Browse Items (74 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika yaitu kegiatan pembelajaran yang belum secara maksimal memberikan bantuan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis, masih rendahnya kemampuan yang dimiliki peserta didik terutama kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menemukan keterkaitan konsep matematika antar mata pelajaran maupun dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitia ini adalah untuk mengetahui penerapan model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis peserta didik di sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Saparako Kabupaten Bandung. Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaiu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terdiri dari 40 peserta didik.Instrumen yang digunakan yaitu dengan membuat RPP tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen, soal pretest dan postest kemampuan koneksi matematis serta lembar observasi. Data yang kumpulkan berupa hasil pretest dan postest peserta didik kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS untuk melihat efektivias penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe Team Assisted Individualization . Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Anova dan uji-t yang menunjukan bahwa model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan model konvensional. Keunggulan itu dapat dilihat dari indikator kemampuan koneksi matematis yang mencangkup mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, memahami hubungan diantara topik matematika, menerapkan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, memahami representasi ekuivalen suatu konsep, menerapkan hubungan antartopik matematika, dan antar topik matematika dengan topik di luar matematika yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukan 1) Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan koneksi matematis peserta didik Sekolah Dasar dengan menerapkan model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization. 2) peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran model Cooperative Tipe Team Assisted Individualization lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA (ILMU PENGETAHUAN ALAM)
Judul skripsi ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Masalah yang diteliti bagaimana penerapan model kooperatif tipe mind mapping dan apakah terdapat peningkatan kreativitas peserta didik yang diberikan pembelajaran model kooperatif tipe mind mapping. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe mind mapping pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dan mengukur peningkatan kreativitas pada peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan menggunaan model kooperatif tipe mind mapping. Teori yang digunakan pada penelitian ini teori mind mapping dari Buzan (2012 ). Populasi penelitian ini peserta didik kelas IV SD Swasta Sumur Bandung. Tehnik sampel mengunakan sampel jenuh karena jumlah populasi dan sampel sama dan hanya terdiri atas dua kelas ditentukan tidak secara random. Data hasil penelitian meunjukan adanya peningkatan kreativitas peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model koopertif mind mapping dibandingkan peserta didik yang pembelajaranya menggunakan model konvensional. Terlihat dari perolehan nilai rata-rata pretest dan postest, kelas eksperimen pretest 34.25 hasil postes 70.23, kelas kontrol pretest 33.25 hasil postest 57.5 terlihat dari perolehan hasil postest peserta didik yang diberikan pembelajaran menggunakan model kooeratif tipe mind mapping mendapat nilai lebih baik di banding peserta didik yang diberikan model pembelajaran biasa -
Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah peserta didik yang rasa ingin tahunya sangat terbatas, selain itu ada juga peserta didik yang kurang mampu mengungkapkan pendapatnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pendidik, pemahaman peserta didik yang masih rendah dan keterbatasan sarana bermain melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi. Model Interaktif diharapkan dapat mempengaruhi kemandirian belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang penerapan model interaktif dan kemampuan pemahaman peserta didik. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SDN Ciapus I. Desain penelitian ini menggunakan Non Equivalent Control Group Design. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara random sehingga terpilih peserta didik kelas II A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas II B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari 44 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak dua kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan bahwa model pembelajaran interaktif memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pembelajaran interaktif secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing masing indikator kemampuan pemahaman peserta didik mencakup kemampuan interpretasi, translasi dan ekstrapolasi yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada para pendidik untuk menggunakan model pembelajaran interaktif sebagai salah satu model dalam mata pelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaram PKn. Khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran PKn. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi dengan masalah rendahnya aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tujuan peneliti adalah memperoleh informasi tentang penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini quasi eksperimen dan sifat penelitian ini adalah kuantitatif. Desain penelitianya adalah Nonequivalent Control Grup Desaign. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 90 peserta didik dan jumlah sampel yang di ambil adalah 60 peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling karena pengambilan sampel berdasarkan rekomendasi dari wali kelas. Instrument penelitian menggunakan lembar observasi dan angket. Analisis data yang dilakukan terhadap angket awal dan angket akhir untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model kooperatif tipe kancing gemerincing terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada kelas eksperimen dengan menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing. Analisis data dengan menggunakan sofware SPSS 22 for windows untuk melihat peningkatan peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Hasil pengujian hipotesis mengunakan lembar observasi dan uji-t yang menunjukan bahwa penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing di gunakan sangat baik, dan nberdasarkan hasil pengujian lewat statistik aktivitas belajar peserta didik di kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan di bandingkan sebelum menggunakanya. Berdasarkan hasil pembuktian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil karena kedua hipotesis dapat di terima yaitu penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing sangat baik dan terdapat peningkatan yang signifikan model kooperatif tipe kancing gemerimcing terhadap aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosila di Sekolah Dasar. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mengenai rendahnya hasil belajar aspek kognitif peserta didik, terutama pada mata pelajaran Matematika. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang; penerapan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) untuk meningkatkan hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada materi bangun ruang sederhana disekolah dasar, Peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta didik di kelas sekolah dasar mengenai materi bangun ruang sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI). Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN Ciwidey 6 dengan jumlah sebanyak 52 peserta didik. Penarikan sampel dengan sampel jenuh sehingga terpilih peserta didik kelas V A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing-masing peserta didik yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 26 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen nonequivalent control group design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji t ataupun uji N-gain. setelah diberikan perlakuan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif bahwa terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif setelah menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) dan peningkatan hasil belajar aspek kognitif yang menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sulitnya peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui soal cerita yang dianggap sukar, hal ini didukung oleh proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik berpikir secara kritis. Model problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan bagi pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan model problem based learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika serta menguji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Grup Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen mendapat model problem based learning dan kelas kontrol mendapat model konvensional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas IV di SDN CICALENGKA 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara sampel jenuh dengan menggunakan seluruh peserta didik kelas IV yang terdiri dari IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data digunakan untuk melihat penerapan model problem based learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diberikan model problem based learning serta terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Oleh karena itu model problem based learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. -
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang peneliti temukan di SDN 110 Pasirkaliki Komarabudi, yaitu masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas V dalam pembelajaran IPA. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik disebabkan pembiasaan belajar yang pasif, penggunaan model pembelajaran kurang bervariasi, dan suasana pembelajaran yang kaku. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang bagaimana penerapan model quantum learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam pembelajaran IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi experiment dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V, sedangkan sampel yang digunakan hanya dua kelas yaitu kelas V-B dan V-C. Penentuan sampel tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik, mengingat kurangnya kemampuan itu pada kedua kelas tersebut. Pengambilan data penelitian menggunakan instrumen tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan berpikir kreatif. Data hasil penelitian berupa nilai pretest dan posttest dari kedua kelas dianalisis melalui beberapa pengujian yakni normalitas, homogenitas, uji perbedaan rata-rata. Analisis data dilakukan sebanyak tiga kali, semua hasil analisis menunjukkan bahwa data tersebut ternormalisasi dan memiliki varians yang homogen. Namun, untuk melihat adanya peningkatan yang signifikan setelah menerapkan model quantum learning maka data pretest dan posttest kelas eksperimen dapat diuji dengan uji perbedaan rata-rata menggunakan Paired Sample Test. Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, peningkatan itu dapat dilihat dari perbandingan nilai pretest yakni 31,68 dan nilai posttest sebesar 48.60. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dengan menerapkan model Quantum learning pada mata pelajaran IPA. -
PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang penerapan model sains teknologi masyarakat dalam peningkatan pemahaman peseta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Teori yang digunakan adalah Kartadinata (2011) yang menyatakan bahwa model sains teknologi masyarakat merupakan model pembelajaran yang mengkaitkan antara sains dan teknologi dengan masyarakat sebagai pengguna dari sains dan teknologi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan sifat penelitian kualitatif-kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan, yaitu kuasi eksperimen desain. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas IVA dan IVD di SD Negeri 255 Griya Bumi Antapani Bandung dengan total 60 peserta didik. Instrumen yang digunakan meliputi soal tes pemahaman dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t, dan uji gain. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan (1) Model Sains Teknologi Masyarakat efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik sekolah dasar. (2) Uji statistik menunjukkan bukti pada kelas eksperimen terdapat peningkatan pemahaman peserta didik yang terlihat pada hasil uji gain sebesar 0,627. -
PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang penerapan model think pair share dalam meningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar.
Teori yang digunakan adalah Trianto (2010: 81) menyatakan bahwa modelpembelajaran Think Pair Share (TPS) atau berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembel ajaran kooperatif yang dirancang agar dapat mempengaruhi pola interaksi peserta didik.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan sifat penelitian kualitatif dan kuantitatif Sugiyono (2013) Penelitian kualitatif ialah Metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat postivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Desain penelitian yang digunakan quasi experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV di SDN Cicalengka 10. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa lembar observasi afektif dan psikomotor peserta didik dan tes tertulis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini uji normalitas, uji homogenitas, uji t, dan uji gain. Hasil lembar observasi menggambarkan hasil belajar peserta didik.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar. Uji statistik menunjukkan bukti di kelas eksperimen terdapat meningkatkan hasil belajar yang terlihat pada uji t 0,017.
-
PENGARUH MEDIA DOMINO MATEMATIKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang akan mengajarakan bukan hanya soal menghitung tetapi mengajarkan disiplin hingga perubahan cara berfikir. Kemampuan pemahaman matematis perlu dimiliki oleh setiap peserta didik pada mata pelajaran matematika. Namun pada fakta di lapangan, kemampuan pemahaman matematis masih rendah. Hal ini dikarenakan pendidik belum mengasah kemampuan matematis peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis dengan menggunakan media Domino Matematika (DOMAT). Metode penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II-B dan II-C yang sekaligus sebagai II-B sebagai kelas Eksperimen dan kelas II-C sebagai kelas kontrol. Isntrumen yang dignakan ialah berupa tes tipe uraian untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematis dan lembar observasi untuk melihat aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS V.24 dengan menganalisis Uji t-Test One Samplet-Test, Paired Sample t-Test for Mean,dan Independent Sample t-Test. Berdasarkan hasil analasisis maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan pemahaman matematis yang menggunakan media Domino Matematika (DOMAT) serta peningkatan pemahaman matematis peserta didik yang pembelajarannya menggunakan biji-bijian. -
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK
Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji pengaruh media pembelajaran card sort terhadap peningkatan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SD Negeri Al- Barokah. Untuk mencapai tujuan penelitian ini ialah peneliti menggunakan sampel yang ditentukan dengan cara random, sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A untuk kelompok kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelompok kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest. Hasil peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogen dan uji-t, yang menunjukkan bahwa media pembelajaran card sort memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pembelajaran card sort. Secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik, keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator pemahaman yang mencakup kemampuan menyatakan ulang materi yang telah dipelajari, Media pembelajaran card sort merupakan salah satu media yang mampu meningkatkan pemahaman peserta didik meningkat, karena dalam proses pembelajaran ini peserta didik diajak untuk belajar berkelompok yang menggunakan kartu. Setiap anggota kelompok ikut aktif dalam mendiskusikan soal yang diberikan pendidik, berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada guru kelas IV untuk menggunakan media pembelajaran card sort sebagai salah satu cara alternatif media dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik.