Browse Items (539 total)
Sort by:
-
Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa SMA merupakan permasalahan yang menuntut seorang guru untuk menerapkan model pembelajaran yang mampu menciptakan kegiatan pembelajaran dikelas menjadi bervariatif didalam pembelajaran Ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Ekonomi pada materi ketenagakerjaan. Desain penelitian yang digunakan adalah Desain Quasi Eksperimen bentuk Nonequivalent Control Group Design. Subyek penelitian ini adalah siswa SMA, dengan populasi penelitiannya adalah siswa SMA BPI 2 Bandung dan sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan alat atau instrumen berbentuk tes soal uraian. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua jenis tes, yaitu pretes dan postes. Untuk memperoleh data yang diperlukan ditempuh prosedur penelitian diantaranya melalui tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan analisis data. Data penelitian dihitung dan diolah menggunakan statistik parametrik dengan pengujian hipotesis (uji-t) yang sebelumnya telah melakukan pengujian normalitas dan homogenitas sebagai syarat pengujian statistik parametrik, serta dengan menggunakan rumus Gain ternormalisasi. Hasil penelitian pretes kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas XI IPA 4 (eksperimen) memperoleh rata-rata nilai 52,26 dan kelas XI IPA 3 (kontrol) memperoleh rata-rata nilai 48,68. Dari rata-rata nilai kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa tidak berbeda secara signifikan. Namun, setelah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran inquiry yang diterapkan dikelas XI IPA 4 (eksperimen) memiliki rata-rata nilai postes 85,55 sedangkan kelas XI IPA 3 (kontrol) memiliki rata-rata nilai postes 65,52 yang menggunakan pembelajaran secara konvensional. Dari rata-rata kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen hasilnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di kelas kontrol. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan. (2) model pembelajaran inquiry efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi dikelas XI khususnya pada materi ketenagakerjaan dan mengalami kualitas peningkatan antara kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan dan kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. -
Efektivitas Model Pembelajaran Probing Prompting dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah karena rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran akuntansi, pada pokok bahasan dana kas kecil. Kemampuan berpikir kritis terdiri dari berbagai indikator, salah satunya dalah kemampuan memecahkan masalah, yang sangat bermanfaat bagi siswa, baik di sekolah maupun di lingkungannya. Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan cara mengajak siswa untuk sering berpikir, yaitu dengan sering diajukan pertanyaan-pertanyaan dari tingkatan yang paling mudah sampai yang paling sulit, salah satu model pembelajaran yang cocok adalah model pembelajaran probing prompting, yaitu model pemebelajaran yang sarat akan pertanyaan, baik dari yang tingkatan paling mudah sampai dengan yang paling sulit dengan bimbingan pertanyaan dari guru untuk menemukan jawaban yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menetapkan judul penelitian “Efektivitas model pembelajaran Probing Prompting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa” dengan tujuan untuk mengetahui efektifkah model pembelajaran probing prompting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan menggunakan Non Equivalent Control sebagai desain penelitian, dengan menentukan kelas XI Akuntansi 1 sebagai kelas eksperimen atau sampel penelitian dan kelas XI Akunansi 2 sebagai kelas kontrol. Kata kunci “model pembelajaran porbing prompting efektif dalam meningkatkan kemampuan betpikir kritis siswa pada mata pelajaran akuntansi, pokok bahasan dana kas kecil.” Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa model pembalajaran Probing Prompting mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, hal diketahui dari perbandingan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara krlas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana setelah melakukan penelitian diperoleh data bahwa
kemampuan berpikir kritits awal siswa pada kelas eksperimen adalah 60,81 dan kemampuan berpikir kritis akhir setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran probing prompting adalah 83,35 dengan peningkatan 22,54%, sedangkan pada kelas kontrol kemampuan berpikir kritis awal siswa adalah 55,08 dan kemampuan berpikir kritits akhir adalah 58,85 dengan peningkatannya adalah 3,77%.
Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran probing probing lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model atao metode pembelajaran yang masih konvensional. -
Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah
Pembelajaran kewirausahaan seharusnya dapat berjalan secara optimal. Siswa seringkali mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional atau teacher oriented. Sehingga pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal tidak tercapai. Seharusnya siswa memahami permasalahan ekonomi, mencari penyebab serta menemukan atau menafsirkan permasalahan yang ada dalam ilmu ekonomi. Salah satu upaya yang untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran problem based learning yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Oleh Karen itu, rumusan masalah yang peneliti gunakan adalah Efektifkah pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengunakan metode Eksperimen, sedangkan sifat peneliti dalam penelitian ini bersifat kuantatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (a) Dari hasil uji hipotesis kemampuan memecahkan masalah siswa diketahui bahwa terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di keles eksperimen.(b) penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menghasilkan perhitungan interprestasi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan terdapat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran seperti biasanya. Peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. -
Efektivitas Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Di dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif yang mencangkup kemampuan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), berpikir terperinci (elaboration). Namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kreatif siswa dilapangan masih rendah hal itu dikarenakan beberapa faktor yang diantaranya faktor penyebab paling dominan adalah model pembelajaran yang diberikan oleh guru belum tepat. Penelitian yang berjudul “ Efektivitas Model Pembelajaran Treffinger Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa” bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Treffinger terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran yang digunakan untuk mengukur berpikir kreatif siswa yaitu model pembelajaran Treffinger dan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehari – hari. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dan desain penelitian yang digunakan adalah pretest – posttest nonequivalent contrtol group design. Dalam penelitian ini siswa dibagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Treffinger dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang biasa diberikan oleh guru. Penelitian ini dilakukan di SMAN 27 Bandung dengan sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3. Tehnik pengumpulan data menggunakan tes tertulis berbentuk uraian. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) Dari hasil pengelohan data diketahui bahwa model pembelajaran Treffinger sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran biasa, (b) hasil awal dari pengolahan data disimpulkan bahwa kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda yang artinya sama dan dapat dikatakan homogen, (c) berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dibandingkan dengan model pembelajaran biasa, (d) hasil peningkatan dengan uji gain kelas eksperimen memiliki kualifikasi tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang mempunyai kualifikasi rendah. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kelas yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran Treffinger mendapatkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif yang lebih signfikan dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru. -
Efektivitas Multimedia Interaktif Berbasis Power Point Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Penelitian ini berjudul efektivitas multimedia interaktif berbasis powerpoint untuk meningkatkan minat belajar siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui minat belajar siswa SMAN 12 bandung kelas XI IPS 3 pada mata pelajaran ekonomi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas multimedia interkatif berbasis power point untuk meningkatkan minat belajar siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa SMAN 12 Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel ditentukan oleh guru SMAN 12 bandung sehingga kelas XI IPS 3 terpilih sebagai obejek penelitian kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai objek penelitian kelas control. Jumlah siswa terdiri dari 40 siswa dan untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner yang berisi 25 pernyataan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan efektivitas multimedia interkatif berbasis power point untuk meningkatkan minat belajar siswa didapatkan hasil bahwa minat belajar siswa meningkat dengan menggunakan media pembelajaran berbasis powerpoint interaktifkeunggulan ini baik dilihat dari masing-masing indicator min belajar siswa yang mencakup perhatian siswa, ketertarikan siswa, perasaan senang dan keterlibatan siswa yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada guru ekonomi dan guru mata pelajaran lainnya untuk menggunakan media powerpoint interaktif sebagai salah satu alternative media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. -
Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan Kemampuan Mengevaluasi
Penelitian ini berjudul “Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatkan Kemampuan Mengevaluasi Ketenagakerjaan”. Di dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi khsusnya tingkat evaluasi. Pada kenyataan di lapangan kemampuan mengevaluasi sebagian besar siswa masih rendah hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis masalah, sehingga diketahui apakah dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa atau tidak pada mata pelajaran ekonomi. Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Dalam penelitian ini siswa dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan dikelas XI IIS 1 dan kelas XI IIS 3 SMA Negeri 27 Bandung dengan jumlah sampel 36 orang dari masing-masing kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes. Hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik dengan uji-t yang sebelumnya telah dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas dan homogenitas sebagai syarat parametrik. Setelah dilakukan uji-t apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa dilihat dari kemampuan mengevaluasi siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 27 Bandung, maka model pembelajaran berbasis masalah sangat efektif dijadikan model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk berpikir tingkat tinggi khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa. -
Efektivitas Penerapan Alat Peraga Dua Dimensi dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa
Penelitian ini mengkaji tentang judul “penerapan alat peraga dua dimensi dalam meningkatan kemampuan pemahaman” rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran siswa kelas II SDN Banjaran 09 dalam pemahaman bangun datar dengan menggunakan alat peraga?. (2) Bagaimana pelaksanaan belajar siswa kelas II SDN Banjaran 09 dalam pemahaman bangun datar dengan menggunakan alat peraga?. (3) Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas II dalam pemahaman bangun datar dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga?. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Memperoleh gambaran perencanaan siswa kelas II SDN Banjaran 09 dalam pemahaman bangun datar dengan menggunakan alat peraga. (2) Untuk mengungkap pelaksanaan belajar siswa kelas II SDN Banjaran 09 dalam pemahaman bangun datar dengan menggunakan alat peraga. (3) Untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar kelas II dalam pemahaman bangun datar dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian menungjukkan bahwa penerapan pembelajaran materi bangun datar dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman, dapat dilihat dari rata-rata 82,5 pada kelas eksperimen dan 6,70 pada kelas kontrol. -
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah Efektivitas Penerapan Model Kooperatif Numbered Head Together dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dan mendeskripsikan efektivitas penerapan model pembelajaran Numbered Head Together pada pelajaran bahasa Indonesia. Metode pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi literatur terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian dikaji oleh penulis. Hasil dari beberapa penyajian data menunjukan bahwa pertama, model kooperatif Numbered Head Together dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di sekolah dasar dan juga dapat meningkatakan hasil belajar, prestasi belajar dan aktivitas pembelajaran. Hal tersebut ditandai dengan nilai akhir peserta didik diatas minimal KKM. Kedua, model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together efektif tidak hanya pada matapelajaran bahasa Indonesia saja tetapi mencakup berbagai matapelajaran seperti Matematika, IPS, PKn, dan pembelajaran tematik. -
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dalam materi Kelangkaan
Penelitian ini berjudul “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran, sehingga diketahui apakah dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa atau tidak. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam mengukur kefektifan model pembelajaran dalam meningkatkan penguasaan konsep adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Pengantar Ilmu Ekonomi dan Bisnis. Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Dalam penelitian ini siswa dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan dikelas X PM 1 dan kelas X PM 6 SMK Negeri 3 Kota Bandung dengan jumlah sampel 36 orang dari masing-masing kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non-tes (Observasi). Hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik dengan uji-t yang sebelumnya telah dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas dan homogenitas sebagai syarat parametrik. Setelah dilakukan uji-t apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan observasi dilakukan untuk melihat kelas atau tidak dengan merujuk kepada lembar pedoman observasi yang diisi oleh observer. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki nilai pretestrata-rata kelas sebelum diberikan perlakuan 48,28 dari jumlah siswa 36 orang pada kelas eksperimen. Namun, setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw nilai posttestsiswa meningkat menjadi 82,56 dari total siswa yang berjumlah 36 orang. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa yang sama ketika dilakukan pretest nilai rata-rata kelas 45,72 dari total 36 siswa. Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensial, nilai rata-rata kelas setelah melakukan posttestadalah 58,37 Kelas ekperimen dan kelas kontrol memiliki kenaikan hasil pretest ke posttest. Namun peningkatan kelas kontrol tidak sebaik kelas ekperimen.
Pada saat dilakukan uji hipotesis didapatkan hasil H0ditolak dan H1diterima.hal tersebut menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep. -
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Model-model pembelajaran yang lebih modern kini mulai digunakan. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini mulai digunakan dan banyak mendapat respon yaitu model pembelajaran kooperatif. Model cooperative learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang berarti model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih menekankan siswa untuk belajar bersama-sama sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang dipelajari. Dengan rumusan masalah yang muncul yaitu: “Efektifkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa.” Dan tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen, sedangkan sifat penelitian dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Dari hasi analisis uji hipotesis hasil belajar siswa diketahui bahwa terdapat efektivitas yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) di kelas ekperimen, (b) Penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) menghasilkan perhitungan interprestasi observasi oleh observer sebanyak 100% yang mempunyai interprestasi sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat efektifitas yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) di kelas ekperimen dalam proses pembelajaran Pengantar Akuntansi dan lebih baik dari penggunaan model pembelajaran konvensional, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran ini, salah satunya yaitu pengaturan waktu yang harus dilakukan secara maksimal. -
Efektivitas Penggunaan Media Sosial Line Messenger Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan media sosial line messenger terhadap motivasi belajar siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS dan kelas XI MIA yang mempelajari pelajaran ekonomi di SMAN 25 Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan secara random sehingga terpilih siswa kelas XI MIA 4 sebagai kelas Eksperimen dan kelas XI IIS 3 sebagai kelas kontrol untuk objek penelitian yang akan diteliti. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol terdiri atas 30 siswa. Metode ini menggunakan metode kelas True Eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. Instrument penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan angket. Data yang dikumpulkan berupa hasil postes siswa yang kemudian dianalisi dengan software SPSS versi 22 untuk melihat efektivitas penggunaan media sosial line messenger. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perubahan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media sosial line messenger. -
Efektivitas Penggunaan Model Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Penelitian ini berjudul Efektivitas Penggunaan Model Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Judul ini diambil dengan dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran ekonomi dan bisnis. Pada SMK Program Keahlian Akuntansi sendiri memiliki tujuan yang ingin menghasilkan tamatan yang memiliki kemampuan, keterampilan dan nilai serta sikap intregitas, sesuai perkembangan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang memenuhi tuntutan dunia kerja sekarang dan yang akan datang. Model Contextual Teaching and Learning merupakan suatu model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan rumusan masalah yaitu: Efektivitas Penggunaan Model Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui peningatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan metode eksperimen, sedangkan sifat dala penelitian ini yaitu bersifat kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh: 1. Dari hasil analisis uji hipotesis (Uji-t) hasil belajar siswa diketahui bahwa terdapat signifikan dari penerapan model Contextual Teaching and Learning dikelas eksperimen. 2. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextul Teaching and Learning) lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan.