Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGGUNAAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMEN (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) pada materi IPA tentang siklus air. Masalah yang diteliti yaitu apakah terdapat peningkatan motivasi dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) dan adakah perbedaan peningkatan antara model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dengan metode konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengukur peningkatan motivasi belajar peserta didik yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Teori yang digunakan adalah teori Slavin. dalam Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket motivasi belajar. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik SDN 163 Buahbatu baru. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yang pertama kelas eksperimen dengan jumlah 25 peserta didik dan kedua untuk kelas kontrol dengan jumlah 25 peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik yang pada pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar peserta didik antara kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dengan kelas yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. -
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI MEDIA CERITA GAMBAR
Judul penelitian ini adalah Penggunaan Media Cerita Gambar Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Teks Bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca melalu media cerita bergambar pada kelas V sekolah dasar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tarigan (2015) untuk keterampilan membaca, dan Nurgiyantoro (2005) untuk media cerita gambar. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Desain yang digunakan adalah studi kasus. Subyek penelitian ini adalah sepuluh peserta didik kelas V SDN 257 Pelita Bandung. Objek penelitian ini berupa peningkatan membaca permulaan yang meliputi membaca dengan pelafalan serta membaca dengan intonsi yang tepat. Instrumen pengumpulan data terdiri atas observasi, wawancara, dan dokumentasi, Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman. Tahap analisis data tersebut mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian membuktikan bahwa membaca permulaan peserta didik dapat ditingkatkan dengan menggunakan media cerita gambar. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA Peserta Didik di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam peningkatan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran IPA. Teori yang digunakan adalah Lilis Widayanti dkk (2017). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan, yaitu kuasi eksperimen desain. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas IVA dan IVB di SDN Ciheulang 01 dengan total 50 peserta didik. Instrumen yang digunakan meliputi soal dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t, dan uji gain. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan (1) model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan pemahaman peserta didik sekolah dasar (2) Uji statistik menunjukkkan terdapat perbedaan antara peningkatan pemahaman konsep IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kelas eksperimen meningkat dari 60,72 menjadi 83,24. -
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS KERAJINAN TANGAN PESERTA DIDIK
Judul penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran experiential learning berbantuan media gambar untuk meningkatkan kreativitas kerajinan tangan peserta didik. Masalah yang diteliti adalah mengenai hasil kreativitas kerajinan tangan peserta didik menggunakan model experiential learning berbantuan media gambar. Penetitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kreativitas kerajinan tangan dalam pelajaran seni budaya dan prakarya menggunakan model experiential learning. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah David Kolb (1984) untuk model pembelajaran experiential learning dan Utami Munandar (2012) untuk kreativitas. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Desain penetitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Penelitian ini dilaksanakan di SD BPI Bandung. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 28 orang untuk kelas kontrol dan 28 orang untuk kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan tes praktek. Instrumen pcngumpulan data terdiri atas lembar observasi dan rubrik penilaian tes praktek. Analisis data dilakukan menggunakan hasil pretes dan posttest dengan menggunakan software SPSS 22 for windows. Tahap analisis data tersebut mencakup uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata, uji gain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil kreativitas kerajinan tangan berbantuan media gambar. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA
Tujuan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA” ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan perbedaan penerapan model pembelajaran CLIS pada kelas ekperimen terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Rumusan masalah penelitian ini yaitu “Apakah penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik” dan “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kognitif, yang menggunakan model Children Learning In Science (CLIS) dengan metode konvensional”. Populasi dalam penelitian ini yaitu peserta didik di SDN 163 Buahbatu Baru Bandung.Sampel penelitian ini siswa kelas V. Hasil dari data penelitian tes terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA, dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat dilihat dari uji-t pada bagian sig (2-tailed) menunjukan 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik antara kelas ekperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan sesudah perlakuan. Perbedaan ini menyatakan bahwa kelas ekperimen lebih unggul dan lebih baik hasilnya dapt dilihat melalui rata-rata hasil belajar IPA peserta didik dikelas ekperimen yang menggunakan model CLIS. Berdasarkan pembuktian hipotesis yang berbunyi “terdapat perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)” maka H1 hipotesis diterima. -
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL VAN HIELE BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOBOARD DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul meningkatkan pemahaman matematis peserta didik melalui model Van Hiele berbantuan media geoboard di sekolah dasar, judul ini di latar belakangi oleh pertimbangan pemilihan media berdasarkan tujuan pembelajaran, kriteria materi, dan karateristik peserta didik kelas III sekolah dasar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan pemahaman matematis peserta didik melalui model Van Hiele berbantuan media geoboard di sekolah dasar dengan rincian tujuan mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran geoboard, menguji peningkatan pemahaman matematis peserta didik pada kelas eksperimen, dan menguji perbedaan kemampuan pemahaman matematis pada kelas yang diberi perlakuan berbeda. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Pangkalanraja yang berjumlah 50 orang. Sampel pada penelitian ini ialah kelas IIIA untuk kelompok ekperimen dan kelas IIIB untuk kelompok kontrol, dan memiliki jumlah sampel yang sama sebanyak 25 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen lembar observasi untuk mengukur penggunaan media pembelajaran geoboard dan instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis. Data yang diperoleh berupa hasil pretest sebelum diberikan perlakuan dan hasil posttest setelah diberikan perlakuan. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, normalitas, homogenitas, paired sample t-test, dan independent t-test menggunakan bantuan software SPSS 24 dan Microsoft excel. Dari dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media pembelajaran geoboard peserta didik lebih aktif dalam kegiatan sehingga meningkatkan pemahaman matematis sebagaimana yang terlihat dari hasil observasi, dan hasil uji n-gain , serta terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis setelah diberikan perlakuan. Terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan peningkatan kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. -
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERMAIN ANGKLUNG MELALUI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DI KELAS II SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi oleh kurangnya keterampilan peserta didik kelas II dalam bermain musik angklung. Metode yang di terapkan dalam pengetahuan di SDN 160 Sukalaksana cenderung sebatas metode ceramah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penggunaan alat musik angklung, mengukur perbedaan keterampilan peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan alat musik angklung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Prosedur penelitian yang digunakan tahap pesiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN 160 Sukalaksana yang berjumlah 52 orang. Pemilihan sampel pada penelitian ini dipilih secara acak dan di tentukan siswa kelas II A untuk kelas kontrol serta siswa kelas II E untuk kelas eksperimen. Simpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil observasi penggunaan alat musik angklung di kelas II SDN 160 Sukalaksana, penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan alat musik angklung diterapkan dengan cukup baik sesuai langkah-langkah dalam proses pembelajaran, hal ini tersebut terlihat dari hasil observasi penggunaan alat musik angklung, terdapat perbedaan keterampilan antara kelas eksperimen dan kontrol sebelum dan sesudah menggunaan alat musik angklung perbedaan keterampilan meningkat di kelas eksperimen. Hasil dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa penggunaan alat musik angklung dilakukan sesuai sintaks dengan kategori cukup baik, terdapat perbedaan keterampilan peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menggunakan alat musik angklung,terdapat peningkatan keterampilan bermain musik angklung di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah penggunaan alat musik angklung di terapkan. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
Tujuan penelitian ini untuk mnegtahui perbedaan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika di kelas eksperimen yang mengimplementasikan model team assisted individualization (TAI) dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan peserta didik di sekolah dasar dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas III Sekolah Dasar di SDN 191 Babakan Suruabaya Bandung, dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu memilih dua kelas yang sudah terbentuk berdasarkan pertimbangan sekolah. Penelitian ini menggunkan desain kelompok kontrol non-ekivalen (The Non-Equivalent Control Group Design). Untuk mengetahui peningkatan kemampuan soal cerita matematika peserta didik digunakan instrumen tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut. Terdapat peningkatan kemampuan peserta didik di Sekolah Dasar dalam menyelesaikan soal cerita matematika melalui penerapan model team assisted individualization (TAI), yang dirinci oleh peneliti sebagai berikut (1) Terdapat perbedaan kemampuan peserta didik di Sekolah Dasar dalam menyelesaikan soal cerita matematika di kelas eksperimen yang menerapkan model team assisted individualization (TAI) dan kelas kontrol yang menerapkan metode pembelajaran konvensional. (2) Terdapat peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika peserta didik di Sekolah Dasar yang lebih baik melalui penerapan model team assisted individualization (TAI) di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan model konvensional -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model contextual teaching and learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dengan mendeskripsikan penerapan model contextual teaching and learning, menguji peningkatan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dan menguji perbedaan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN 066 Halimun berjumlah 52 orang yaitu kelas IV A untuk kelas kontrol dan IV B kelas eskperimen dengan jumlah sampel yang sama yaitu 26 orang. Instrumen penelitian ini berupa tes tulis untuk mengukur hasil belajar kognitif, lembar observasi untuk mengukur hasil belajar afektif dan unjuk kerja untuk mengukur hasil belajar psikomotor. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest.Analisis data menggunakan uji-t independent t-test dari data Gain. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional, peningkatan hasil belajar afektif matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional, dan peningkatan hasil belajar psikomotor matematika peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional. -
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAINKAN ALAT MUSIK SULING DI KELAS V SD
Dendi Fauzhi (2019), judul Skripsi Penerapan Metode Pembel;ajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) untik Meningkatkan Keterampilan Memainkan Alat Musik Suling di Kelas V SD, yang dibimbing oleh bapak Ace Iwan Suryawandan ibu Yeti Nurhayati. Masalah yang diteliti ialah apakah terdapat peningkatan keterampilan dengan menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan adakah perbedaan peningkatan antara metode pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan metode konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengukur peningkatan keterampilan peserta didik yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Metode penelitian yang digunakan ialah eksperimen semu dengan Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yang pertama kelas eksperimen berjumlah 20 peserta didik dan untuk kelas kontrol berjumlah 20 peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini ialah terdapat peningkatan keterampilan peserta didik yang pada pembelajarannya menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan terdapat perbedaan keterampilan peserta didik antara kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan kelas yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematika peserta didik SD melalui model realistic mathematic education dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan model realistic mathematic education dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan penelitain bersifat kuantitatif. Sampel berjumlah 40 peserta didik, 20 orang di kelas eksperimen dan 20 orang di kelas kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika melalui model realistic mathematic education di kelas V SD; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan model realistic mathematic education dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung. -
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BUNYI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bunyi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilatarbelakangi karena kurangnya pemahaman siswa dalam materi sifat-sifat bunyi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bunyi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan petunjuk tentang suatu proses terjadinya peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata, Sagala ( 2014 : 155). Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Cibeunying, Majalaya, Kab.Bandung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan dipilih dua kelas untuk kelas kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan tes kemampuan pemahaman IPA. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi sifat-sifat bunyi, dengan perbedaan hasil data pada kelas eksperimen pemahaman siswa meningkat dari 43,50 menjadi 82,77 sedangkan pada kelas kontrol pemahaman siswa meningkat dari 41,83 menjadi 56,66. Maka metode demonstrasi dapat dijadikan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.