Browse Items (8 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK (STUDI LITERATUR REVIEW )
Lia Novianti, 2020, Penerapan Model Pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan Pemahaman Peserta Didik, Euis Eka Pramiarsih, Ilyas. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan perubahan perilaku, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif memiliki tingkatan C2 yaitu kemampuan pemahaman. menurut Bloom kemampuan memahami materi tertentu yang akan dipelajari dalam bentuk (menerjemahkan, menginterpretasi, dan mengekstrapolasi) ke dalam informasi yang dikomunikasikan ke dalam kategori. Kelemahan yang dapat dilihat dalam penelitian peserta didik kesulitan untuk memahami materi yang begitu banyak, dan proses pembelajaran yang dianggap jenuh membuat peserta didik kurang antusias. Upaya yang akan dilakukan yaitu dengan memilih model pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman peserta didik, serta dapat mendukung dalam keberhasilan pembelajaran, dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berdasarkan hal tersebut penulis mencari jurnal yang akan diteliti untuk melihat bagaimana penerapan model pembelajaran Numbered head Together (NHT) untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Penelitian menggunakan penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review) merupakan serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka dengan penelitian yang bersifat analisis deskriptif. Sumber data menggunakan data sekunder berupa buku, jurnal dan skripsi. Hasil dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dengan proses pembelajaran yang membuat peserta didik lebih antusias dan minat belajar meningkat dengan langkah-langkah yang harus peserta didik ikuti. -
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
(Lasmini,Hidayat & Ilyas, Penggunaan Media Audio Visual Untuk meningkatkan Pemahaman, 2019) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan rendahnya kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ekonomi. Siswa dikatakan memahami mata pelajaran ekonomi apabila ia bisa menafsirkan sebuah informasi ke dalam bentuk lain, memberikan contoh atau prinsip yang bersifat umum, mengklasifikasikan suatu materi ke dalam kategori tertentu, membuat ringkasan materi, menjelaskan suaru materi, membandingkan persamaan atau perbedaan suatu objek hingga siswa dapat menyimpulkan suatu materi yang ia pelajari. Kenyataan dilapangan peneliti menemukan permasalahan yaitu kemampuan pemahaman siswa kelas X pada Program Studi Pemasaran masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Berdasarakan hal tersebut peneliti mencoba membuat media audio visual dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian quasi eksperimental dan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X Program Studi Pemasaran, dimana X Pemasaran 3 sebagai kelas eksperimen dan X Pemasaran 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, daftar ceklis dan observasi pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual lebih efektif meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran ekonomi. -
MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK
Hizkya Syawalia (2019). Penerapan Model Talking Stick Untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik Dalam Pembelajran Seni Musik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran SBdP di Kelas IV di SDN Pelangi 01), yang dibimbing oleh Bapak ace Iwan dan Ibu Cucu Lisnawati. Latar belakang dalam penelitian ini adalah peserta didik belum bisa mencapai hal-hal yang dapat dikalasifikasikan dalam kategori dapat menguasai indikator pemahaman peserta didik kelas IV. Model Talking Stick merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pemahaman pada pembelajaran seni musik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu metode eksperimen dengan sifat kuantitatif dan desain penelitian quasi eksperimental dan desain yang dipilih yaitu Non-equivalen Control Group Design. Subjek dalam penelitian ini yaitu kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpula data menggunakan instrumen test uraian dan teknik analisis data dengan statistic parametric menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 24. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat peningkatan pemahaman pada kelas eksperimen dengan meggunakan model Talking Stick serta peningkatan pemahaman pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan pemahaman pada kelas kontrol. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Pemahaman Matematis Peserta Didik di Sekolah Dasar”. Latar belakang penelitian ini adalah masalah pelaksanaan langkah - langkah penerapan model PBL pada pelajaran matematika di sekolah dasar. Kemudian, terdapat pengaruh peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik dengan model problem-based learning pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Shoimin (2014) tentang problem-based learning dan pengertiannya serta Teori Suptijono (2009) tentang pemahaman matematis. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan sampel sebanyak 40 orang siswa yang berasal dari kelas V, masing - masing 20 peserta didik kelas A dan B. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman setelah penggunaan model PBL, yaitu dengan skor rata - rata 81 untuk kelas eksperimen yang menggunakan model PBL dibandingkan skor rata - rata 71 di kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. -
PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang penerapan model sains teknologi masyarakat dalam peningkatan pemahaman peseta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Teori yang digunakan adalah Kartadinata (2011) yang menyatakan bahwa model sains teknologi masyarakat merupakan model pembelajaran yang mengkaitkan antara sains dan teknologi dengan masyarakat sebagai pengguna dari sains dan teknologi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan sifat penelitian kualitatif-kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan, yaitu kuasi eksperimen desain. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas IVA dan IVD di SD Negeri 255 Griya Bumi Antapani Bandung dengan total 60 peserta didik. Instrumen yang digunakan meliputi soal tes pemahaman dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t, dan uji gain. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan (1) Model Sains Teknologi Masyarakat efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik sekolah dasar. (2) Uji statistik menunjukkan bukti pada kelas eksperimen terdapat peningkatan pemahaman peserta didik yang terlihat pada hasil uji gain sebesar 0,627. -
Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolh Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman belajar ilmu pengetahuan alam peserta didik pada materi cahaya dan sifat-sifatnya. Hal itu diperkuat oleh data tenaga pendidik wali kelas V yang menyatakan bahwa hasil belajar, khususnya aspek pemahaman masih rendah. Penelitian ini mencoba menerapkan metode pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman belajar ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar. Penelitian ini adalah metode eksperimen. Subjek penelitian ini ialah peserta didik di kelas V semester II SDN Gunungkoneng yang berjumlah 60 peserta didik yang terdiri 30 peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan 30 peserta didik sebagai kelompok kontrol. Instrumen dalam penelitian ini ialah lembar observasi, tes soal, dan angket. Pada pelaksanaan pembelajaran digunakan metode pembelajaran demonstrasi yang menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan teknik Excel dan SPSS versi 21, diperoleh hasil observasi penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat dilakukan pendidik dengan baik dengan menghitung interpretasi sebanyak 88% (baik) dan berdasarkan hasil pengujian t-hitung lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan, maka terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan hasil pemahaman belajar pelajaran IPA antar kelompok eksperimen dan kontrol setelah perlakuan dan menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapatkan materi dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi terdapat peningkatan pemahaman belajar. -
Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Latar belakang dari penelitian ini adalah rendahnya kemampuan pemahaman siswa dalam menyelesaikan pembelajaran IPA di SD. Siswa kurang memahami konsep IPA. Kurang menguasai keterampilan proses dalam pembelajaran (mengamati, menggolongkan, mengukur, menafsirkan, mengkombinasikan hasil, memprediksikan dan melakukan percobaan). Kegiatan pembelajaran juga masih berpusat pada guru, serta model pembelajaran kurang menarik, sehingga pengalaman yang diperoleh kurang bermakana. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuaan pemahaman siswa yang mendapatkan pembelajaraan metode demonstraasi lebih baik daripada pembelajaran siswa yang belajar melalui metode konvensional. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian pretest postest control group design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SDN Pasirwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas V A dan B SDN Pasirwangi. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen test yang berbentuk essay. Berdasarkan pengolahan data menggunkan SPSS 22 dengan pengujian hipotesis uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda diperoleh kesimpulan menunjukan bahwa (1) Terbukti bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar (2) Hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan metode demonstrasi terhadap peningkatan pemahaman peserta didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dapat diterima. -
Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Penelitian berjudul “Penerapan model kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan pemahaman peserta didik pada pelajaran bahasa indonesia di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan model kooperatif tipe jigsaw, sehingga diketahui peningkatan pemahaman peserta didik pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini peserta didik dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan kelas control menggunakan model konvensional. Penelitian ini dilakukan di kelas V A dan V B SDN Awi Gombong 1 dengan jumlah sampel 20 dari masing-masing kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan statistic parametrik. Sehingga observasi dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran di kelas. Uji hipotesis dengan mnggunakan uji t menunjukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman peserta didik pada pelajaran bahasa Indonesia setelah diberikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.