Browse Items (9 total)
Sort by:
-
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini membahas tentang “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif pada Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Picture and Picture di Sekolah Dasar” (Studi Kasus di Kelas 5C SDN 114 Bojongkoneng Bandung). Penelitian ini dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada pembelajaran IPA tentang organ gerak hewan dan manusia dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Penelitian ini menerapkan metode eksperimen dan analisis data menggunakan uji statistik. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, pengamat, dan juga peserta didik kelas 5C di SDN 114 Bojongkoneng Bandung sebanyak 30 orang peserta didik. Pengumpulan data peneliti menggunakan lembar observasi, tes berupa pre-test dan juga post-test. Hasil dari penelitian ini menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang organ gerak hewan dan manusia dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture secara signifikan. Selain itu, kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture membuat proses pembelajaran menjadi lebih aktif, materi yang tersampaikan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan juga perencanaan pebelajaran telah dilaksanakan dengan baik. Kemudian peneliti juga menyarankan dengan penggunaan model pembelajaran picture and picture sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan guru harus dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Guru juga harus lebih memperhatikan waktu yang digunakan jika ingin menggunakan model pembelajaran dengan baik. -
PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh pendekatan open ended terhadap kemampuan berpikir kreatif dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Populasi dari penelitian iyalah peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 110 Pasirkaliki Komarabudi Bandung. Penarikan sampel ditentukan dengan cara tidak random karena sampel ini didapatkan berdasarkan rekomendasi rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 110 Pasirkaliki Komarabudi. Peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV C untuk kelas kontrol. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended, sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran dengan model ekspositori. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan observasi. Instrument yang digunakan yaitu esai sebanyak lima soal untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas IV. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tiga kali perlakuan, data yang dikumpulkan yaitu data pretest sebelum diberi perlakuan dan data posttest setelah diberi perlakuan. Setelah diperoleh data tersebut kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS 20.0 for windows. Kemudian di analisis uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji N-gain. Berdasarkan hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan open ended dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Pendidik di sekolah dasar disarankan untuk menggunakan pendekatan open ended sebagai salah satu solusi pendekatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR
SHARE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERFIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMK
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang
pendidikan mulai dari SD hingga SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Matematika
sangat penting, baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Kemampuan
berpikir kreatif matematis masih sangat diperlukan siswa dalam memahami
matematika. Namun kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa SMK melalui model pembelajaran Think Pair Share. Populasi
penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 kelas X. Untuk mencapai tujuan
penelitian ini pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling dimana penentuan sampelnya berdasarkan pertimbangan tertentu.
Sehingga ditentukanlah siswa kelas X PM 3 sebagai kelas eksperimen dan X PM
5 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa masing-masing kelas yaitu berjumlah 28
siswa. Instrumen pembelajaran yang digunakan yaitu silabus yang telah
ditentukan oleh permendikbud, membuat desain RPP sendiri yang disesuaikan
dengan model pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan untuk masing-masing
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa data hasil
pretes dan postes. Data hasil pretes dan postes tersebut dianalisis dengan software
SPSS untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematis.Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis
tersebut diperoleh :
1. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMK yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Think Pair Share lebih baik dari pada pembelajaran konvesional. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
didik dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Negeri 3 Bandung pada mata pelajaran bisnis online dalam bidang bisnis daring dan pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental design dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dan penelitian ini bersifat kuantitaf. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung Kelas XI Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) 1 adalah kelas eksperimen dan XI Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) 2 adalah kelas kontrol. Teknik pengambil sampel dilakukan secara tidak random. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar tes. Teknik analisis data dengan uji hipotesis. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian penggunaan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adanya pengaruh dalam proses pembelajaran mata pelajaran Bisnis online dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. -
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang dapat terlihat ketika pendidik memberikan sebuah permasalahan pada peserta didik tidak dapat memecahkannya, sulit mengeksplore ide atau gagasannya, serta sulit menghasilkan karya yang baru . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dilakukan dengan sangat baik atau tidak, sehingga jika baik maka akan terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan purposive sampling, dimana populasi adalah semua peserta didik kelas XI SMAN Negeri 8 Bandung dan sampel pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas X IPS 3 sebagai kelas kontrol yang terdiri masing-masing kelas berjumlah 34 orang peserta didik. Instumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan lembar penilaian unjuk kerja kemampuan berpikir kreatif maka data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pretest (penilaian unjuk kerja awal) dan posttest (penilaian unjuk kerja akhir) yang kemudian di analisis data dengan menggunakan software SPSS 25.0 for windows untuk melihat penerapan model pembelajaran PjBL. Hasil pengujian hipotesis menggunakan lembar observasi, dan uji-t yang menunjukan bahwa model penerapan model PjBL di gunakan sangat baik, dan berdasarkan hasil pengujian statistik kemampuan berpikir kreatif peserta didik di kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan di bandingkan sebelum menggunakannya. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPALatar belakang penelitian ini adalah permasalahan yang dialami oleh
peserta didik dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti melaksanakan penelitian
dengan rumusan masalah : Apakah penerapan model kooperatif tipe group
investigation dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik
sekolah dasar pada pembelajaran IPA dan Bagaimana kemampuan berpikir
kreatif peserta didik sekolah dasar pada pembelajaran IPA setelah penerapan
model kooperatif tipe group investigation. Tujuan penelitian ini ialah untuk
mengidentifikasi apakah penerapan model kooperatif tipe group investigation
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik sekolah dasar pada
pembelajaran IPA dan untuk mendeskripsikan hasil kemampuan berpikir kreatif
peserta didik sekolah dasar pada pembelajaran IPA setelah penerapan model
kooperatif tipe group investigation. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan jenis studi library research. Penelitian ini mengumpulkan jurnal dan
skripsi yang terkait dengan penelitian, kemudian dianalisis dan disimpulkan.
Kesimpulan dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif peserta didik
sekolah dasar masih dalam keadaan kurang maksimal sehingga masih
memerlukan bimbingan, latihan dan pembelajaran lebih lanjut. -
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF PADA MATA PELAJARAN IPA
DI KELAS V SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model contextual teaching and learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan mendeskripsikan penerapan model contextual teaching and learning, menguji peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan menguji perbedaan kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN 008 Mohammad Toha berjumlah 60 orang yaitu kelas V C kelas kontrol dan V D kelas eksperimen dengan jumlah sampel yang sama yaitu 30 orang. Instrumen penelitian ini berupa lembar observasi untuk mengukur model contextual teaching and learning dan instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, uji paired sample t-test, uji-t independent t-test, dan uji gain. Hasil penelitian ini disimpulkan, bahwa dari hasil observasi penerapanmodel contextual teaching and learning sudah digunakan dengan sangat baik,terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik, dan terdapatperbedaan kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol -
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ulangan harian ekonomi sebelumnya, rata-rata nilai siswa yaitu 68,00. Hal ini berarti bahwa hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi masih rendah yakni dibawah nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah tersebut yaitu 78 dari skor ideal 100. Rendahnya rata-rata nilai mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS disebabkan oleh beberapa faktor yaitu bisa berasal dari siswa, guru, maupun dari lingkungan. Penyebab dari siswa yaitu pengetahuan siswa rendah, daya tangkap siswa rendah, cara berpikir siswa masih belum dikatakan kreatif, sikap siswa dalam belajar cenderung malas, dan penyebab dari guru yaitu metode pembelajaran yang digunakan belum tepat, gaya belajar monoton dan kurang merangasang siswa untuk berpikir kreatif. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu sebuah inovasi dalam proses pembelajaran dengan memilih model pembelajaran yang cocok dengan kurikulum 2013 agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat meningkatkan cara berpikir kreatif siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat menuntun siswa menjadi pemikir yang kratif adalah model pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning ini adalah model pembelajaran yang akan lebih menuntut siswa untuk mencari dan menggali sendiri konsep dan pemahaman dalam belajar. Model Discovery Learning juga termasuk ke dalam model-model yang beriorientasi pada pemroresan informasi dengan membantu siswa mengembangkan metode atau cara-cara memroses informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Untuk menangani masalah peserta didik yang kurang kreatif maka model pembelajaran ini cocok untuk meningkatkan kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Bandung dengan pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling dimana sampel tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Sehingga terpilih sampel XI IPS 2 yang menjadi kelas eksperimen dan XI IPA 2 yang menjadi kelas kontrol. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan berupa pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa secara tertulis dan lembar observasi untuk kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian ini diperoleh sebagai berikut, (1) Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif secara tertulis siswa SMA setelah diterapkan model pembelajaran Discovery Learning (2) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif secara tertulis siswa SMA yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran Scientific pada umumnya. -
Efektivitas Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Di dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif yang mencangkup kemampuan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), berpikir terperinci (elaboration). Namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kreatif siswa dilapangan masih rendah hal itu dikarenakan beberapa faktor yang diantaranya faktor penyebab paling dominan adalah model pembelajaran yang diberikan oleh guru belum tepat. Penelitian yang berjudul “ Efektivitas Model Pembelajaran Treffinger Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa” bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Treffinger terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran yang digunakan untuk mengukur berpikir kreatif siswa yaitu model pembelajaran Treffinger dan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehari – hari. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dan desain penelitian yang digunakan adalah pretest – posttest nonequivalent contrtol group design. Dalam penelitian ini siswa dibagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Treffinger dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang biasa diberikan oleh guru. Penelitian ini dilakukan di SMAN 27 Bandung dengan sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3. Tehnik pengumpulan data menggunakan tes tertulis berbentuk uraian. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) Dari hasil pengelohan data diketahui bahwa model pembelajaran Treffinger sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran biasa, (b) hasil awal dari pengolahan data disimpulkan bahwa kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda yang artinya sama dan dapat dikatakan homogen, (c) berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dibandingkan dengan model pembelajaran biasa, (d) hasil peningkatan dengan uji gain kelas eksperimen memiliki kualifikasi tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang mempunyai kualifikasi rendah. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kelas yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran Treffinger mendapatkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif yang lebih signfikan dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru.