Browse Items (2 total)
Sort by:
-
Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah peserta didik yang rasa ingin tahunya sangat terbatas, selain itu ada juga peserta didik yang kurang mampu mengungkapkan pendapatnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pendidik, pemahaman peserta didik yang masih rendah dan keterbatasan sarana bermain melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi. Model Interaktif diharapkan dapat mempengaruhi kemandirian belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang penerapan model interaktif dan kemampuan pemahaman peserta didik. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SDN Ciapus I. Desain penelitian ini menggunakan Non Equivalent Control Group Design. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara random sehingga terpilih peserta didik kelas II A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas II B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari 44 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak dua kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan bahwa model pembelajaran interaktif memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pembelajaran interaktif secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing masing indikator kemampuan pemahaman peserta didik mencakup kemampuan interpretasi, translasi dan ekstrapolasi yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada para pendidik untuk menggunakan model pembelajaran interaktif sebagai salah satu model dalam mata pelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaram PKn. Khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran PKn. -
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TTS) untuk Meningkatkan Kompetensi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kompetensi belajar pendidikan kewarganegaraan peserta didik pada materi sebelumnya. Hal ini diperkuat dari data tenaga pendidik wali kelas V (lima) yang menyatakan bahwa kompetensi belajar PKn rendah, baik dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang direfleksikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan kompetensi belajar pendidikan kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Subjek penelitian ini adalah peserta didik di kelas V semester I SDN Antapani 2 dan 3 yang berjumlah 40 peserta didik yang terdiri dari 20 peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan 20 peserta didik sebagai kelompok kontrol, dengan instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes soal, dan angket. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran. Peserta didik terlihat sangat senang bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan teknik Excel dan SPSS versi 21, diperoleh hasil observasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dilakukan pendidik dengan baik dengan menghitung interpretasi sebanyak 94% (baik) dan berdasarkan hasil pengujian T-hitung lebih besar dari T-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikan, maka terdapat pengaruh yang signifikan. Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi belajar pendidikan kewarganegaraan antar kelompok eksperimen dan kontrol setelah perlakuan dan menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapatkan materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terdapat peningkatan kompetensi belajar.