Browse Items (15 total)
Sort by:
-
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA SMA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran matematika di kelas biasanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimiliki siswa. Kemampuan pemecahan masalah matematis termasuk kedalam kemampuan berpikir tingkat tinggi dan merupakan salah satu kompetensi yang penting untuk dimiliki siswa. Hal tersebut disebabkan karena guru jarang melatih kemampuan pemecahan masalah matematis siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA melalui penerapan strategi pembelajan Multiple Intelligences (MI). Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Soreang tahun ajaran 2017-2018. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas X IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 5 sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis dan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk melihat kemampuan majemuk siswa dan aktivitas proses pembeljaran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t, willcoxon, dan mann-withney melalui program SPSS 22.0 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa terdapat peningkatan yang lebih baik kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan strategi pembelajan MI daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional. -
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMK dengan menggunakan model pembelajaran Osborn. Digunakan kuasi eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di salah satu SMK Kota Bandung. Penelitian ini melibatkan 54 siswa sebagai sampel. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang dambil sebanyak dua kelas yaitu kelas XI Akuntansi-1 yang berjumlah 27 siswa sebagai kelas ekperimen dengan memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Osborn. Kelas XI Akuntansi-2 yang berjumlah 27 siswa sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengambilan data kemampuan pemecahan masalah matematis melalui essay 12 butir soal untuk data kuantitatif. Lembar observasi digunakan untuk data kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap hasil pretes dan postes kedua sampel dengan menggunakan Uji-t, sedangkan data kualitatif dianalisis berdasarkan hasil lembar observasi untuk melihat partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Osborn. Berdasarkan hasil penelitian diidentifikasi bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMK melalui penerapan model pembelajaran, dan capaian peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMK yang belajaranya menggunakan model pembelajaran Osborn lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran. -
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji adanya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Melalui Penerapan Model Pembelajaran Open Ended. Pembelajaran Matematika yang dirasakan saat ini masih kurang dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat aktif, kreatif, inisiatif dan informasi yang didapatkan oleh siswa hanya terpusat pada guru, cara ini tentu tidak dapat mendorong aktifitas siswa dalam belajar matematika, sehingga proses belajar siswa menjadi kurang. Akibatnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa saat ini masih rendah. Untuk itu perlu adanya alternatif model pembelajaran yang dapat mendukung proses belajar dikelas menjadi lebih aktif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa. Model pembelajaran Open Ended mungkin dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara terbuka sehingga kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat meningkat. Dengan pembelajaran Open Ended pemecahan masalah matematis siswa dapat dikerjakan dengan berbagai macam cara penyelesaian dalam menyelesaikan suatu masalah. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP di Banjaran. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang akan diambil ditentukan dengan cara random sehingga terpilihlah siswa kelas VIII - G untuk kelas kontrol dan siswa kelas VIII - I untuk kelas eksperimen sebagai objek penelitian. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen terdiri atas 40 orang dan kelas kontrol terdiri atas 38 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang merupakan data kuantitatif dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Data hasil pretest dan postest siswa tersebut kemudian dianalisis dengan softwere SPSS. Data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan uji deskriptif, uji normalitas, uji homogenitas dan uji perbedaan rata-rata. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk melihat aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran di kelas. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (a) Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran Open Ended. (b) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran Open Ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW ( SQ3R ) DAN SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT RECITE, REVIEW ( SQ4R ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecehan masalah matematis melalui model pembelejaran Survey, Question, Read, Recite, Review ( SQ3R ) dan Survey, Question, Read, Reflect Recite, Review ( SQ4R ).
Penelitian ini merupakan penelitan jenis kuantitatif. Metode Penelitian yang digunakan ialah kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini ialah siswa SMK Negeri 3 Bandung. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang keduanya merupakan kelas eksperimen yaitu kelas X OTKP 1 sebagai kelas SQ3R dan kelas X AKL 1 sebagai kelas SQ4R. Instrumen dalam penelitian yang digunakan ialah tes uraian dengan instrumen penunjangnya ialah RPP dan lembar observasi sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas. Data yang dikumpulkan berupa pretest diberikan sebelum pembelajaran berlangsung dan postest diberikan setelah tiga pertemuan dilaksanakan. Data hasil pretest dan postest kemudian dianalisis menggunakan software SPSS untuk melihat pengaruh model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review ( SQ3R ) dan Survey, Question, Read, Reflect Recite, Review ( SQ4R ). Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect Recite, Review ( SQ4R ) memiliki keunggulan dibandingkan dengan model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review ( SQ3R ) secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
-
META-ANALISIS PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besar pengaruh penerapan model pembelajaran creative problem solving terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode meta analisis dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar coding data. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penerapan model pembelajaran creative problem solving berpengaruh dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan effect size termasuk kategori besar. Penerapan model pembelajaran creative problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis jika ditinjau berdasarkan jenjang pendidikan, pengaruh yang paling besar terdapat di jenjang pendidikan SLTP. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan materi pelajaran, materi SPLDV memiliki besar pengaruh tertinggi. Serta jika ditinjau berdasarkan wilayah, yang masuk kategori besar atau paling berpengaruh yaitu provinsi Aceh. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
(Studi Meta-Analisis)Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. metode yang digunakan adalah meta-analisis dengan cara menganalisis hasil-hasil penelitian berupa artikel yang telah dipublikasikan secara nasional yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa di tingkat sekolah menengah. Sampel yang dianalisis sebanyak tiga belas artikel dari jurnal yang terpublikasi secara nasional yang diterbitkan pada rentang tahun 2015-2020 pada jenjang SMP dan SMA yang membahas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengkodean atau coding data yang menyaring data dan informasi jurnal. Berdasarkan hasil analisis effect size secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai effect size masuk dalam kategori besar. Temuan dari analisis juga membuktikan bahwa model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis memberikan pengaruh dan efektif ditinjau dari aspek jenjang pendidikan, materi pelajaran dan media pembelajaran yang digunakan. Hal ini menunjukkan kesimpulan bahwa dalam studi ini, model pembelajaran problem based learning lebih efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. -
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat diperlukan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. Namun kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ternyata masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena jarang di latihnya kemampuan pemecahan masalah siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP melalui model pembelajan CTL. Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Kemala Bhayangkari Bandung tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas VII E sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 30 siswa dan kelas VII F sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 28 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis tertulis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t melalui program SPSS 22 Statistics yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-Tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa model CTL dapat Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran CTL lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. . Dengan demikian model pembelajan CTL dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA
Matematika adalah pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan, tanpa disadari matematika sering diterapkan dalam menyelesaikan setiap masalah kehidupan. Dalam era globalisasi ini individu dihadapkan harus inovatif, salah satu penunjang inovatif adalah mampu memecahkan suatu masalah. Namun ditemui di lapangan siswa terbiasa oleh soal rutin dan ternyata siswa sulit mengerjakan soal dalam bentuk pemecahan masalah, terlebih dengan kemampuan awal matematis siswa yang berbeda-beda. Tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan merencanakan penyelesaian masalah sampai dengan memberikan kesimpulan. Tujuan penelitian ini ialah menguji efektivitas model pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian ini ialah siswa SMA Negeri 11 Bandung dan sampel ditentukan dengan cara purposive sampling.Terdapat kelas XI IPA 2 sebagai kelas ekperimen yang terdiri dari 32 siswa dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 31 siswa. Instrumen penelitian ini adalah tes uraian dengan instrumen penunjangnya adalah RPP dan lembar observasi sebanyak tiga kali pertemuan. Data yang dikumpulkan berupa pretest dan postest. Data hasil pretest dan postest dianalisis menggunakan software SPSS untuk melihat efektivitas model pembelajaran Team Assisted Individualization. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji anava dua jalur menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis jika diukur berdasarkan kemampuan awal siswa dan model pembelajaran, tanpa menghubungkan keduanya. -
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika yaitu rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis terutama dalam menyelesaikan soal cerita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Polya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 008 Mohamad Toha Kota Bandung. Pada penelitian ini terdapat sampel dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terdiri dari 22 peserta didik untuk setiap kelas. Instrumen dalam penelitian berupa soal berbentuk essay sebanyak 4 butir untuk mendapatkan data kemarnpuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.serta lembar observasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan postest peserta didik kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS versi 22 untuk melihat penerapan strategi pembelajaran Polya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Hasil analisis data diperoleh dari berbagai uji dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05 serta nilai signifikansi uji beda kurang dari 0.05. Hasil penelitian menunjukan 1) Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di kelas IV sekolah dasar dengan menerapkan strategi pembelajaran Polya. 2) Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diterapkan strategi pembelajaran Polya. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Model Penemuan Terbimbing di Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui model penemuan terbimbing dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan model penemuan terbimbing dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan sifat penelitain kuantitatif. Sampel berjumlah 50 peserta didik, 25 orang di kelas kontrol dan 25 orang di kelas eksperimen.. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui model penemuan terbimbing di kelas IV SD; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan model penemuan terbimbing dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar, hal ini terjadi karena kekurangan dari berbagai pihak termasuk dalam pembelajarannya belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis dapat meningkat melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen yang dilakukan pada peserta didik kelas V di SDN Taman Kopo Indah Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung tahun ajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 peserta didik kelas V B yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan 32 peserta didik kelas V A yang bertindak sebagai kelas kontrol. Adapun tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe soal subjektif, karena tipe tes ini memungkinkan peneliti dapat melihat proses peserta didik dalam berpikir dan menjawab soal yang diberikan juga dalam jawaban uraian dapat terlihat kesalahan serta kesulitan peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS. -
PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik masih rendah, terutama dalam bentuk soal cerita dalam materi pecahan yang sulit untuk menentukan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan model problem-based learning sesuai dengan indikator pembelajaran, perbedaan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis dan perbedaan peningatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN 110 Pasirkaliki Komarabudi Bandung yang berjumlah 100 orang. Sampel pada penelitian berjumlah 66 orang yang terdiri dari peserta didik kelas IV B sebagai kelas eksperimen dan kelas IV C sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi dan soal pretest dan posttest. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest peserta didik yang kemudian dianalisis dengan software SPSS 24.0 for windows untuk melihat pengaruh pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji gain, uji n-gain dan uji-t yang menujukkan bahwa model pembelajaran problem-based learning memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model problem-based learning secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar. Pengaruh tersebut dilihat dari masing-masing indikator model problem-based learning yang mencakup teknik pembelajaran yang dapat lebih memahami pelajaran, memberikan tantangan dan kepuasan dalam menemukan pengetahuan baru, terdapat peningkatan motivasi dan aktifitas dalam pembelajaran, mengirimkan pengetahuan dalam memahami permasalahan dunia nyata, bertanggung jawab dalam mengembangkan pengetahuan baru pada pembelajaran yang dilakukan, evaluasi secara mandiri terhadap proses maupun hasil belajar, perkembangan kemampuan berpikir kritis dan penyesuaian pengetahuan baru, adanya kesempatan dalam mengaplikasikan pengetahuan dunia nyata yang dimiliki, mengembangkan minat untuk terus belajar meskipun pendidikan formal telah selesai, menguasai konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah dunia dengan mudah. Kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan pengujian model problem-based learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar dan berdasarkan pembuktian terdapat pengaruh model problem-based learning yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar dapat diterima.