Browse Items (43 total)
Sort by:
-
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan peserta didik mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Ditemukan fakta bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik telah menggunakan model pembelajaran aktif dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab. Akan tetapi selama proses pembelajaran berlangsung terutama pada saat tanya jawab, teramati hanya beberapa dari peserta didik yang aktif, sedangkan peserta didik yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya dengan materi yang diajarkan. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, peserta didik hanya berbisik-bisik dengan temannya, bahkan sebagian besar hanya diam. Begitu pula halnya dalam keterampilan peserta didik untuk menuliskan kembali wacana yang dibaca. Untuk dapat menulis kembali dongeng dengan baik dan benar bergantung dalam kemampuan peserta didik dalam menentukan ide pokok pada setiap paragraf yang terdapat dalam wacana yang dibacanya. Kenyataannya, kemampuan peserta didik khususnya dalam menentukan ide pokok pada suatu wacana masih rendah. Selain itu juga, dalam hasil belajar kognitif berupa skor rata-rata yang diperoleh peserta didik menentukan ide pokok pada sebuah paragraf berada dibawah KKM yang ditentukan. Desain penelitian ini adalah desain eksperimen berbentuk “Preetest-Posttest Nonequivalent Control Group Desain” atau desain kelompok Preetest-Posttest yang melibatkan dua kelompok. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Experiential Learning dan kelompok kontrol tidak memperoleh pembelajaran model pembelajaran Experiential Learning. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan lembar observasi dan instrument hasil belajar berupa tes kognitif, angket afektif, dan rubrik skor psikomotor. Subjek penelitian adalah SD Negeri 5 Gunungpereng dengan subjek sampel adalah peserta didik kelas IV sebanyak 2 kelas. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Experiential Learning lebih baik daripada peserta didik yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran Experiential Learning. Maka terdapat pengaruh model pembelajaran Experiential Learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. -
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match terhadap Pemahaman Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Latar belakang penelitian ini ialah banyak sekolah yang kurang memperhatikan penggunaan model pembelajaran dalam setiap penampilan mengajar. Pembelajaran biasanya hanya disampaikan secara konvensional ketika pendidik berperan aktif, sementara peserta didik cenderung pasif. Sikap peserta didik yang pasif dapat mengurangi keterlibatannya dalam mengikuti proses pembelajaran yang mengakibatkan turunnya pemahaman belajar peserta didik. Penelitian ini bersipat kuantitatif dengan desain penelitian ini adalah desain eksperimen berbentuk “Pre-test and Post-test Nonequivalent Control Group Design” atau desain kelompok pre-test and post-test yang melibatkan dua kelompok. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran kooperatif tipe make a match dan kelompok kontrol tidak memperoleh pembelajaran kooperatif tipe make a match. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan lembar observasi. Subjek penelitian adalah SD Negeri Gunungkoneng dengan subjek sampel sebanyak 60 orang. Analisis dilakukan pada data hasil pre-test yang menunjukan nilai tertinggi 66,00 dan nilai tertinggi post-test 98,00. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa pemahaman belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih baik daripada peserta didik yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. -
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Pencapaian KKM Peserta Didik pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil observasi yang dilaksanakan di lapangan bahwa dalam proses pembelajaran khususya pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang, penyampaian materi oleh guru masih monoton dan masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang kebanyakan hanya memberikan informasi dan memberikan tugas. Hal ini menyebabkan rendahnya penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) karena masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai yang rendah pada hasil pembelajaran matematika. Hal tersebut terbukti dengan penetapan KKM dengan nilai 69. Kondisi ini dapat diatasi dengan dilakukannya penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together untuk peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang pada kelas VB SD Negeri Banjaran 09 kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh model kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan pada pelaksanaan dan proses pembelajaran matematika, peningkatan hasil belajar peserta didik yang dapat memberi pengaruh dalam pennetuan KKM. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan nilai peserta didik dalam mencapai KKM pada mata pelajaran matematika sekolah dasar dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen 83,97, dan pada kelas control dengan nilai rata-rata 67, 87. Kesimpulan dari penelitian ini yakni pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. -
Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Heads Together terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Prestasi belajar ditentukan oleh hasil belajar yang mengungkapkan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang diberikan sebelumnya. Hal ini juga berkaitan dengan pendekatan, strategi, metode, model dan media pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan observasi peneliti sebagian besar pendidik saat ini masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang cenderung berpusat pada pendidik (teacher centered). Seharusnya pembelajaran bersifat aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Penelitian ini terdiri atas dua variabel yakni variabel X tentang model pembelajaran NHT dan variabel Y tentang prestasi belajar peserta didik mata pelajaran matematika materi Pecahan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran NHT terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode eksperimen dengan desain penelitan pretest-posttest control group design dan bersifat kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui informasi tentang pengaruh model pembelajaran NHT terhadap prestasi belajar peserta didik mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Populasi dari penelitian ini adalah kelas V semester 2 yang terdapat di Komplek Sekolah Dasar Negeri Margahayu Raya, yakni SDN Margahayu Raya 2 dan SDN Margahayu Raya 3, sedangkan sampel penelitian dilakukan dengan cara random sampling masing-masing sebanyak 30 peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Mei. Data yang dikumpulkan adalah bentuk tes (pilihan ganda dan uraian) dan bentuk nontes (lembar observasi) yang telah diberikan judgment oleh ahlinya. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat normal dan homogen. (2) Berdasarkan observasi pada kelas eksperimen menunjukkan tidak ada peserta didik yang termasuk kategori tidak baik dan 50% peserta didik berada dalam kategori baik. (3) Berdasarkan uji dua rata-rata, hasil pretest menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar matematika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, sedangkan pada hasil posttest menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar matematika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. (4) Rata-rata N-gain kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. (5) Uji hipotesis menunjukan nilai Sig < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran NHT terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. -
Pengaruh Model Pembelajaran Tipe STAD dengan Media Gambar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika di SD
Penelitian ini didasarkan pada permasalahan rendahnya hasil belajar peserta dalam mata pelajaran matematika. Rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut salah satu faktornya dikarenakan pembelajaran yang konvensional, sehingga pembelajaran bersifat verbalisme. Peserta didik tidak mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan kurang terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dengan media gambar dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media gambar terhadap peningkatan hasil belajar matematika. Penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan luas persegi dan persegi panjang. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III SD di Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2015- 2016, sedangkan sampel penelitiannya adalah peserta didik kelas III di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bandung, mengambil dua kelas tidak secara acak dengan karakteristik yang serupa. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis hasil belajar peserta didik, angket skala sikap, dan rubrik atau kriteria. Hasil penelitian yang diperoleh berupa skor pretes dan postes yang kemudian diolah dengan metode statistika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran tipe STAD dengan media gambar terhadap peningkatan hasil belajar matematika; dan terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara yang memperoleh model pembelajaran tipe STAD dengan media gambar dan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika di SD. -
Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata ujian yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar dikarenakan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah pada mata pelajaran matematika masih menggunakan metode ceramah, dimana pembelajaran menjadi kurang menarik, kurang menyenangkan dan membosankan. Peserta didik hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV di SDN Gardusayang IV. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak dua kelas. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen dan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Untuk mengetahui hasil belajar matematika pada peserta didik digunakan instrumen tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata-rata saling bebas. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu peningkatan hasil belajar matematika peserta didik yang pembelajarannya menggunakan pendekatan RME lebih baik daripada peserta didik yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan RME berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika peserta didik. -
Pengaruh Penerapan Metode Out Door Study Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatar belakangi peserta didik mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep dikarenakan guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran memberika materi konsep sebatas materi yang ada, mendominasi pembelajaran, menyampaikan materi konsep secara langsung. Rendahnya penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar merupakan permasalahan yang menuntut seorang guru untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA peserta didik di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Model Out Door Study dalam meningkatkan penguasaan konsep peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Subjek penelitian ini adalah peserta didik sekolah dasar, dengan populasi penelitiannya adalah peserta didik kelas V sekolah dasar di sekolah dasar negeri di Kabupaten Bandung dan sampel penelitiannya adalah peserta didik kelas V A sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas V B sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berbentuk isian singkat. Hasil penelitian pre-tes penguasaan konsep ilmu pengetahuan alam peserta didik kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata 45,91 dan kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata 48,26. Dari nilai rata-rata kedua kelas tersebut menunjukan penguasaan konsep ilmu pengetahuan alam peserta didik tidak berbeda secara signifikan. Setelah diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran Out Door Study yang diterapkan pada kelompok eksperimen memperoleh rata-rata nilai post-tes 83,41 sedangkan kelompok kontrol memperoleh rata-rata nilai post-tes 64,78 yang menggunakan pembelajaran konvensional (ekspositori). Dari rata-rata kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa penguasaan konsep pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan di kelompok kontrol. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan (1) terdapat perbedaan penguasaan konsep antara kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. (2) Metode Pembelajaran Out Door Study dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan mengalami kualitas peningkatan antara kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. -
Pengaruh Penerapan Metode Simulasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
Pendidik dituntut untuk menghasilkan hasil belajar yang baik untuk setiap peserta didiknya melalui penerapan metode pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode simulasi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Subjek penelitian ini adalah peserta didik sekolah dasar, dengan populasi penelitiannya yaitu peserta didik di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Bandung kelas V A sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas VB sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen tes dan non tes. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam proses penelitian diantaranya melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Data penelitian dihitung dan diolah menggunakan statistik parametrik dengan pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan bantuan software SPSS Versi 23 yang sebelumnya telah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas sebagai syarat pengujian statistik parametrik, serta menggunakan rumus gain ternormalisasi. Hasil penelitian pretes peserta didik kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 57,11 dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 55. Dari nilai rata-rata kedua kelas tersebut menunjukan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan peserta didik tidak berbeda secara signifikan. Setelah diberi perlakuan menggunakan metode simulasi yang diterapkan pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai postes 87,8 sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai postes 82,9 yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dari rata-rata kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar di kelas kontrol. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan (1) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan metode simulasi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar (2) hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan metode simulasi lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. -
Pengaruh Penerapan Model Contextual Teaching and Learning terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik di Sekolah Dasar
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar antara lain meliputi aspek penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan lain-lain. Banyak strategi dan pendekatan yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan guru dalam proses pembelajaran baik dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dan efektif. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman matematis. Faktor yang menyebabkan hal itu dapat berasal dari dalam diri peserta didik atau dari luar peserta didik. Faktor dari dalam diri peserta didik misalnya pemahaman belajar, kemampuan belajar, sikap terhadap matematika. Sedangkan faktor yang berasal dari luar misalnya kemampuan pendidik dalam mengelola proses belajar, sarana belajar, dan lingkungan pendukung, dan menurut data di lapangan peserta didik masih belum bisa sepenuhnya memahami konsep materi penjumlahan hitung bilangan sampai tiga angka. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning. Desain penelitian yang digunakan yaitu Quasi-experimental design berbentuk “Preetest-Posttest Nonequivalent Control Group Desain”. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan kelompok kontrol tidak memperoleh pembelajaran model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan tes kemampuan pemahaman matematis dan lembar observasi. Subjek penelitian adalah SD Negeri Gunungkoneng dengan subjek sampel adalah peserta didik kelas III sebanyak 2 kelas yaitu kelas III A dan kelas III B. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning lebih baik dari pada peserta didik yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Maka terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. -
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Word Square terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran ialah model kooperatif. Karena peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan atas anggapan bahwa proses belajar dengan melalui penerapan model cooperative learning tipe word square terhadap hasil belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terdapat pengaruh penerapan model Cooperative Learning tipe Word Square terhadap hasil belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan bentuk desain Pre-Eksperimen. Populasi diambil sebanyak 77 orang adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Gunungkoneng yang menjadi tiga kelas, sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas IV A dan kelas IV B. Untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan instrumen soal. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel. Uji normalitas, maka distribusi data hasil pre-test kelas kontrol tersebut normal.Setelah diketahui bahwa data pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas. Pengujian homogenitas antara dua variabel yang berarti bahwa data pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai post test siswa kelas eksperimen dan nilai post test siswa kelas kontrol. Hal ini dapat di Interprestasi, tinggi. -
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Type Jigsaw terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar”, maka diperoleh kesimpulan “Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan model pembelajaran cooperative learning type jigsaw terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar”. Hal ini, menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik memberikan respon yang baik/positif terhadap model pembelajaran cooperative learning type jigsaw pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. -
Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Penelitian ini mengenai penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS pokok bahasan teknologi alat komunikasi, dan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan metode media gambar. Penelitina ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai hasil ulangan IPS pada pokk bahasan teknologi komunikasi. Hal ini disebabkan cara pengajaran guru yang masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV semester II SD Negeri Cisarua Pasijambu Bandung yan gberjumlah 20 orang. Dengan instrumen pengumpulan data adalah observasi dan hasil tes. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode media gambar menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran. Peserta didik sangat terlihat senang dalam proses belajaranya. Berdasakan hasil pengolahan data menggunakan teknik SPSS versi 22, diperoleh nilai peserta didik dalam pembelajaran IPS pokok bahasan teknolgo komunikai mengalami peningkatan yang signifikan. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari hasil belajar IPS kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah mendapat perlekukan penggunaan model uji-t. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahsan teknologi komunikasi di kelas IV SD Negeri Cisarua Pasirjambu Bandung.