Browse Items (3 total)
Sort by:
-
META-ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pengaruh penerapan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis. Metode yang digunakan adalah deskriptif terhadap analisis hasil publikasi penelitian ilmiah pada skripsi, akrtikel pada jurnal dan prosiding. Pengaruh penelitian-penelitian yang menerapkan pembelajaran CORE dianalisis dengan teknik meta-analisis. Analisis data kuantitaif dilakukan dengan menghitung besar pengaruh (effect size). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penelitian-penelitian yang dilakukan berpengaruh dan efektif terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis dengan effect size 0,912 atau termasuk dalam kategori besar. Model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) pun memberikan pengaruh dan efektif dilihat dari segi jenjang pendidikan, wilayah, dan tahun publikasi. simpulan penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) lebih efektif meningkatkan kemampuan koneksi matematis dibandingkan dengan model pembelajaran lain dalam studi ini. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan koneksi matematis siswa yang masih belum maksimal, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA melalui model pebelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran CORE terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa serta untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran dengan model CORE dan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan dalam pada penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 8 Bandung dengan sampel kelas XI MIPA 9 sebagai kelas eksperimen dan XI MIPA 7 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan koneksi matematis dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan uji t yaitu Paired Sample t test untuk data pretes dan postes kelas eksperimen, serta Independent Sample t test untuk data indeks gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data dari hasil observasi menggunakan perhitungan persentase. Berdasarkan analisis terseut, diperoleh hasil terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis pada siswa SMA seteah diterapkan model pembelajaran CORE serta terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran model CORE dengan pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika yaitu kegiatan pembelajaran yang belum secara maksimal memberikan bantuan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis, masih rendahnya kemampuan yang dimiliki peserta didik terutama kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menemukan keterkaitan konsep matematika antar mata pelajaran maupun dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitia ini adalah untuk mengetahui penerapan model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis peserta didik di sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Saparako Kabupaten Bandung. Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaiu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terdiri dari 40 peserta didik.Instrumen yang digunakan yaitu dengan membuat RPP tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen, soal pretest dan postest kemampuan koneksi matematis serta lembar observasi. Data yang kumpulkan berupa hasil pretest dan postest peserta didik kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS untuk melihat efektivias penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe Team Assisted Individualization . Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Anova dan uji-t yang menunjukan bahwa model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan model konvensional. Keunggulan itu dapat dilihat dari indikator kemampuan koneksi matematis yang mencangkup mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, memahami hubungan diantara topik matematika, menerapkan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, memahami representasi ekuivalen suatu konsep, menerapkan hubungan antartopik matematika, dan antar topik matematika dengan topik di luar matematika yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukan 1) Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan koneksi matematis peserta didik Sekolah Dasar dengan menerapkan model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization. 2) peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional.