Browse Items (18 total)
Sort by:
-
PENERAPAN METODE PERSONALIZED SYSTEM OF INSTRUCTION (PSI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMA
Kemampuan pemahaman konsep matematis penting untuk siswa dalam mempelaari matematika. Namun kemampuan pemahaman konsep matematis siswa masih rendah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMA meningkat dengan menggunakan metode Personalized System of Instruction (PSI). Metode penelitian adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian The Nonequivalent Pretest- Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kelas X di Kota Bandung dengan karakteristik yang sama. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan X IPS 2 sebagai kelas kontrol di SMA N 11 Bandung. Instrumen penelitian adalah tes uraian kemampuan pemahaman konsep matematis yang mencakup menyatakan ulang, mengklasifikasi, memberikan contoh dan bukan contoh, menggunakan dan memanfaatkan, dan mengaplikasikan serta lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian adalah menunjukkan bahwa meningkatnya kemampuan pemahaman konsep matematis dengan penerapan metode Personalized System of Instruction. Dan terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis pada siswa SMA yang memperoleh metode pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI) berbeda dengan yang memperoleh model pembelajaran Direct Learning (DL). -
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis matematis melalui model pembelajaran generatif dalam pembelajaran matematika, berdasarkan masalah yang ditemukan saat observasi bahwa kemampuan berpikir logis rendah. Kemampuan berpikir logis sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika. Namun kemampuan berpikir logis ini masih rendah, hal ini dikarenakan kurangnya dilatih kemampuan berpikir logis siswa saat proses pembelajaran. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandung tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas VIII B yang terdiri dari 31 siswa, sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D yang terdiri dari 32 siswa, sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan berpikir logis matematis. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir logis matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran generatif dan terdapat peningkatan kemampuan berpikir logis matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajan generatif dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis matematis siswa. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMK
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan menuangkan, menyatakan, menerjemahkan, mengungkapkan, atau membuat model dari ide-ide atau konsep matematika, diantaranya ke dalam bentuk matematis baru yang beragam. Bentuk representasi matematis dapat berupa diagram, grafik, tabel, ekspresi atau notasi matematika serta menulis dengan bahasa sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis menggunakan model PBL dengan berbantuan Geogebra. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X (sepuluh) di SMK Bina Warga tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitian ini adalah siswa kelas X PM 1 sebagai kelas kontrol dan X PM 2 sebagai kelas eksperimen. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan representasi matematis tertulis serta instrumen nontes yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas proses pembelajaran untuk guru dan siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa; 1) terdapat peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan Geogebra; serta 2) peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan Geogebra lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Dengan demikian, pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan Geogebra dapat dijadikan sebagai variasi model dalam proses pembelajaran. -
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat diperlukan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. Namun kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ternyata masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena jarang di latihnya kemampuan pemecahan masalah siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP melalui model pembelajan CTL. Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Kemala Bhayangkari Bandung tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas VII E sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 30 siswa dan kelas VII F sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 28 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis tertulis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t melalui program SPSS 22 Statistics yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-Tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa model CTL dapat Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran CTL lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. . Dengan demikian model pembelajan CTL dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMK
Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali penyempurnaan, hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan berbagai masukan,salah satu masukan yang dipertimbangkan yaitu HOTS (High Order Thinking Skills). Pada Saat ini kurikulum untuk SMA dan SMK sudah disetarakan, oleh karena itu siswa SMK juga perlu kemampuan-kemampuan tertentu yang berorientasi pada HOTS sebagai kemampuan penunjang nya, dalam hal ini adalah kemampuan berpikir kritis matematis. Kemampuan berpikir kritis matematis sangat penting untuk ditingkatkan. Namun sayangnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa masih tergolong rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Strategi Konflik Kognitif. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Jurusan Pemasaran di SMK N 3 Bandung tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitannya adalah siswa kelas X BDP 1 yang berjumlah 32 orang sebagai kelas kontrol dan siswa kelas X BDP 2 yang berjumlah 35 orang sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian berupa soal-soal kemampuan berpikir kritis matematis. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 24 for windows. Berdasarkan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Inkuiri dengan Strategi Konflik Kognitif meningkat dengan kategori cukup efektif dan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat model pembelajaran Inkuiri dengan Strategi Konflik Kognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (SQ4R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP
Kemampuan pemahaman sangatlah penting dimiliki siswa karena kemampuan pemahaman merupakan syarat untuk memiliki kemampuan yang lain. Siswa bisa dikatakan kurang kemampuan pemahamannya dilihat dari ketika siswa telah mendapatkan pembelajaran, akan tetapi siswa tidak bisa menyatakan ulang sebuah konsep pembelajaran yang telah iya dapatkan di kelas dan siswa juga tidak dapat memberikan contoh ataupun noncontoh dari sebuah konsep yang telah di pelajarinya. Kurangnya efektif pembelajaran yang cenderung membuat minat belajar siswa rendah mengakibatkan kurangnya pemahaman konsep matematis siswa. Kurangnya kemampuan konsep matematis siswa mengakibatkan nilai matematika yang kurang memuaskan dan siswa menganggap hal tersebut tidak aneh lagi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pembelajaran matematika dan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R). Model pembelajaran SQ4R merupakan metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, dengan desain eksperimen kotrol pretes-postes. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP Kemala Bhayangkari dengan sampel kelas VIIA yang berjumlah 21 dan kelas VIIB yang berjumlah 20. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis yang pembelajarannya menggunakan model SQ4R, dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran SQ4R lebih baik dari pembelajaran konvensional.