimbing dan mengarahkan peserta didik pada kegiatan yang harus dilakukan mereka. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik pada kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa kelas yang memperoleh perlakuan pembelajaran matematika realistik mendapatkan peningkatan hasil belajar yang lebih baik.