Browse Items (74 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar kognitif peserta didik yang rendah, terutama dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang model pembelajaran Student Team Achievement Division pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dalam upaya meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SDN 255 Griya Bumi Antapani Bandung yang terdiri dari peserta didik kelas IV B untuk kelas eksperimen dan kelas IV C untuk kelas kontrol. Jumlah peserta didik 60 orang yang masing-masing kelas terdiri atas 30 peserta didik kelas ekperimen dan 30 peserta didik kelas kontrol yang berjumlah 60 orang.Teknik sampel adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang ditandai dengan angka-angka dana analisis yang menggunakan statistik. Desain penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design, instrument yang digunakan pada penelitian ini, adalah lembar observasi dan soal tes, hasil pretest dan posttest peserta didik yang dianalisis dengan bantuan sofware SPSS versi 16 untuk melihat peningkatan keaktifan belajar peserta didik. Hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji-t, hasil pengujian menunjukkan bahwa model pembelajaran Student Team Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada mata pelajaran IPS. Kesimpulannya bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat peningkatan hasil belajar kognitif yang signifikan dengan model Student Team Achievement Division pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar” dapat diterima. -
PENGARUH MODEL GALLERY WALK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya di sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran SBdP melalui penerapan Model Gallery Walk. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN 208 Luginasari Sukagalih Bandung dengan sampel 46 peserta didik yang terdiri atas 23 peserta didik kelas eksperimen dan 23 peserta didik kelas kontrol. Teknik pengumpulan data data menggunakan observasi, tes dan unjuk kerja.dalam pelaksanaan pembelajaran SBdP menggunakan Model Gallery Walk, peserta didik terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari presentase data hasil observasi sikap peserta didik yang menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis perbedaan rata-rata capaian kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari capaian kelas kontrol. Hasil capaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan pemahaman dalam pembelajaran SBdP lebih baik dengan diterapkannya Model Gallery Walk. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata post-tes lebih besar dari pada pre-test. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran SBdP menggunakan model Gallery Walk. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh menggunakan statistik dengan bantuan teknik SPSS versi 24 dan Microsoft excel diperoleh nilai peserta didik dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya materi seni rupa teknik tempel mengalami perubahan yang signifikan. Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan penerapan model gallery walk yang dibuktikan melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda. Berdasarkan hasil uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda terhadap hipotesis penelitian yang berbunyi pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik maka hipotesis diterima. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pendidik saat pembelajaran, penerapan model gallery walk dapat dilaksanankan dengan sangat baik -
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE PAIR CHECK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji pengaruh model cooperative learning type pair check terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematika peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SD Negeri Ciptawinaya Baleendah. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara random sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri atas 20 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS V.22 untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogen dan uji-t menunjukkan bahwa model cooperative learning type pair check memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman matematika yang mencakup mencontohkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada guru kelas IV untuk menggunakan model cooperative learning type pair check sebagai salah satu alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika peserta didik di sekolah dasar. -
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DI SEKOLAH DASAR KELASPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS dengan penerapan metode Index Card Match di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ciwidey 06 dengan menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Ciwidey 06 yang berjumlah 60 peserta didik yang terbagi menjadi 2 kelas, kelas IV A dan kelas IV B. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah sample sama dengan jumlah populasi. Teknik analisis data meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Setelah mendapatkan hasil belajar pretest dan posttes peserta didik pada kedua kelas, nilai tersebut dianalisis hingga diperoleh hasil akhir yang dinyatakan dengan uji beda rata-rata nilai untuk kelas kontrol adalah 8,4 dan rata-rata nilai untuk kelas eksperimen adalah 34,6. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Index Card Match dapat meningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar dan berdasarkan hasil pembuktian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik yang signifikan dengan penerapan metode Index Card Match pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar ” dapat diterima.. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilatar belakangi pada masalah pelaksanaan langkah-langkah penerapan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar dan terdapat pengaruh peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori Shoimin (2014) tentang model kooperatif tipe dan pengertian dari Numbered Head Together (NHT). Teori Suprijono (2016) tentang kemampuan berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods (kualitatif-kuantitatif) dengan Sampel adalah peserta didik kelas IV B-C dengan jumlah masing-masing 30 orang, instrument yang digunakan berupa tes uraian yang telah diuji sebelumnya dengan validitas dan reliabilitas. Hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis setelah diberikan perlakuan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) di kelas eksperimen dengan penggunaan model konvensional di kelas kontrol. Maka didapatlah skor nilai rata-rata kelas eksperimen 0,431 dan 0,241 untuk nilai rata-rata kelas kontrol. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI
Penelitian ini berjudul, Pengaruh Penerapan Model Jigsaw dalam Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap peningkatan kecerdasan sosial peserta didik. Rumusan masalah penelitian dirumuskan sebagai “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap peningkatan kecerdasan sosial peserta didik ?”. Metode penelitian yang digunakan dengan sifat penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri 005 Babakan Ciparay Kota Bandung. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Hasil dari data penelitian terlihat bahwa terdapat peningkatan kecerdasan sosial siswa pada pembelajaran seni tari dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dapat dilihat dari hasil uji-t pada bagian sig(2-tailed)tidak menunjukkan perbedaan peningkatan kecerdasan sosial pada posstest yang diperoleh 0, 952 hal ini menunjukkan 0,952 > 0,05, maka Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kecerdasan sosial peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diterapkannya perlakuan. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Contextual Teaching And Learning Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan model contextual teaching and learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN Jelegong II Rancaekek. Penarikan sampel penelitian ini diambil secara random, sehingga terpilih kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen 26 peserta didik dan kelompok kontrol 26 peserta didik. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan sofware SPSS untuk melihat efektivitas model pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan (1) Terdapat pengaruh penerapan dengan hasil pengujian menunjukkan nilai signifikan dengan sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka Hο ditolak dan H_1 diterima. (2) Terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar peserta didik dengan hasil pengujian N-gain peserta didik yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model contextual teaching and learning ialah 0,677 dan rata-rata N-gain peserta didik yang tidak menggunakan model contextual teaching and learning ialah 0,246, dapat di klasifikasikan kelas eksperimen tinggi dan kelas kontrol rendah. Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh dan peningkatan yang signifikan pada data pretest dan Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. -
PENGARUH METODE PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA merupakan hal yang penting guna menghindari miskonsepsi serta merupakan prasyarat untuk menguasai materi selanjutnya. Namun pada kenyataannya pemahaman konsep IPA peserta didik masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep IPA peserta didik di Sekolah Dasar dengan menggunakan metode Predict-Observe-Explain dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN Bojong Manggu tahun ajaran 2017-2018. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VA sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu 30 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan pemahaman konsep dan lembar observasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 24 untuk melihat pengaruh metode Predict-Observe-Explain. Berdasarkan analisis data, penggunaan metode Predict-Observe-Explain berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep IPA peserta didik di Sekolah Dasar, peningkatan pemahaman konsep IPA peserta didik pun lebih baik yang pembelajarannya menggunakan metode Predict-Observe-Explain dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan untuk pendidik menggunakan metode Predict-Observe-Explain sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPA, khusunya untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA peserta didik. -
PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman konsep IPA peserta didik kelas V khususnya pada materi sifat dan perubahan wujud benda. Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji pengaruh metode demonstrasi terhadap kemampuan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA peserta didik di SD. Subjek dari penelitian ini ialah peserta didik SD Negeri Pelangi 2. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan teknik sampel jenuh sehingga semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dan terpilih peserta didik kelas V A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 29 peserta didik. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental dengan bentuk penelitian Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dan tes tertulis. Perangkat pembelajaran yang digunakan yaitu dengan membuat RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS 16 untuk melihat pengaruh metode pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji statistic paired samples t-test, dan uji gain menunjukkan bahwa metode demonstrasi memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep IPA peserta didik. Yang dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata pada pretest kelas eksperimen mencapai 41,21 dan pada posttest nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 88,97. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman konsep IPA peserta didik yang mencakup kemampuan mengklasifikasikan, mencontohkan, menjelaskan, membandingkan, menyimpulkan, merangkum, dan menafsirkan yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada guru untuk menggunakan metode demonstrasi sebagai salah satu alternatif metode dalam mata pelajaran IPA, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA. -
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika yaitu kegiatan pembelajaran yang belum secara maksimal memberikan bantuan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis, masih rendahnya kemampuan yang dimiliki peserta didik terutama kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menemukan keterkaitan konsep matematika antar mata pelajaran maupun dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitia ini adalah untuk mengetahui penerapan model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis peserta didik di sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Saparako Kabupaten Bandung. Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaiu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terdiri dari 40 peserta didik.Instrumen yang digunakan yaitu dengan membuat RPP tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen, soal pretest dan postest kemampuan koneksi matematis serta lembar observasi. Data yang kumpulkan berupa hasil pretest dan postest peserta didik kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS untuk melihat efektivias penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe Team Assisted Individualization . Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Anova dan uji-t yang menunjukan bahwa model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan model konvensional. Keunggulan itu dapat dilihat dari indikator kemampuan koneksi matematis yang mencangkup mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, memahami hubungan diantara topik matematika, menerapkan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, memahami representasi ekuivalen suatu konsep, menerapkan hubungan antartopik matematika, dan antar topik matematika dengan topik di luar matematika yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukan 1) Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan koneksi matematis peserta didik Sekolah Dasar dengan menerapkan model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization. 2) peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi dengan masalah rendahnya aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tujuan peneliti adalah memperoleh informasi tentang penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini quasi eksperimen dan sifat penelitian ini adalah kuantitatif. Desain penelitianya adalah Nonequivalent Control Grup Desaign. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 90 peserta didik dan jumlah sampel yang di ambil adalah 60 peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling karena pengambilan sampel berdasarkan rekomendasi dari wali kelas. Instrument penelitian menggunakan lembar observasi dan angket. Analisis data yang dilakukan terhadap angket awal dan angket akhir untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model kooperatif tipe kancing gemerincing terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada kelas eksperimen dengan menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing. Analisis data dengan menggunakan sofware SPSS 22 for windows untuk melihat peningkatan peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Hasil pengujian hipotesis mengunakan lembar observasi dan uji-t yang menunjukan bahwa penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing di gunakan sangat baik, dan nberdasarkan hasil pengujian lewat statistik aktivitas belajar peserta didik di kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan di bandingkan sebelum menggunakanya. Berdasarkan hasil pembuktian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil karena kedua hipotesis dapat di terima yaitu penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing sangat baik dan terdapat peningkatan yang signifikan model kooperatif tipe kancing gemerimcing terhadap aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosila di Sekolah Dasar. -
PENGARUH MODEL SOMANTIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan pemahaman matematis perlu dimiliki oleh peserta didik pada mata pelajaran matematika. Namun pada kenyataannya kemampuan pemahaman matematis peserta didik rendah. Hal ini dikarenakan pendidik kurang mengasah kemampuan pemahaman matematis pada peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis dengan menerapkan model pembelajaran Somantic Auditory Visualization Intellectually. Metode dalam penelitan ini ialah menggunakan kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III. Sampel yang digunakan pada penelitian ada dua kelas ialah kelas III A sebagai kelas kontrol dan kelas III B sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah berupa tes tipe uraian untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematis dan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas pendidik dan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22 dengan menganalisis uji t independen sampel t-tes. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman matematis yang menerapkan model Somantic Auditory Visualization Intellectually pada pembelajarannya dan peningkatan pemahaman matematis pada peserta didik sekolah dasar yang pembelajarannya menggunakan model Somantic Auditory Visualization Intellectually lebih baik dari pada yang menggunakan pembelajaran konvensional.