Browse Items (14 total)
Sort by:
-
Penerapan Metode Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi pada Aspek Berbicara
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan kepada para peserta didik meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat aspek tersebut dalam makalah ini, peneliti hanya memfokuskan pada aspek berbicara. Aspek berbicara ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses berkomunikasi secara lisan. Dengan belajar berbicara peserta didik belajar berkomunikasi. Untuk dapat menjadi seorang pembicara efektif, tentu dituntut kemampuan menangkap informasi secara kritis dan efektif. Karena dengan memiliki keterampilan menangkap informasi secara efektif dan kritis, pembicara akan memiliki rasa tenggang rasa kepada lawan berbicara (pendengar), sehingga pendengar dapat pula menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif. Berbicara mengenai kemampuan menangkap informasi berarti kita berbicara pula mengenai aktivitas menyimak. Tentu hal tersebut berkenaan dengan kegiatan menyimak tepat guna dan menyimak efektif. Oleh karena itu, para peserta didik perlu dilatih sejak dini mengenai upaya menyimak tepat guna dan efektif agar kemampuan berbicaranya menjadi efektif pula. Dari latar belakang di atas perlu dicari alternatif lain sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik. Hal ini mengingat pentingnya pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha meningkatkan kemampuan berbahasa lisan di tingkat sekolah dasar, peneliti menggunakan teknik pengajaran berbicara yaitu teknik cerita berantai. Dipilihnya teknik cerita berantai ini karena mampu mengajak peserta didik untuk berbicara. Dengan teknik ini, peserta didik termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Peserta didik dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar peserta didik mempunyai keberanian dalam berkomunikasi. Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV A dan IV C SD Negeri Griya Bumi Antapani 14 Bandung dengan jumlah peserta didik kelas IV A adalah 45, peserta didik terdiri dari laki-laki 20 dan perempuan 25 orang, sedangkan jumlah peserta didik kelas IV C adalah 42, peserta didik laki-laki 21 dan perempuan 21 orang. Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode eksperimen semu (eksperimen kuasi). Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berbicara peserta didik mulai meningkat. Hasil post-test membuktikan bahwa kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau menggunakan metode konvensional mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, rata-rata yang diperoleh lebih tinggi kelas yang diberikan perlakuan atau kelas yang menggunakan metode cerita berantai. Uji hipotesis menyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa penerapan metode cerita berantai berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan komunikasi pada aspek berbicara peserta didik. -
Pengaruh Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Operasi Perkalian pada Peserta Didik Kelas II SDN Lengkong Besar 105 Bandung
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berhitung peserta didik kelas II masih kurang. Realita tersebut tergambar ketika proses belajar mengajar terjadi, khususnya pada saat mencongkak. Penggunaan alat peraga ini suatu upaya bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung perkalian bilangan asli dengan menggunakan media gambar pada peserta didik kelas II SDN Lengkong Besar 105 Bandung. Metoda yang digunakan ini adalah metoda Kuasi Experimen Nonequivalen. Subjek penelitian ini adalah peserta kelas II SDN Lengkong Besar 105 Bandung yang berjumlah 37 orang. Dari 37 peserta didik tersebut dibagi menjadi kelas kontrol 19 peserta didik dan kelompok eksperimen 18 peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga media gambar siswa terlihat senang, bersemangat, aktif, fokus belajar, senang bekerja dalam dalam kelompoknya. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil menunjukan bahwa kemampuan berhitung mata pelajaran matematika yaitu sebelum terjadi proses pembelajaran, dimana pada awalnya peserta didik merasa kesulitan untuk menghitung soal perkalian bilangan asli, setelah menggunakan media pembelajaran, peserta didik merasa lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal. Hal ini terlihat dari hasil nilai rata-rata prites kelas experimen sebesar 86.67 dan hasil nilai rata-rata postes kelas experimen sebesar 93.06. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada operasi perkalian.