PENGARUH METODE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Metode course review horay
Pemahaman konsep.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Course Review Horay Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA setelah diberikan metode course review horay. Teori yang digunakan adalah teori Anderson dan Shoimin. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuasi eksperimen, dimana peserta didik dibagi ke dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Data yang digunakan diperoleh dari hasil uji N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian nilai tersebut dilakukan uji hipotesis dengan langkah menguji normalitas, uji-anova, dan uji-t. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode course review horay terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar.
Risnanda Karisma Yunita I NPM: 40154030140108
Anderson, Lorin W. dan Krathwol, David R.Terj, Prihantoro, Agung (Ed. Baru, Cet II). (2017). Kerangka Landasan Untuk Pembeleajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Zainal. (2014). Evaluasi Pembelajara. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dimiyati dan Mudjiono. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Handayani, Dri. & Wardani W. Wulan. (2015). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas VIIID SMP N I Kasihan. [online]. Tersedia. https://media.neliti.com/media/publications/76217-ID-upaya-meningkatkan-pemahaman-konsep-mate.pdf . Volume 2 No. 1 (2015). [15 Maret 2018]
Heriawan, Adang et. al. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G).
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karitas, Diana W., Susilawati, Fransiska, dan Astuti, Irene M. (2017). Tematik Terpadu kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lestari, Eka K. dan Yudhanegara, Muhammad R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.
Maryam, S. dkk. (2016). Penerapan Model Pembelajra Kooperatif Tipe Course Review Horay untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Keliling dan Luas Persegi Panjang di Kelas VII SMP Negeri Marawola. [Online]. Tersedia. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/. Volume 04 (September 2016). [17 Desember 2017].
Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: alfabeta.
Widiadnyana, Sadia, dan Suastra. (2014). Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. [Online]. Tersedia. http://119.252.161.254/e-journal/index.php. Volume 4 (2014). [25 Januari 2018].
Widiawati, N. dkk. (2015). Analisis Pemahaman Konsep dalam Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD di Gugus II Kecamatan Banjar. [Online]. Tersedia. https://p2m.undiksha.ac.id. Volume 03 (2015). [20 Mei 2018].
Utami, P. Dkk. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) Berbantuan Media Benda Kongkrit Terhadap hasil Belajar IPA. [online]. Tersedia. https://ejournal.undiksha.ac.id. Volume 4 (2016). [20 Mei 2018]
PGSD FKIP UNLA
2018
Dr. Hj. Reviandari W., Dra., M.Pd.
Farid S. Nurdin, S.,M.Stat.
PDF
SKRIPSI
PENGARUH MODEL CONNECTING, ORGANIZ ING, REFLECTING, EXTENDING (CORE )TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Model pembelajaran Connecting Organizing Reflecting Extending (CORE),
Kemampuan Pemahaman Konsep.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang diindikasikan peserta didik kurang mampu untuk fokus pada saat pembelajaran, menjadikan peserta didik kurang mampu menginterpretasikan konsep yang telah dipelajari, kurang mampu mengklasifikasikan konsep, serta tidak mampu merangkum konsep yang telah dipelajari sehingga kesulitan dalam menyimpulkan materi, daya pikir kritis kurang terlatih, dan daya ingat peserta didik dalam memahami suatu konsep/informasi tidak bertahan lama. Penelitian ini dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent Control Group Desaign. Populasi pada penelitian ini melibatkan seluruh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 255 Griya Bumi Antapani Bandung. Pengambilan sampel yang diambil hanya dua kelas yang berjumlah 60 orang, yang berasal dari kelas eksperimen 30 orang dengan menggunakan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) dan Kelas kontrol 30 orang. Pengambilan data menggunakan instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan lembar observasi. Data hasil pretest dan postest siswa kemudian dianalisis menggunakan SPSS. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah uji normalitas yang memperoleh hasil pretest kelas kontrol : 10,70 dan kelas eksperimen : 10,97 sedangkan hasil posttest kelas kontrol : 0,486 dan kelas eksperimen : 0,353 , setelah itu dilakukan uji homogenitas yang memperoleh hasil pretest 0,907 dan postest 0,198 , hasil uji perbedaan rata-rata (uji t) pretest 0,550 dan posttes 0,000 dan memperoleh uji normal gain 0,000 yang rata-rata N-Gain kelas eksperimen : 0,59 sedangkan rata-rata N-Gain kelas kontrol : -0,01. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka peneliti menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep di sekolah dasar. Oleh karna itu hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik setelah penerapan model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar” dapat diterima.
Suciana Nurdianti I NPM : 41154030140042
Anas, Suddijono. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo
Anderson, L.W dan Kartwohi (2010)
http://www.tintapendidikanindonesia.com/2016/09/indikator
pemahaman-suatu-konsep.html
Arifin, Zaenal. (2014). Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Funk, H. Koenig,
M. Koithan, U.
Depdiknas .(2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta
: Depdiknas.
Fajri, EM Zul, Ratu Aprilia Senja. (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Difa Publisher.
Hamalik, Oemar, (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan.
Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Harmsen. (2013). Pengaruh Model Core.Journal Critique dalam Yuniarti.
Jacob, C. (2005). Pengembangan Model CORE dalam Pembelajaran Logika
dengan Pendekatan Reciprocal Teaching bagi Siswa SMA Negeri 9
Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang. Bandung: Laporan Piloting FPMIPA
UPI.
Mertodiharjo. (1980). Kadiyono dan Mulyono. Mengajarkan Konsep Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana. (1999). Strategi Belajar
Mengajar,.Depdikbud.
Samatowa, Usman. (2010), Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta :
Indeks.
Santi Yuniarti, (2013). Pengaruh Model CORE Berbasis Kontekstual Terhadap
Kemampuan. Bandung. Alfabeta.
Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
Siswanto, W. (2016). Model Pemblajaran Menulis Cerita Buku Panduan untuk
Guru Ketika Mengajar Menulis Cerita. Bandung: PT Refika Aditama.
Sudjana, Nana. (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung. Alfabeta.
Suharso dan Ana Retnoningsih, (2009) Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux.
Semarang: CV.Widya Karya, 2009.
Suyanto. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pusaka.
Tjitrooepomo, G. (2000). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta. Bumi Aksara.
Winkel dan Mukhtar dalam Sudaryono .(2012). Dasar-Dasar Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
Yuwana Siwi Wiwaha Putra.(2013). Keefektifan Pembelajaran CORE
Berbantuan CABRI Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik
Materi Dimensi Tiga.FPMIPA UNNES Semarang.
PGSD FKIP UNLA
2018
H. A. Shofyanis, Drs., M.Ed., Ph.D
Rina Kurnia, S.Pd., M.Pd
PDF
SKRIPSI