Browse Items (74 total)
Sort by:
-
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR (KOGNITIF) PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul“Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) terhadap Hasil Belajar (Kognitif) Peserta Didik pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar.” Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji pengaruh pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan RME yang dipelopori oleh Freudenthal kemudian dikembangkan Sumantri (2015). Populasi penelitian ini ialah peserta didik SDN. 218 Sarijadi kelas V, ditentukan dengan cara random, sehingga VA sebagai kelas eksperimen dan kelas V B kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas, yaitu kelompok eksperimen terdiri atas 33 peserta didik dan kelompok kontrol terdiri atas 34 peserta didik. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut dianalisis dengan software SPSS untuk melihat pengaruh pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas dan uji-t menunjukkan bahwa pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) memiliki keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. -
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
Studi ini berjudul penerapan metode Role Playing untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bahasa Indonesia di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bahasa Indonesia.
Teori yang digunakan adalah Shoimin 2014 yang mengatakan bahwa metode bermain peran membuat siswa langsung terlibat seolah-olah mereka berada dalam peran; ini akan meningkatkan kepercayaan diri mereka serta kepercayaan pada orang lain.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan penelitian kualitatif-kuantitatif yang diusulkan oleh John w Creswell 2009 dengan beberapa aspek penting dalam merancang prosedur sebagai berikut: waktu, berat, pencampuran, dan teorisasi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental. Populasi dalam kajian ini semua adalah siswa kelas lima di sekolah dasar Saparako, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebuah lembar pengamatan dari implementasi pembelajaran dan tes keterampilan berbicara. Analisis data keterampilan berbicara dalam studi ini digunakan tes normalitas, tes homogenitas, T Test, dan tes gain. Hasil dari lembar pengamatan menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Hasil yang diperoleh menunjukkan (1) metode bermain peran efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa sekolah dasar. (2) uji statistik menunjukkan bukti dalam kelas eksperimental ada peningkatan keterampilan berbicara terlihat pada hasil tes t 0,020.
-
Keefektifan Penerapan Model Imajinasi dalam Peningkatan Pencapaian KKM Pembelajaran Menulis Cerpen (Cerita Pendek) pada Peserta Didik
Judul penelitian ini adalah Keefektifan Penerapan Model Imajinasi dalam Peningkatan Pencapaian KKM Pembelajaran Menulis Cerpen (Cerita Pendek) pada Peserta Didik. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan menulis cerpen peserta didik kelas IV SD dengan mengembangkan model pembelajaran sastra terpadu dan penerapannya guna meningkatkan kemampuan menulis peserta didik, yaitu dengan menggunakan penerapan model imajinasi.
Masalah penelitian adalah: (a) bagaimana kemampuan menulis cerpen pada peserta didik sebelum menggunakan model imajinasi, (b) bagaimana kemampuan menulis cerpen pada peserta didik sesudah menggunakan model imajinasi, (c) apakah efektif penggunaan model imajinasi dalam pembelajaran menulis cerpen pada peserta didik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Esten (2015).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif-kuantitatif. Teknik untuk mengumpulkan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka dan teknik tes melalui pretest dan posttest. Analisis data penelitian menggunakan statistik komparasional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dengan hasil posttest. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model imajinasi efektif untuk menulis cerpen (cerita pendek) adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.
-
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK
Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji pengaruh media pembelajaran card sort terhadap peningkatan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SD Negeri Al- Barokah. Untuk mencapai tujuan penelitian ini ialah peneliti menggunakan sampel yang ditentukan dengan cara random, sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A untuk kelompok kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelompok kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest. Hasil peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogen dan uji-t, yang menunjukkan bahwa media pembelajaran card sort memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pembelajaran card sort. Secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik, keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator pemahaman yang mencakup kemampuan menyatakan ulang materi yang telah dipelajari, Media pembelajaran card sort merupakan salah satu media yang mampu meningkatkan pemahaman peserta didik meningkat, karena dalam proses pembelajaran ini peserta didik diajak untuk belajar berkelompok yang menggunakan kartu. Setiap anggota kelompok ikut aktif dalam mendiskusikan soal yang diberikan pendidik, berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada guru kelas IV untuk menggunakan media pembelajaran card sort sebagai salah satu cara alternatif media dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. -
PENGARUH METODE MAKE A MATCH TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam mata pelajaran IPA di SDN Ciparigi Kec Ciwidey Kab Bandung. Masih kurangnya pemahaman konsep peserta didik terhadap mata pelajaran IPA. Masih kurangnya keinginan peserta didik untuk memperdalam dan mengembangkan rasa ingin tahu tentang pemahaman konsep terhadap mata pelajaran IPA. Proses pembelajaran yang kurang menyenangkan. Tanggung jawab dan rasa percaya diri peserta didik belum terlihat. Masih kurangnya motivasi peserta didik untuk menguasai materi-materi pembelajaran IPA yang ada di dalamnya. Pembelajaran masih terpusat pada pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penerapan metode pembelajaran Make A Match lebih baik terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam materi IPA dibandingkan dengan peningkatan pemahaman kosep peserta didik dengan metode ceramah. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design tipe Nonequivalent Control Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar SDN Ciparigi dengan jumlah keseluruhan kelas yaitu 2 kelas sebanyak 60 orang sedangkan sampelnya adalah kelas kelas IV A dan kelas IV B yang masing masing jumlah peserta didik 30 peserta didik. Data diolah menggunakan bantuan Anates dan SPSS versi 20, dengan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pre-test dan hasil post-test dengan rata rata pre-test pada kelas eksperimen yaitu 61,13 dan pre-test kelas kontrol 58,50. Sedangkan untuk rata-rata post-test kelas eksperimen 86,50 dan untuk post-test kelas kontrol 78,87. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan treatment dengan menggunakan metode pembelajaran Make A Match menunjukkan bahwa terdapat peningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA di SD dapat diterima. -
PENGARUH MODEL CONNECTING, ORGANIZ ING, REFLECTING, EXTENDING (CORE )TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang diindikasikan peserta didik kurang mampu untuk fokus pada saat pembelajaran, menjadikan peserta didik kurang mampu menginterpretasikan konsep yang telah dipelajari, kurang mampu mengklasifikasikan konsep, serta tidak mampu merangkum konsep yang telah dipelajari sehingga kesulitan dalam menyimpulkan materi, daya pikir kritis kurang terlatih, dan daya ingat peserta didik dalam memahami suatu konsep/informasi tidak bertahan lama. Penelitian ini dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent Control Group Desaign. Populasi pada penelitian ini melibatkan seluruh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 255 Griya Bumi Antapani Bandung. Pengambilan sampel yang diambil hanya dua kelas yang berjumlah 60 orang, yang berasal dari kelas eksperimen 30 orang dengan menggunakan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) dan Kelas kontrol 30 orang. Pengambilan data menggunakan instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan lembar observasi. Data hasil pretest dan postest siswa kemudian dianalisis menggunakan SPSS. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah uji normalitas yang memperoleh hasil pretest kelas kontrol : 10,70 dan kelas eksperimen : 10,97 sedangkan hasil posttest kelas kontrol : 0,486 dan kelas eksperimen : 0,353 , setelah itu dilakukan uji homogenitas yang memperoleh hasil pretest 0,907 dan postest 0,198 , hasil uji perbedaan rata-rata (uji t) pretest 0,550 dan posttes 0,000 dan memperoleh uji normal gain 0,000 yang rata-rata N-Gain kelas eksperimen : 0,59 sedangkan rata-rata N-Gain kelas kontrol : -0,01. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka peneliti menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep di sekolah dasar. Oleh karna itu hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik setelah penerapan model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar” dapat diterima. -
PENGARUH MODEL COOPERATIVE TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN BANTUAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) dengan bantuan media Balok Garis bilangan pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman penjumlahan dan pengurangan bulat pada mata pelajaran matematika. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN Cicalengka 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan tidak secara random sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A sebagai kelas kontrol dan peserta didik kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri dari 43 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, homogenitas dan uji-t menunjukkan bahwa model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) dengan bantuan media Balok Garis Bilangan memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran konvensional. Keunggulan itu dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman peserta didik yang semakin membaik. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut disarankan kepada pendidik kelas IV untuk dapat menggunakan model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran matematika -
PENGARUH METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik yang mempelajari matematika dibandingkan mata pelajaran lainnya. Kesulitan peserta didik memahami pelajaran matematika biasanya disebabkan oleh kurangnya pemecahan masalah yang dimiliki peserta didik. Hal ini disebabkan karena guru jarang melatih kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada saat proses pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui metode Team Assisted Individualization di Sekolah Dasar. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah Semua peserta didik kelas IV SDN Ciptawinaya. Sampel penelitian ini adalah kelas IV B sebagai kelas kontrol dan kelas IV C sebagai kelas eksperimen. Teknik analisis data yaitu uji normalitas, ujji homogenitas, uji-t, ataupun uji non-parametik, Mann Whitney. Pada analisis akhir penelitian, untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis menggunakan uji Mann Whitney, Karena data tidak berdistribusi normal. Setelah mendapatkan pemecahan masalah peserta didik pada dua kelas, nilai dianalisis hingga diperoleh hasil akhir yang menyatakan rata-rata nilai untuk kelas kontrol adalah 0,2895 dan rata-rata nilai untuk kelas eksperimen adalah 0,4930. Nilai Signifikansi (2-tailed) 0.041 < 0.05, maka data berbeda signifikan artinya ditolak dan diterima bahwa penggunaan metode Team Assisted Individualization dapat meningkatkan pemecahan masalah peserta didik di sekolah dasar. -
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual...1 more
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL TERHADAP PENINGKATAN SIKAP
RASA INGIN TAHU PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASARPenelitian di latarbelakangi oleh adanya masalah terhadap sikap rasa ingin tahu peserta didik yang rendah, terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan dilkukannya penelitian ini supaya peneliti mampu memperoleh Informasi mengenai Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual.pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dalam hal peningkatan sikap rasa ingin tahu peserta didik pada mata pelajaran struktur tumbukan dan fungsinya. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN 02 Banjaran dengan jumlah sebanyak 60 peserta didik. Penarikan sampel secara random sehingga terpilih peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing – masing peserta didik yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pre-test dan post-test peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS versi 24 untuk melihat peningkatan sikap rasa ingin tahu peserta didik menggunakan Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji gain yang menunjukan bahwa Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual dapat memberi pengaruh dalam peningkatan sikap rasa ingin tahu peserta didik pada mata pelajaran ipa,lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Peningkatan tersebut dilihat dari setiap indikator sikap rasa ingin tahu peserta didik yang mencakup pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Kesimpulannya dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan sikap rasa ingin tahu secara signifikan dalam menerapkan model Cooperative learning tipe Talking Stick terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar dapat diterima -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep yang signifikan pada peserta didik setelah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan model Numbered Head Together, dan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep peserta didik di kelas eksperimen lebih tinggi setelah memperoleh pembelajaran IPA menggunakan model NHT dari peserta didik di kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode konvensional. Teori yang digunakan adalah teori dimensi kognitif oleh Bloom. Metode yang digunakan adalah metode kuantitaif. Data yang digunakan, diperoleh dari hasil N-Gain kelas kontrol dan kelas eksperimen, kemudian dari nilai tersebut dapat dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji-t. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep yang signifikan pada peserta didik setelah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan model Numbered Head Together. -
PENGARUH METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Contextual Teaching and Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada pokok bahasan gaya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Teori penelitian yang digunakan adalah teori Bloom. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantiatif dan desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan bentuk nonequivalent control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV E untuk kelas kontrol dan peserta didik kelas IV F untuk kelas eksperimen di SDN 109 Centeh Bandung. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri dari 20 orang peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes tertulis berupa uraian. Data yang digunakan, diperoleh dari hasil uji N-Gain kelas kontrol dan kelas eksperimen, kemudian dari nilai tersebut dapat melakukan uji hipotesis dengan langkah menguji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode Contextual Teaching and Learning terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep ilmu pengetahuan alam peserta didik di sekolah dasar. -
PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang penerapan model sains teknologi masyarakat dalam peningkatan pemahaman peseta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Teori yang digunakan adalah Kartadinata (2011) yang menyatakan bahwa model sains teknologi masyarakat merupakan model pembelajaran yang mengkaitkan antara sains dan teknologi dengan masyarakat sebagai pengguna dari sains dan teknologi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan sifat penelitian kualitatif-kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan, yaitu kuasi eksperimen desain. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas IVA dan IVD di SD Negeri 255 Griya Bumi Antapani Bandung dengan total 60 peserta didik. Instrumen yang digunakan meliputi soal tes pemahaman dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t, dan uji gain. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan (1) Model Sains Teknologi Masyarakat efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik sekolah dasar. (2) Uji statistik menunjukkan bukti pada kelas eksperimen terdapat peningkatan pemahaman peserta didik yang terlihat pada hasil uji gain sebesar 0,627.