Browse Items (539 total)
Sort by:
-
Efektivitas Model Pembelajaran Probing Prompting dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah karena rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran akuntansi, pada pokok bahasan dana kas kecil. Kemampuan berpikir kritis terdiri dari berbagai indikator, salah satunya dalah kemampuan memecahkan masalah, yang sangat bermanfaat bagi siswa, baik di sekolah maupun di lingkungannya. Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan cara mengajak siswa untuk sering berpikir, yaitu dengan sering diajukan pertanyaan-pertanyaan dari tingkatan yang paling mudah sampai yang paling sulit, salah satu model pembelajaran yang cocok adalah model pembelajaran probing prompting, yaitu model pemebelajaran yang sarat akan pertanyaan, baik dari yang tingkatan paling mudah sampai dengan yang paling sulit dengan bimbingan pertanyaan dari guru untuk menemukan jawaban yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menetapkan judul penelitian “Efektivitas model pembelajaran Probing Prompting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa” dengan tujuan untuk mengetahui efektifkah model pembelajaran probing prompting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan menggunakan Non Equivalent Control sebagai desain penelitian, dengan menentukan kelas XI Akuntansi 1 sebagai kelas eksperimen atau sampel penelitian dan kelas XI Akunansi 2 sebagai kelas kontrol. Kata kunci “model pembelajaran porbing prompting efektif dalam meningkatkan kemampuan betpikir kritis siswa pada mata pelajaran akuntansi, pokok bahasan dana kas kecil.” Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa model pembalajaran Probing Prompting mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, hal diketahui dari perbandingan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara krlas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana setelah melakukan penelitian diperoleh data bahwa
kemampuan berpikir kritits awal siswa pada kelas eksperimen adalah 60,81 dan kemampuan berpikir kritis akhir setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran probing prompting adalah 83,35 dengan peningkatan 22,54%, sedangkan pada kelas kontrol kemampuan berpikir kritis awal siswa adalah 55,08 dan kemampuan berpikir kritits akhir adalah 58,85 dengan peningkatannya adalah 3,77%.
Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran probing probing lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model atao metode pembelajaran yang masih konvensional. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Rifanty Chairunnisa (2019). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Implementasi Model Discovery Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas (Studi Eksperimen Materi Konsep Dasar Ilmu Ekonomi Kelas X T.A 2019/2020). Latar Belakang penelitian ini adalah siswa belum mencapai indikator yang dapat diklasifikasikan dalam kategori dapat menguasai kemampuan berpikir kritis kelas X IPS di SMAN 11 Bandung. Model discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen setelah mengimplementasikan model discovery learning. Metode penelitian yang digunakan didalam yaitu metode eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif dan desain penelitian quasi eksperimen dan desain yang dipilih yaitu Nonequivalent Control Group Design. Subjek dalam penelitian ini yaitu X IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan X IPS 5 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes uraian dan teknik analisis data dengan statistic parametric menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dengan menggunakan model discovery learning serta peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode yang biasa digunakan guru. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA MELALUI MODEL RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul ’’Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Melalui Model RME (Realistic Mathematics Education) di Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model RME (Realistic Mathematics Education) untuk meningkatkan kemapuan berpikir kreatif matematika siswa kelas IV dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika kelas IV melalui Model RME (Realistic Mathematics Education). Dalam penelitian ini digunakan teori Shoimin (2017). Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini terdiri atas 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan tes.Penelitian ini penggunaan model RME (Realistic Mathematics Education) menunjukan, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas IV SD Muhammadiyah 6 Kota Bandung. Hal itu terlihat dari hasil perhitungan pretest dan posttest pada kelas eksperimen. -
Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan Kemampuan Mengevaluasi
Penelitian ini berjudul “Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatkan Kemampuan Mengevaluasi Ketenagakerjaan”. Di dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi khsusnya tingkat evaluasi. Pada kenyataan di lapangan kemampuan mengevaluasi sebagian besar siswa masih rendah hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis masalah, sehingga diketahui apakah dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa atau tidak pada mata pelajaran ekonomi. Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Dalam penelitian ini siswa dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan dikelas XI IIS 1 dan kelas XI IIS 3 SMA Negeri 27 Bandung dengan jumlah sampel 36 orang dari masing-masing kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes. Hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik dengan uji-t yang sebelumnya telah dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas dan homogenitas sebagai syarat parametrik. Setelah dilakukan uji-t apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa dilihat dari kemampuan mengevaluasi siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 27 Bandung, maka model pembelajaran berbasis masalah sangat efektif dijadikan model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk berpikir tingkat tinggi khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa. -
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep peserta didik yang dapat terlihat ketika pendidik memberikan sebuah pertanyaan pada peserta didik tidak dapat mengulang kembali konsep dengan bahasanya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dilakukan dengan sangat baik atau tidak, sehingga jika baik maka akan terdapat pengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan purposive sampling, dimana populasi adalah semua peserta didik kelas X SMAN Negeri 11 Bandung dan sampel pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas X IPS 3 sebagai kelas kontrol yang terdiri masing-masing kelas berjumlah 32 orang peserta didik. Instumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes tipe uraian soal kemampuan pemahaman konsep secara tertulis maka data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pretest dan postest yang kemudian di analisis data dengan menggunakan software SPSS 22.0 for windows untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC. Hasil pengujian hipotesis menggunakan lembar observasi, dan uji-t yang menunjukan bahwa model penggunaan model CIRC di gunakan sangat baik, dan berdasarkan hasil pengujian statistik pemahaman konsep peserta didik di kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan di bandingkan sebelum menggunakannya. -
Penerapan Pembelajaran Modular Berbais Komputer untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Membuat Paket Program Spreadsheet
Penelitian ini berjudul Penerapan Pembelajaran Modular Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Membuat Paket Program Spreadsheet. Judul ini diambil dengan dilatarbelakangi oleh kurangnya keterampilan siswa pada pembelajaran paket program pengolahan angka spreadsheet. Dalam kenyataan masih banyak siswa/siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada jurusan akuntansi yang kesulitan membuat jurnal akuntansi pada program spreadsheet. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang penerapan pembelajaran modular berbasis komputer untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat paket program spreadsheet. Penelitian ini menggunakan modular berbasis komputer dengan Nonequivalent Control Group Design . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMKN Kota Bandung. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini Post-test keterampilan untuk memperoleh data keterampilan siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen. Analisi data keterampilan dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji T, dan uji Gain. sedangkan hasil lembar observasi menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut. (1) Penerapan pembelajaran modular berbasis komputer sangat baik dalam pembelajaran di kelas yang dapat dilihat dari hasil analisis lembar observasi siswa pada kelompok eksperimen dengan interprestasi sangat baik. (2) Terdapat perbedaan kemampuan keterampilan siswa yang menggunakan pembelajaran modular berbasis komputer di kelompok eksperimen dibandingkan pada kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran modul bahan cetak, dengan hasil rerata pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol (3) Peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan pembelajaran modular berbasis komputer lebih baik, karena terdapat peningkatan yang sangat signifikan daripada kelas yang menggunakan pembelajaran modul bahan cetak, dapat terlihat dari hasil uji gain dengan interprestasi tinggi pada kelompok eksperimen dan sedang pada kelompok kontrol. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Team Assisted Individualization Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Judul ini diambil dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar yang kurang pada siswa pada pembelajaran analisis siklus akuntansi. Model pembelajaran Cooperative tipe Team Assisted Individualization merupakan salah satu model pembelajaram yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Tujuan penelitian ini untuk penerapan penerapan model pembelajaran Cooperative tipe Team Assisted Individualization dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode penelitia ini menggunakan Quasi Eksperimental dan dengan menngunakan desain kelompok Nonequivalen Control Group Design. Adapun sampel yang diambil yaitu dengan cara Sampling Purposive sehingga terpilihlah siswa kelas XI Akuntansi 2 untuk kelas eksperimen dan XI Akuntansi 1 untuk kelas kontrol di SMK Negeri 3 Bandung sebagai objek penelitian. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diadakan pretest dan posttest. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, unjuk kerja dan tes tertulis. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar unjuk kerja dan lembar soal tes.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh menggunakan statistik dengan bantuan tetnik SPPS versi 23 dan Microsoft Excel diperoleh nilai peserta didik dalam pembelajaran analisis siklus akuntansi perusahaan dagang mengalami perubahan yang signifikan. Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan model Team Assisted Individualization yang dibuktikan melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda. Berdasarkan hasil uji statistik terdapat hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Team Assisted Individualization, maka hipotesis penelitian diterima
-
Penerapan Metode Student Teams Achievement Divison (STAD) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik di Sekolah Dasar
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan metode pembelajaran STAD dalam mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Populasi penelitian ini adalah peserta didk SDN 1 Cilampunghilir Tasikmalaya. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara random sehingga terpilihlah kelas VA untuk kelas Eksperimen dan kelas VB untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok kontro 22 orang dan kelompok eksperimen 22 orang.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desaiN RPP sebanyak 6 kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretes dan postes yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas metode pembelajaran.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Levenes Statistic dan uji-t menunjukan bahwa metode pembelajaran STAD memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan metode pembelajaran STAD secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik . keunggulan itu baik dilihat secara masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan kreatif yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada guru matematika untuk menggunakan metode STAD sebagai salah satu alternatif metode dalam mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika khusus meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik pada mata pelajaran matematika.
-
PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik masih rendah, terutama dalam bentuk soal cerita dalam materi pecahan yang sulit untuk menentukan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan model problem-based learning sesuai dengan indikator pembelajaran, perbedaan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis dan perbedaan peningatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN 110 Pasirkaliki Komarabudi Bandung yang berjumlah 100 orang. Sampel pada penelitian berjumlah 66 orang yang terdiri dari peserta didik kelas IV B sebagai kelas eksperimen dan kelas IV C sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi dan soal pretest dan posttest. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest peserta didik yang kemudian dianalisis dengan software SPSS 24.0 for windows untuk melihat pengaruh pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji gain, uji n-gain dan uji-t yang menujukkan bahwa model pembelajaran problem-based learning memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model problem-based learning secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sekolah dasar. Pengaruh tersebut dilihat dari masing-masing indikator model problem-based learning yang mencakup teknik pembelajaran yang dapat lebih memahami pelajaran, memberikan tantangan dan kepuasan dalam menemukan pengetahuan baru, terdapat peningkatan motivasi dan aktifitas dalam pembelajaran, mengirimkan pengetahuan dalam memahami permasalahan dunia nyata, bertanggung jawab dalam mengembangkan pengetahuan baru pada pembelajaran yang dilakukan, evaluasi secara mandiri terhadap proses maupun hasil belajar, perkembangan kemampuan berpikir kritis dan penyesuaian pengetahuan baru, adanya kesempatan dalam mengaplikasikan pengetahuan dunia nyata yang dimiliki, mengembangkan minat untuk terus belajar meskipun pendidikan formal telah selesai, menguasai konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah dunia dengan mudah. Kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan pengujian model problem-based learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar dan berdasarkan pembuktian terdapat pengaruh model problem-based learning yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar dapat diterima. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PESERTA DIDIK
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Think-Talk and Write untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan pendapat pada Peserta Didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model pembelajaran Think-Talk and Write yang diterapkan di SMA Negeri 1 Soreang dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat. Model Think-Talk and Write yaitu dimana siswa diberian kesempatan untuk memulai dengan memahami permsalah terlebih dulu (Think), terlibat secara aktif dalam diskusi (Talk), dan menuliskan hasil belajar dengan bahasa sendiri (Write). Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experimental dengan desain penelitian Nonequivalent control group design. Penelitian ini dilakukan dua kelas yaitu, kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam kelas terdiri dari 36 siswa. instrumen yang digunakam dalam penelvtian ini berupa observasi dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dan uji gain. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan kemampuan mengemukakan pendapat siswa di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think-Talk and Write dengan siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (2) terdapat peningkatan kemampuan mengemukakan pendapat siswa di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think-Talk and Write dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional -
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis matematis melalui model pembelajaran generatif dalam pembelajaran matematika, berdasarkan masalah yang ditemukan saat observasi bahwa kemampuan berpikir logis rendah. Kemampuan berpikir logis sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika. Namun kemampuan berpikir logis ini masih rendah, hal ini dikarenakan kurangnya dilatih kemampuan berpikir logis siswa saat proses pembelajaran. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandung tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas VIII B yang terdiri dari 31 siswa, sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D yang terdiri dari 32 siswa, sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan berpikir logis matematis. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir logis matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran generatif dan terdapat peningkatan kemampuan berpikir logis matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajan generatif dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis matematis siswa.