Browse Items (30 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Judul penelitian ini adalah Penerapan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Masalah yang diteliti yaitu rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengukur penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas V SDN 066 Halimun Bandung. Penelitian ini adalah penelitian Pre Eksperimen yang melibatkan satu kelompok yang diberi perlakuan. Populasi penelitian ini adalah sekuluh peserta didik kelas V SDN 066 Halimun Bandung pada semester ganjil tahun ajaran 2019-2020 yang terdiri atas 4 kelas dan dipilih 1 kelas sebagai sampel dengan menggunakan metode sampling purposive. Pengambilan data dilakukan dengan Lembar Observasi keterlaksanaan pembelajaran dan tes kemampuan berpikir kritis (pre test dan post test). Untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui penggunaan Model Problem Based Learning di analisis dengan menggunakan Paired-Sample T- Test. Hasil analisis data diperoleh dari berbagai uji, dapat dilihat bahwa nilai signifikasi lebih dari 0,05 serta nilai signifikasi Uji Beda kurang dari 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui penggunaan model Problem Based Learning (PBL). -
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DALAM MATA PELAJARAN IPA
Latar belakang penelitian ini adalah adanya permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti melakukan penelitian dengan rumusan masalah : apakah penerapan model contextual teaching learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA dan Bagaimana kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar pada pembelajaran IPA setelah penerapan model contextual teaching learning. Tujuan penelitian ini ialah untuk medeskripsikan hasil penerapan model contextual teaching learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA dan untuk mendeskripsikan hasil kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA setelah penerapan model contextual teaching learning. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi library research. Penelitian ini menggunakan jurnal dan skripsi yang terkait dengan penelitian, kemudian dianalisis dan disimpulkan. Kesimpulan dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar masih dalam keadaan kurang maksimal sehingga masih memerlukan bimbingan, latihan dan pembelajaran lebih lanjut. -
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM POSING PADA SPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bandung. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas V dan dipilih dua kelas untuk kelas kontrol dan eksperimen. Pada penelitian ini kelas eksperimen mendapatkan perlakuan model problem posing sedangkan kelas kontrol tanpa perlakuan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh penerapan model problem posing terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Menggunakan Model Problem Posing Pada Peserta Didik Sekolah Dasar” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model problem posing secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik ditinjau dari kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika di SD. Model pembelajaran problem posing dinilai lebih baik dari metode pembelajaran konvensional dan dapat dijadikan model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Bina warga kelas X yang sedang mempelajari mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Penarikan sampel dilakukan dengan cara sampling purposive, sehingga dipilihlah kelas X-Akuntansi 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-Akuntansi 2 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa dari masing-masing sampel adalah 35 siswa. Penelitian dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama diberikan pretest berupa tes tulis pada kelas kontrol dan eksperimen sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, dan pada pertemuan kedua diberikan postest setelah selesai kegiatan pembelajaran. Kelas kontrol menggunakan model/metode pembelajaran yang biasa digunakan guru mata pelajaran tersebut sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran PBL. Data hasil pretest dan postest diolah menggunakan SPSS IBM versi 21 dan Microsoft Excel untuk dianalisis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik non-parametrik uji Mann Whitney. Hasil pengujian menunjukan bahwa kelas yang menggunakan model pembelajaran PBL memiliki keunggulan, yaitu peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang signifikan dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran tersebut. Keunggulan tersebut dilihat dari indikator berpikir kritis yang mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi serta mencipta yang lebih baik setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka disarankan untuk menggunakan model pembelajaran PBL dalam kegiatan belajar mengajar agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan dengan baik sehingga mengalami peningkatan, selain itu model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dimana siswa dituntut untuk benar-benar aktif karena siswa berperan sebagai pusat pembelajaran. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilatar belakangi pada masalah pelaksanaan langkah-langkah penerapan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar dan terdapat pengaruh peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori Shoimin (2014) tentang model kooperatif tipe dan pengertian dari Numbered Head Together (NHT). Teori Suprijono (2016) tentang kemampuan berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods (kualitatif-kuantitatif) dengan Sampel adalah peserta didik kelas IV B-C dengan jumlah masing-masing 30 orang, instrument yang digunakan berupa tes uraian yang telah diuji sebelumnya dengan validitas dan reliabilitas. Hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis setelah diberikan perlakuan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) di kelas eksperimen dengan penggunaan model konvensional di kelas kontrol. Maka didapatlah skor nilai rata-rata kelas eksperimen 0,431 dan 0,241 untuk nilai rata-rata kelas kontrol. -
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sulitnya peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui soal cerita yang dianggap sukar, hal ini didukung oleh proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik berpikir secara kritis. Model problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan bagi pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan model problem based learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika serta menguji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Grup Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen mendapat model problem based learning dan kelas kontrol mendapat model konvensional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas IV di SDN CICALENGKA 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara sampel jenuh dengan menggunakan seluruh peserta didik kelas IV yang terdiri dari IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data digunakan untuk melihat penerapan model problem based learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diberikan model problem based learning serta terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Oleh karena itu model problem based learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. -
PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika yaitu kegiatan pembelajaran yang belum sepenuhnya melibatkan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, masih rendahnya kemampuan yang dimiliki peserta didik terutama kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita yang membutuhkan penjelasan secara terperinci dan jawaban kritis peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi penerapan metode Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Banjaran 02 Kabupaten Bandung sebanyak 60 peserta didik. Pada penelitian ini terdapat sampel dua kelas yaiu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terdiri dari 30 peserta didik untuk setiap kelas.Instrumen yang digunakan yaitu soal pretest dan postest kemampuan berpikir kritis serta lembar observasi. Data yang kumpulkan berupa hasil pretest dan postest peserta didik kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS versi 22 untuk melihat penerapan metode Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji Anova dan uji-t yang menunjukan bahwa metode Group Investigation memiliki keunggulan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dari berbagai uji dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05 serta nilai signifikansi uji beda kurang dari 0.05. Hasil penelitian menunjukan 1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diterapkan metode Group Investigation. 2) terdapat peningkatan berpikir kritis peserta didik dengan menerapkan metode Group Investigation pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. -
Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik di sekolah dasar. Kenyataan dilapangan berpikir kritis dalam mata pelajaran IPA yang ditemukan peneliti yaitu peserta didik kurang mampu dalam menganalisis sebuah pernyataan serta memberikan penjelasan secara sederhana mengenai hubungan manusia dengan likungannya, peserta didik hanya bisa menjelaskan apa yang dinyatakan oleh pendidik.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti membuat model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya, yaitu model Contextual Teaching and Learning (CTL), yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik peserta didik dalam pembelajaran IPA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, untuk mengetahui langkah-langkah implementasi model Contextual Teaching and Learning (CTL), serta mengetahui perbedaan dan peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif.. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Balonggede Bandung, dengan sampel penelitian dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang didasarkan pada penggunaan desain penelitian Pretest – Posttest Control Group Design.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengembangan model Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih mampu meningkatkan kemampuan berpikir kiritis peserta didik dalam pembelajaran matematika dibandingkan tidak menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
-
Pengaruh Penggunaan Model Example Non-Example Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di jenjang Sekolah Dasar. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan peserta didikdalam memahami IPA. Namun pada kenyataanya kemampuan berpikir kritis peserta didik ternyata masih rendah. Hal tersebut disebabkan pembelajaran yang masih berpusat pada guru, peserta didik kurang dalam mencari jawaban yang jelas dari setiap pertanyaan serta kesulitan mencari alasan atau argumen dalam memberikan tanggapan ketika guru meminta peserta didik menjawab, sehingga komunikasi yang terjadi tidaklah efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik Sekolah Dasar menggunakan model example non-example di bandingkan dengan menggunakan model konvesional Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas V SDN Negeri Nilem 067 Bandung tahun ajaran 2016-2017. Adapun sampel penelitiannya adalah peserta didik kelas VC sebagai kelas eksperimen dan kelas VA sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan berpikir kritis peserta didik dan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas proses pembelajaran peserta didik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata melalui program SPSS 22.0 for Windows yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran example non-example daripada peserta didik yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, diharapkan agar guru dapat menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran yang menantang bagi peserta didik dengan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam proses pembelajaran IPA. Demikian pula bagi kepala Sekolah agar dapat membantu pengembangan model pembelajaran ini demi perbaikan kualitas pembelajaran di Sekolah. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang serupa dengan ruang lingkup yang lebih luas. -
Pengembangan Model Pembelajaran Brain-Based Learning Terhadap Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Kegiatan pembelajaran saat ini belum berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir pada peserta didik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran brain-based learning dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan Reseach and Development (R&D), di dalamnya termasuk penggunaan model deskriptif dan penelitian pelaksanaan tindakan. Metode R&D dibagi menjadi tiga langkah yaitu tahap studi pendahuluan, tahap perancangan dan pengembangan produk, serta tahap evaluasi dan uji coba produk. Populasi dari penelitian ini adalah peserta didik SDN Pameungpeuk 1 Banjaran Kabupaten Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik kemudian dianalisis dengan software SPSS, dilakukan perhitungan uji-t dan uji gain untuk melihat perbedaan dan peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan mengembangkan model brain-based learning. Pengembangan model brain-based learning yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara signifikan adalah model yang dipadukan dengan talking stick, musik mozart, dan senam otak (brain gym). -
Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ekonomi
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masalah rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik di Sekolah. Teridentifikasi ada dua hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik tersebut adalah rendahnya daya ingat peserta didik dan model pembelajaran yang digunakan. Model Discovery Learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Model ini dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di Sekolah. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperiman semu dengan pola Nonequivalent Control Group Design. Dalam penelitian ini, kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan model Discovery Learning, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dapat dilihat antara skor kelas eksperimen yang menggunakan model Discovery Learning dalam pembelajarannya dengan skor kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan pendidik. Oleh karena itu, penerapan model Discovery Learning dapat menjadi model pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di Sekolah. -
Pengembangan Media Pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran ekonomi.Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis mampu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, membuat inferensi, memberikan penjelasan lebih lanjut dan mengatur strategi dan taktik.Upaya guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran belum berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir kritis. Media yang digunakan oleh guru, sebagai alat bantu cenderung kurang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan permasalahn tersebut, maka perlu sebuah inovasi dalam media pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.Media yang digunakan yaitu media pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) didalamnya termasuk penggunaan model deskriptif dan penelitian tindakan.Pelaksanaan metode R&D dibagi menjadi tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Populasi yang digunakan adalah kelas X IPS dan kelas X lintas minat SMAN 12 Bandung. Pengambilan sampel untuk uji coba menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan hubungan tertentu yaitu berdasarkan saran dari guru mata pelajaran ekonomi maka sampel yang digunakan untuk uji coba terbatas dilakukan di kelas X IPS 3 dan uji coba luas di kelas X IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan X IPS 1 sebagai kelas kontrol dengan Quasi Eksperimental Design bentuk Matching Pretest-Postest Control Group Design. Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 23, Anatest v.24 dan Mc. Office Excel 2007. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan Media Pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa.