Browse Items (539 total)
Sort by:
-
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SEKOLAH DASAR MELALUI MEDIA MANIPULATIF
Penelitian ini di latar belakangi oleh pemahaman konsep peserta didik dalam mata pelajaran matematika yang masih rendah dan media yang diterapkan selama proses pembelajaran matematika kurang bervariatif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan media manipulatif dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika kelas IV sekolah dasar dengan rincian tujuan mengukur perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen dan kontrol setelah menerapkan media manipulatif, dan mengukur peningkatan pemahaman konsep matematika dikelas eksperimen lebih baik daripada kontrol. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN Cigebar yang berjumlah 50 orang yaitu kelas IVA untuk kelompok eksperimen serta kelas IVB untuk kelompok kontrol dengan jumlah sampel yang sama, yaitu 25 siswa. Instrumen penelitian ini berupa instrumen lembar observasi untuk mendeskripsikan penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran dan instrumen tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep matematika. Data yang diperoleh berupa hasil pre-test dan hasil post-test. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, independent sample t-test dan paired sample t-test menggunakan bantuan Microsoft Excel 2013 dan software SPSS 22. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media manipulatif dilakukan sesuai sintaks dengan kategori sangat baik, terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan terdapat peningkatan antara kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. -
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan dan perbedaan motivasi belajar siswa antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang pembelajarannya mengunakan model pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas X di SMAN 20 Bandung.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Experimental dengan menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 21 Bandung peminatan ilmu-ilmu sosial dan lintas minat pelajaran ekonomi. Ukuran populasi sebanyak 210 siswa yang terbagi kedalam 6 kelas. Sampel dipilih dengan cara sampling purposive yaitu 36 siswa kelas X IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan 36 siswa kelas X IPS 2 sebagai kelas kontrol. Pengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan angket untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dan observasi pada kelas eksperimen. Sebelum diberi perlakuan siswa diberi angket pretest. Selanjutnya siswa diberi perlakuan. Kelas kontrol tidak diberikan perlakuan atau menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Setelah diberi perlakuan siswa diberi angket posttest. Metode pengujian hipotesis yang digunakan adalah Analisis Uji-t untuk pretest dan posttest dan Mann-Whitney untuk N-Gain. Hasil pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan software SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tergolong dalam kategori sangat baik dengan presentasi 100%. Terdapat peningkatan motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji-t dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 . Hasil analisis uji Mann-Whitney terhadap N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan hasil signifikasi sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan uji N-Gain juga diketahui peningkatan motivasi kelas eksperimen sebesar 0,94 lebih tinggi dibanding kelas kontrol sebesar 0,12. -
Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi Terstruktur Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
<div style="text-align: justify;">Hasil belajar adalah merupakan tujuan utama yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Hasil belajar yang baik diciptakan dari proses belajar mengajar dan mengutamakan pemahaman terhadap materi yang diberikan dengan suasana belajar yang kondusif. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yaitu metode resitasi terstruktur merupakan suatu sarana yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena pada dasarnya metode resitasi terstruktur berprinsip kepada siswa dapat belajar bebas tetapi bisa mempertanggungjawabkan hasilnya. Permasalahan peneliti yang muncul: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kelas ekperimen yang menggunakan metode resitasi struktur dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional? 2. Apakah penggunaan metode resitasi terstruktur dapat mempenggaruhi peningkatan hasil belajar siswa?. Tujuan dari peneliti ini untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh dari penggunaan metode resitasi terstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMK Binawarga Bandung Jalan Buahbatu No. 135 yang dilaksanakan di kelas X Ak-1 dan X Ak-2. Metode yang digunakan adalah eksperimen yang menggunakan metode resitasi terstruktur dengan siswa sebagai objek yang diteliti dan sumber data. Instrumen yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah: perangkat pembelajaran(silabus dan skenario pembelajaran), lembar observasi, angket, tes (tes awal dan akhir. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: terdapat perbedaan dalam peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan menggunakan metode resitasi terstruktur dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional, dengan demikian metode resitasi terstruktur lebih berpengaruh dibandingkan tanpa menggunakan metode resitasi terstruktur dalam meningkatkan hasil belajar siswa.</div> -
META-ANALISIS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik. Model yang digunakan yaitu model pembelajaran Problem Based Learning yang merupakan salah satu model pembelajaran yang berbasis masalah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur effect Size. Penelitian ini menggunakan penelitian meta analisis dengan metode systematic review dengan mengumpulkan data sebagai acuan dari kegiatan penelitian, penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan jurnal-jurnal dan artikel. Hasil dari penelitian model pembelajaran Problem Based Learning baik untuk digunakan terhadap hasil belajar. Dilihat dari effect size berdasarkan jenjang pendidikan, effect size berdasarkan mata pelajaran¸ dan effect size secara keseluruhan. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR CERITA RAKYAT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berujudul Pengaruh Model Pembelajaran Paired Storytelling terhadap Kemampuan Memahami Unsur Cerita Rakyat pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar. Masalah yang diteliti adalah pengaruh kemampuan memahami unsur cerita rakyat pada peserta didik di kelas IV dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran paired storytelling. Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh kemampuan memahami unsur cerita rakyat pada peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran paired storytelling. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Huda (2011) untuk model pembelajaran paired storytelling, serta Anderson dan Kathwol dalam Gunawan (2012) untuk kemampuan pemahaman. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 163 Buahbatu Baru. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV-A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 32 peserta didik dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 32 peserta didik. Data dikumpulkan berupa hasil pretest dan postest peserta didik kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS versi 16 untuk melihat pengaruh kemampuan memahami unsur cerita rakyat pada peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran paired storytelling. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan memahami unsur cerita rakyat pada peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran paired storytelling dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN
RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan rendahnya rasa percaya diri peserta didik pada mata pelajaran Ekonomi. Peserta didik yang memliki rasa percaya diri dapat terlihat dari keberaniannya untuk presentasi di depan kelas, mengemukakan pendapat, yakin akan kemampuan yang dimiliki dan melakuan kegiatan tanpa ragu-ragu. Kenyataan dilapang peneliti menemukan permasalahan yaitu rasa percaya diri peserta didik kelas X pada mata pelajaran ekonomi masih rendah. Salah satu faktor penyebab diantaranya yaitu kurangnya penerapan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif di dalam kelas yang dapat memicu peserta didik menjadi percaya diri. Berdasarkan hal tersebut peneliti bertujuan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian quasi eksperimental dan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 4 Cimahi kelas X IPA lintas minat ekonomi, dimana X IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 6 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan angket rasa percaya diri, observasi kelompok belajar dan observasi keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. -
Efektivitas Penggunaan Media Sosial Line Messenger Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan media sosial line messenger terhadap motivasi belajar siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS dan kelas XI MIA yang mempelajari pelajaran ekonomi di SMAN 25 Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan secara random sehingga terpilih siswa kelas XI MIA 4 sebagai kelas Eksperimen dan kelas XI IIS 3 sebagai kelas kontrol untuk objek penelitian yang akan diteliti. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol terdiri atas 30 siswa. Metode ini menggunakan metode kelas True Eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. Instrument penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan angket. Data yang dikumpulkan berupa hasil postes siswa yang kemudian dianalisi dengan software SPSS versi 22 untuk melihat efektivitas penggunaan media sosial line messenger. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perubahan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media sosial line messenger. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA (ILMU PENGETAHUAN ALAM)
Judul skripsi ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Masalah yang diteliti bagaimana penerapan model kooperatif tipe mind mapping dan apakah terdapat peningkatan kreativitas peserta didik yang diberikan pembelajaran model kooperatif tipe mind mapping. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe mind mapping pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dan mengukur peningkatan kreativitas pada peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan menggunaan model kooperatif tipe mind mapping. Teori yang digunakan pada penelitian ini teori mind mapping dari Buzan (2012 ). Populasi penelitian ini peserta didik kelas IV SD Swasta Sumur Bandung. Tehnik sampel mengunakan sampel jenuh karena jumlah populasi dan sampel sama dan hanya terdiri atas dua kelas ditentukan tidak secara random. Data hasil penelitian meunjukan adanya peningkatan kreativitas peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model koopertif mind mapping dibandingkan peserta didik yang pembelajaranya menggunakan model konvensional. Terlihat dari perolehan nilai rata-rata pretest dan postest, kelas eksperimen pretest 34.25 hasil postes 70.23, kelas kontrol pretest 33.25 hasil postest 57.5 terlihat dari perolehan hasil postest peserta didik yang diberikan pembelajaran menggunakan model kooeratif tipe mind mapping mendapat nilai lebih baik di banding peserta didik yang diberikan model pembelajaran biasa -
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE CIRCUIT LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul pengaruh model kooperatif tipe circuit learning terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, judul ini di latar belakangi oleh pemilihan aktivitas belajar berdasarkan pengalaman pembelajaran untuk menciptakan keaktifan siswa dalam proses belajar. Masalah yang diteliti adalah penerapan model circuit learning dan pengaruh aktivitas belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model circuit learning dan pengaruh aktivitas belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah menurut Shoimin (2014: 33). Sumber/Subyek dalam penelitian ini adalah kelas V SDN Depok III Pakenjeng. Teknik sample yang digunakan ialah sampel jenuh dengan jumlah peserta didik kelas VA sebanyak 26 orang dan VB sebanyak 26 orang. Istrumen yang digunakan berupa lembar observasi untuk mengukur pembelajaran model circuit learning dan instrumen angket digunakan untuk mengukur kemampuan menganalisis siswa. Data yang diperoleh berupa hasil pretest sebelum diberikan perlakuan dan hasil postest sesudah diberikan perlakuan. Data yang dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, independent t-test, dan N-Gain dengan menggunakan Software SPSS 22. Hasil penelitian ini diperoleh kenaikan nilai rata-rata peserta didik di kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe circuit learning lebih besar, dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode konvesional. Hal itu menunjukkan bahwa model kooperatif tipe circuit learning (CL) berpengaruh pada peningkatan aktivitas belajar peserta didik. -
PENGARUH METODE EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empirik tentang pengaruh metode pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman konsep IPA pada peserta didik di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode example non example dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV di SDN Kebontiwu Majalaya. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak dua kelas. Kelas IVA yang berjumlah 35 peserta didik sebagai kelas kontrol dengan diberikan perlakuan metode pembelajaran konvensional dan kelas IVB yang berjumlah 35 peserta didik sebagai kelas eksperimen dengan diberikan perlakuan metode pembelajaran exsample non exsample. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa tes kemampuan pemahaman konsep pada peserta didik untuk memperoleh data kuantitatif dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas varians, dan uji perbedaan rata-rata. Sedangkan hasil lembar observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut. (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep IPA pada peserta didik di sekolah dasar yang pembelajarannya menggunakan model example non example (2) Peningkatan kemampuan pemahaman konsep mata pelajaran IPA pada peserta didik di sekolah dasar dalam pembelajaran IPA yang menggunakan model example non example lebih baik dari pada yang menggunakan model konvensional. -
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Word Square terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran ialah model kooperatif. Karena peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan atas anggapan bahwa proses belajar dengan melalui penerapan model cooperative learning tipe word square terhadap hasil belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terdapat pengaruh penerapan model Cooperative Learning tipe Word Square terhadap hasil belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan bentuk desain Pre-Eksperimen. Populasi diambil sebanyak 77 orang adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Gunungkoneng yang menjadi tiga kelas, sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas IV A dan kelas IV B. Untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan instrumen soal. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel. Uji normalitas, maka distribusi data hasil pre-test kelas kontrol tersebut normal.Setelah diketahui bahwa data pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas. Pengujian homogenitas antara dua variabel yang berarti bahwa data pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai post test siswa kelas eksperimen dan nilai post test siswa kelas kontrol. Hal ini dapat di Interprestasi, tinggi. -
Efektivitas Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Di dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif yang mencangkup kemampuan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), berpikir terperinci (elaboration). Namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kreatif siswa dilapangan masih rendah hal itu dikarenakan beberapa faktor yang diantaranya faktor penyebab paling dominan adalah model pembelajaran yang diberikan oleh guru belum tepat. Penelitian yang berjudul “ Efektivitas Model Pembelajaran Treffinger Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa” bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Treffinger terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran yang digunakan untuk mengukur berpikir kreatif siswa yaitu model pembelajaran Treffinger dan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehari – hari. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dan desain penelitian yang digunakan adalah pretest – posttest nonequivalent contrtol group design. Dalam penelitian ini siswa dibagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Treffinger dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang biasa diberikan oleh guru. Penelitian ini dilakukan di SMAN 27 Bandung dengan sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3. Tehnik pengumpulan data menggunakan tes tertulis berbentuk uraian. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) Dari hasil pengelohan data diketahui bahwa model pembelajaran Treffinger sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran biasa, (b) hasil awal dari pengolahan data disimpulkan bahwa kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda yang artinya sama dan dapat dikatakan homogen, (c) berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dibandingkan dengan model pembelajaran biasa, (d) hasil peningkatan dengan uji gain kelas eksperimen memiliki kualifikasi tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang mempunyai kualifikasi rendah. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kelas yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran Treffinger mendapatkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif yang lebih signfikan dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru.