Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana cara berkomunikasi dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari peserta didik serta alasannya, dan mengidentifikasi penyebab tidak digunakannya bahasa Indonesia baku oleh peserta didik di kelas tinggi pada saat pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis fenomena penggunaan bahasa Indonesia baku di kelas tinggi SDN 166 Ciateul, Kota Bandung. Sumber data dalam penelitian ini, adalah peserta didik SDN 166 Ciateul, sebanyak 20 orang yang dipilih secara acak dan 5 orang guru kelas tinggi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah human instrument atau peneliti sebagai instrumennya. Teknik pengumpulan data, adalah teknik triangulasi, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan bahasa Indonesia baku di kelas tinggi sudah mencapai 85% dalam penggunaannya, namun para peserta didik masih dalam tahap membiasakan diri. Oleh karena itu, para peserta didik masih kekurangan kosakata bahasa Indonesia baku. Selain kekurangan kosakata bahasa Indonesia baku, masih ada beberapa alasan penyebab peserta didik kelas tinggi tidak menggunakan bahasa Indonesia baku. Pandemi Covid-19 selain mengubah kebiasaan berbahasa para peserta didik, mengubah pula pola pikir sebagian orang tua peserta didik.