PGSD - 2015
- Title
- PGSD - 2015
- Description
- Koleksi Skripsi Tahun 2015, masa ujian sidang Tahun Akademik 2014/2015.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Univeristas Langlangbuana
Dublin Core
Collection Items
-
Pengaruh Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Operasi Perkalian pada Peserta Didik Kelas II SDN Lengkong Besar 105 Bandung
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berhitung peserta didik kelas II masih kurang. Realita tersebut tergambar ketika proses belajar mengajar terjadi, khususnya pada saat mencongkak. Penggunaan alat peraga ini suatu upaya bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung perkalian bilangan asli dengan menggunakan media gambar pada peserta didik kelas II SDN Lengkong Besar 105 Bandung. Metoda yang digunakan ini adalah metoda Kuasi Experimen Nonequivalen. Subjek penelitian ini adalah peserta kelas II SDN Lengkong Besar 105 Bandung yang berjumlah 37 orang. Dari 37 peserta didik tersebut dibagi menjadi kelas kontrol 19 peserta didik dan kelompok eksperimen 18 peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga media gambar siswa terlihat senang, bersemangat, aktif, fokus belajar, senang bekerja dalam dalam kelompoknya. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil menunjukan bahwa kemampuan berhitung mata pelajaran matematika yaitu sebelum terjadi proses pembelajaran, dimana pada awalnya peserta didik merasa kesulitan untuk menghitung soal perkalian bilangan asli, setelah menggunakan media pembelajaran, peserta didik merasa lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal. Hal ini terlihat dari hasil nilai rata-rata prites kelas experimen sebesar 86.67 dan hasil nilai rata-rata postes kelas experimen sebesar 93.06. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada operasi perkalian. -
Penerapan Metode Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi pada Aspek Berbicara
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan kepada para peserta didik meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat aspek tersebut dalam makalah ini, peneliti hanya memfokuskan pada aspek berbicara. Aspek berbicara ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses berkomunikasi secara lisan. Dengan belajar berbicara peserta didik belajar berkomunikasi. Untuk dapat menjadi seorang pembicara efektif, tentu dituntut kemampuan menangkap informasi secara kritis dan efektif. Karena dengan memiliki keterampilan menangkap informasi secara efektif dan kritis, pembicara akan memiliki rasa tenggang rasa kepada lawan berbicara (pendengar), sehingga pendengar dapat pula menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif. Berbicara mengenai kemampuan menangkap informasi berarti kita berbicara pula mengenai aktivitas menyimak. Tentu hal tersebut berkenaan dengan kegiatan menyimak tepat guna dan menyimak efektif. Oleh karena itu, para peserta didik perlu dilatih sejak dini mengenai upaya menyimak tepat guna dan efektif agar kemampuan berbicaranya menjadi efektif pula. Dari latar belakang di atas perlu dicari alternatif lain sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik. Hal ini mengingat pentingnya pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha meningkatkan kemampuan berbahasa lisan di tingkat sekolah dasar, peneliti menggunakan teknik pengajaran berbicara yaitu teknik cerita berantai. Dipilihnya teknik cerita berantai ini karena mampu mengajak peserta didik untuk berbicara. Dengan teknik ini, peserta didik termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Peserta didik dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar peserta didik mempunyai keberanian dalam berkomunikasi. Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV A dan IV C SD Negeri Griya Bumi Antapani 14 Bandung dengan jumlah peserta didik kelas IV A adalah 45, peserta didik terdiri dari laki-laki 20 dan perempuan 25 orang, sedangkan jumlah peserta didik kelas IV C adalah 42, peserta didik laki-laki 21 dan perempuan 21 orang. Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode eksperimen semu (eksperimen kuasi). Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berbicara peserta didik mulai meningkat. Hasil post-test membuktikan bahwa kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau menggunakan metode konvensional mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, rata-rata yang diperoleh lebih tinggi kelas yang diberikan perlakuan atau kelas yang menggunakan metode cerita berantai. Uji hipotesis menyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa penerapan metode cerita berantai berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan komunikasi pada aspek berbicara peserta didik. -
Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA dalam Pokok Bahasan Konsep Gaya
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA materi gaya di kelas IV SD. Hal ini disebabkan cara mengajar guru yang masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Untuk itu perlu digunakan metode pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar. Metode yang dianggap tepat untuk materi konsep gaya adalah dengan menerapkan metode eksperimen (percobaan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SD Negeri Isola dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA peserta didik di SD Negeri Isola melalui penerapan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV di SD Negeri Isola Bandung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 46 orang, dengan instrument pengumpulan data berupa pedoman observasi dan hasil tes. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan teknik exel dan SPSS versi 16, diperoleh nilai peserta didik dalam pembelajaran IPA materi konsep gaya mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen sebesar 27,82 (pretes 49,57 dan postes 77.39) sedangkan pada kelas kontrol peningkatan hasil belajar sebesar 22,61 (pretes 42,61 dan postes 65,22). Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar IPA kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan penerapan metode eksperimen yang dibuktikan melalui perhitungan uji-t diperoleh hasil nilai sig 0,591 > (α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh penerapan metode eksperimen (percobaan) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan konsep gaya di kelas IV SD Negeri Isola Bandung. -
Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran matematika realistik pada mata pelajaran matematika di kelas III SD Negeri Isola 1-2 Kecamatan Sukasari, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji-t, yang menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu, dari hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat proses belajar matematika dengan pembelajaran matematika realistik, interaksi peserta didik dengan guru dan peserta didik lainnya sangat terlihat, aktivitas belajar lebih terfokus pada peserta didik, tidak didominasi oleh guru. Guru lebih bersifat membimbing dan mengarahkan peserta didik pada kegiatan yang harus dilakukan mereka. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik pada kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa kelas yang memperoleh perlakuan pembelajaran matematika realistik mendapatkan peningkatan hasil belajar yang lebih baik. -
Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pada pembelajaran IPA peserta didik harus dapat mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya pengetahuan mengenai fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga diperlukan proses penemuan. Dimana terdapat tiga kemampuan dalam IPA yaitu: kemampuan mengetahui yang diamati, kemampuan memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut dari hasil eksperimen dan dikembangkannya sikap ilmiah. Sementara proses pembelajaran yang digunakan oleh sebagian besar pendidik selama ini masih menggunakan metode konvensional dengan cara ceramah, yang memfokuskan hasil belajar pada penguasaan materi yang bersifat hapalan. Metode konvensional ini tampaknya sulit untuk dipertahankan lagi, karena tidak mampu memenuhi tuntutan pembelajaran dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang disebabkan oleh tidak menyeluruhnya penguasaan terhadap materi pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA di SD. Pada metode pembelajaran eksperimen peserta didik dituntut untuk dapat mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penemuan yang dilaksanakan melalui praktek langsung di lapangan. Penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SD diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara keseluruhan bagi peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Antapani 2 Kelas V, dengan sampel kelas V-A dan Kelas V-B. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan Kuasi eksperimen dan mengambil sampel 2 kelas sebagai kelas kontrol dan kelas ekesperimen. untuk mengetahui hasil belajar peserta didik digunakan instrumen tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software IBM SPSS 16.0 for window. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA di SD dengan penerapan metode eksperimen, serta terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara yang menggunakan metode eksperimen dengan peserta didik yang menggunakan metode konvensional pada pembelajaran IPA di SD. -
Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dan terencana dengan membangun aspek kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Rendahnya hasil belajar dengan pembelajaran konvensional disebabkan tidak menyeluruhnya penguasaan terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran Number Heads Together (NHT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi eksperimen, populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III Sekolah Dasar dengan mengambil sampel dua kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua kelas ini diberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelas kontrol melaksanakan pembelajaran secara konvensional sedangkan kelas eksperimen dengan model pembelajaran Number Heads Together (NHT) dalam materi pembelajaran “Ciri- ciri dan kebutuhan Mahluk Hidup”. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar hasil belajar. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Hasil Penelitian diperoleh bahwa kenaikan rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, setelah dilakukan uji normalitas,uji homogenitas dan uji t, hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan pembelajaran yang lebih baik pada kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Number Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Number Heads Together (NHT). -
Pengaruh Model Student Team Achievement Division untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa tentang Konsep Sumberdaya Alam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing-masing satuan pendidikan. Dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan Sekolah Dasar memuat delapan mata pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya terdapat mata pelajaran IPS. Kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep lingkungan, berpikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, keterampilan dalam kehidupan sosial, kesadaran terhadap nilai-nilai sosial, berkomunikasi, bekerjasama, berkompetensi ditingkat lokal, nasional dan global kesemua tujuan tersebut di atas disebut dengan aktivitas pembelajaran IPS. Sementara model pembelajaran yang digunakan sebagian besar guru IPS biasanya mengawali dengan metode ceramah, dan diakhiri dengan latihan menyelesaikan soal-soal untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dapat diserap oleh siswa selama proses pembelajaran. Model pembelajaran seperti itu tmpaknya sulit untuk dipertahankan lagi, karena tidak akan mampu memenuhi tuntutan kurikulum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang Penggunaan model Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang Konsep Sumber Daya Alam. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD). Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa digunakan instrument Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas Eksperimen dan kelas kontrol, dan Lembar observasi aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil Penelitian diperoleh sebagai berikut. terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penggunaan model Student Team Achievement Division tentang konsep Sumber Daya Alam. -
Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Peserta Didik Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yang melatih anak untuk berfikir kritis dan objektif. Usia peserta didik sekolah dasar yaitu antara 7-12 tahun merupakan usia berpikir konkrit. Namun keaktifan dan hasil belajar peserta didik belum maksimal karena pembelajaran-pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar pendidik adalah pembelajaran konvensional saja, dimana pembelajaran berpusat pada pendidik dan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran seperti itu tampaknya kurang berhasil karena tidak mampu digunakan untuk mengajak dan melatih peserta didik menjadi pusat dalam pembelajaran (student center). Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPA materi perpindahan panas dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang dampak pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV sekolah dasar negeri di Kabupaten Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian adalah Nonequivalent (Pre Test and Post Test) Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes, dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan kontekstual sebesar 32,33 dari nilai rata-rata pre test 50,00 dan nilai rata-rata post test 82,33. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa : (1) Penggunaan pendekatan kontekstual dapat diterapkan pada pembelajaran IPA materi perpindahan panas. Hal ini dibuktikan dengan observasi mengenai ketercapaian langkah-langkah pendekatan kontekstual yang mendapat kriteria A. (2) Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan pada peserta didik yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual. -
Penerapan Teknik Skimming untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan saat pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokus bahasan menemukan ide pokok suatu bacaan yaitu kurang tepat dalam menggunakan teknik pembelajaran, hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik. Penelitian ini mencoba menerapkan teknik skimming untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Subjek penelitian ini adalah peserta didik di kelas IV semester I SDN Sukasirna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 58 peserta didik yang terdiri dari 29 peserta didik sebagai Kelas eksperimen dan 29 peserta didik sebagai Kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan observasi. Data hasil tes diolah dengan menggunakan uji statistik yaitu Uji-t dan uji gain. Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, sedangkan uji gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Data hasil observasi dilakukan untuk melihat apakah peneliti melakukan langkah-langkah penelitian di dalam kelas atau tidak, dengan berpedoman pada lembar observasi yang diisi oleh observer. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan teknik skimming, mengalami peningkatan hasil belajar, jika dibandingkan dengan nilai kelas kontrol. Ternyata yang menggunakan teknik skimming lebih meningkat dari pada yang menggunakan pembelajaran konvensional. -
Penggunaan Metode Teknik Rumpang untuk Peningkatan Keterampilan Pemahaman Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Berdasarkan data di lapangan, permasalahan yang muncul di kelas II SDN 1 Mandalasari, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru mengalami kesulitan dalam meningkatkan keterampilan membaca. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh penulis dari guru kelas II SDN 1 Mandalasari. Bahwa siswa kelas II masih belum mampu membaca dan memahami isi bacaan. Selain itu, guru pun menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran membaca, guru belum pernah menggunakan metode atau teknik pembelajaran secara bervariasi. Teknik yang digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan membaca adalah teknik ceramah dan penugasan yang tidak diikuti dengan evaluasi. Lemahnya tingkat kemampuan siswa memahami isi bacaan merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat, hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di bawah batas ketuntasan. Kenyataan praktis di lapangan ini sangat menarik perhatian penulis, dan sebagai peneliti tergerak untuk mengadakan penelitian dengan mengujicobakan teknik rumpang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan pemahaman membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dengan menggunakan teknik rumpang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penulis memilih menggunakan bentuk desain Pre-Eksperimen dengan melakukan pretes dan postes. Populasi penelitian yaitu peserta didik kelas II SDN 1 Mandalasari sebanyak 46 orang. Dalam pengambilan ini penulis menggunakan cara total populasi sebanyak 46 orang. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: 1) Dengan menggunakan teknik rumpang dapat meningkatkan keterampilan pemahaman membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas II SD Negeri 1 Mandalasari Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya telah berhasil, pada kelas eksperimen sebesar 77,8. 2) Berdasarkan hasil observasi dinyatakan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik rumpang sangat baik, diperoleh skor rata-rata 3,7. Artinya pelaksanaan pembelajaran menggunakan teknik rumpang dapat meningkatkan keterampilan pemahaman membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas II SD Negeri 1 Mandalasari Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya sangat baik atau telah optimal. -
Penerapan Model Cooperative Learning Type Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Pesera Didik
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah pada kurangnya aktivitas belajar peserta didik kelas IV SDN Cimindi dalam pembelajaran IPS, sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning Type Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran terhadap aktivitas belajar peserta didik kelas IV SDN Cimindi. Model pembelajaran yang diaplikasikan adalah Cooperative Learning Type Teams Games Tournament (TGT). Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen. Populasi untuk dijadikan sebagai sampel yang akan di beri perlakuan, yakni peserta didik kelas IV SDN 1 Cimindi sebanyak 15 orang sedangkan yang menjadi kelompok control peserta didik kelas IV SDN 2 Cimindi yang berjumlah 15 orang. Hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan berbagai penemuan dari perlakuan yang diberikan dengan model pembelajaran Cooperative Learning Type Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik berada dalam katagori baik, sedangkan pada peserta didik yang tidak menggunakan model Cooperative Learning Type Team Games Tournament (TGT) dengan berada dalam kategori cukup dan hasil penghitungan uji signifikasi aktivitas belajar peserta didik menunjukkan bahwa terhadap pengaruh yang signifikan model Cooperative Learning Type Team Games Tournament (TGT) terdapat peningkatan aktivitas belajar peserta didik. -
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas belajar dapat dilihat dari beberapa aspek seperti peserta didik pasif, suasana kelas yang tidak bersemangat, kurangnya aktif bertanya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) materi pokok keanekaragaman suku dan budaya. Hal ini disebabkan cara pengajaran guru masih memakai Metode ceramah. Penelitian ini mencakup penggunaan model kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS dan aktivitas belajar peserta didik pada setelah mengikuti pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas IV semester I SDN 2, 3 Antapani Bandung yang berjumlah 40 peserta didik yang terdiri dari 20 peserta didik di kelas eksperimen dan 20 peserta didik di kelas kontrol, dengan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan angket. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar. Peserta didik terlihat sangat senang bekerja sama dalam kelompok masing-masing. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan teknik Microsoft excel, diperoleh hasil pengujian t hitung lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi. Maka terdapat pengaruh yang signifikan. Dan berdasarkan hasil observasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menghasilkan perhitungan interpretasi observasi sebanyak 92,5% yang mempunyai interpretasi sangat baik.
Collection Tree
- 403 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
- PGSD - 2015