Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR MUSIKAL MELALUI ALAT MUSIK RECORDER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V, yang terjadi pada kelas tersebut peserta didik belum mengerti bahkan tidak tahu apa itu alat musik recorder. Akhirnya, penulis membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Kemampuan Belajar Musikal Melalui Alat Musik Recorder Peserta Didik Sekolah Dasar”
Tujuan dalam Penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan belajar musikal melalui alat musik recorder peserta didik.
Pendidikan seni musik memberikan pengalaman dasar musikal pada peserta didik di kelas V, dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw peserta didik akan lebih aktif belajar bersama teman-temannya, serta meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Selain itu peserta didik harus saling tergantung satu sama lain dalam pembelajaran secara berkelompok.
Setelah terlaksananya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw, hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut ialah terdapat pengaruh model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan belajar musikal melalui alat musik recorder peserta didik di kelas eksperimen.
Dalam laporan tugas akhir ini mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan dalam belajar musikal melalui alat musik recorder peserta didik dapat memberikan sebuah titik terang agar peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran seni musik melalui alat musik recorder secara berkelompok. -
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Show and Tell Terhadap Peningkatan Keterampilan Berbicara Peserta Didik di Sekolah Dasar”
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran Show and tell terhadap peningkatan keterampilan berbicara peserta didik di sekolah dasar. Keterampilan berbicara meliputi empat aspek yaitu keterampilan menulis, keterampilan membaca, keterampilan menyimak, dan keterampilan berbicara. Dari hasil penelitian peneliti menemukan permasalahan bahwa keterampilan berbicara peserta didik masih kurang hal ini disebabkan oleh guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional untuk itu harus ada model atau metode pembelajaran yang mkengacu kepada pertumbuhan komunikasi publik, yaitu metode pembelajaran show and tell menurut H.A.R Tilaar (2013, hlm. 103) show and tell adalah kegiatan yang mengutamakan kemapuan berkomunikasi sederhana. Tujuan kegiatan ini adalah melatih anak berbicara di depan kelas dan membiasakan anak peka terhadap hal-hal sederhana sehari-hari. Dari populasi tersebut diambil sebanyak dua kelas. Kelas IV-A yang berjumlah 20 orang siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan metode show and tell dan kelas IV-B yag berjumlah 20 orang siswa sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan metode konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes keterampilan berbicara peserta didik untuk memperoleh data kuantitatif dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas varians, dan uji perbedaan rata-rata. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan (1) terdapat perbedaan keterampilan berbicara peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran show and tell dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dapat dilihat dari hasil gain ternormalisasi dengan kelas eksperimen dengan selisih rata-rata peningkatan sebesar 0,5756 sedangkan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional sebesar 0,3833. (2) terdapat peningkatan keterampilan berbicara peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran show and tell dapat dilihat dari selisih rata-rata peningkatan kemampuan awal sebesar 58,50 sedangkan nilai rata-rata setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran show and tell yaitu sebesar 82,80. -
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divitions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas V Di Sekolah Dasar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ceramah. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 01 Cibadak Kabupaten Bandung. Sampel mengambil dua kelas sebagai sampel, kelas eksperimen yaitu kelas VA dengan jumlah 30 orang dan kelas kontrol yaitu dengan jumlah 32 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar obervasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, lembar pengamatan praktik pembelajaran dan penilaian tematik, dan soal tes. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest. Data tersebut kemudian dianalisis untuk melihat perbedaan hasil belajar kognitif antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ceramah. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kognitif peserta didik kelas V di SD dengan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan yang hanya menggunakan metode ceramah. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada pendidik kelas V untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam memberikan materi pelajaran IPA -
Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik di Sekolah Dasar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di sekolah dasar. Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki peseta didik. Kenyataannya, kemampuan pemecahan masalah matematis belum mendapat banyak perhatian dari pendidik. Kekurangan lain adalah minimnya persoalan-persoalan tidak rutin yang diberikan oleh guru untuk diselesaikan oleh peserta didik. Masalah lain adalah model pembelajaran yang menerapkan Metode Konvensional, Tanya jawab dan pemberian tugas kepada peserta didik yang lebih dominan sehingga tidak mendorong keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pemecahan masalah matematika. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis, peserta didik perlu di dorong untuk mampu menyelesaikan soal-soal tidak rutin untuk menyelesaikan persoalan-persoalan pemecahan masalah matematis, pendidik perlu menyiapkan metode pembelajaran yang tepat. Diperlukan pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan sehingga peserta didik mampu menemukan solusi, keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan, pemikiran yang kreatif, menekankan pada pengalaman dan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dilakukan adalah menerapakan metode pembelajaran Mind Mapping. -
Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Peningkatan Pemahaman Peserta Didik dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya variasi metode mengajar yang menyebabkan rendahnya pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap peningkatan pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran IPA. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas V SD Negeri Selakopi.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat soal, yang diberikan pada dua kali pertemuan. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretes dan postes, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22 untuk melihat pengaruh metode inkuiri.
Rata-rata belajar dengan menggunakan metode inkuiri pada sebesar 72,1 pada saat pretes dan 81,3 pada saat postes. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri memiliki keunggulan, hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji-t 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan antara pretes dan postes.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, disarankan kepada guru untuk menggunakan metode inkuiri sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran dalam mata pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran tersebut.
-
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kerjasama antara peserta didik di khususnya di kelas IV A SDN Tarumsari Kota Bandung. Diperlukan sebuah pendekatan yang dapat memberikan peningkatan terhadap kerjasama peserta didik, salah satunya model cooperative learning tipe number head together. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara peserta didik melalui penerapan model cooperative learning tipe number head together. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV di SDN Tarumsari. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak dua kelas. Yaitu kelas IVA yang berjumlah 20 peserta didik sebagai kelas eksperimen dengan diberikan perlakuan model cooperative learning tipe number head together dan kelas IV B yang berjumlah 20 peserta didik sebagai kelas kontrol dengan diberikan perlakuan model pembelajaran ceramah. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa angket untuk memperoleh data kuantitatif, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas varians, uji perbedaan rata-rata dan uji gain. Sedangkan hasil lembar observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut; 1) Terdapat peningkatan kemampuan bekerjasama peserta didik di sekolah dasar yang pembelajarannya menggunakan model cooperative learning tipe number head together; dan 2) Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan model cooperative learning tipe number head together terhadap peningkatan kemampuan bekerjasama pada tema 1 indahnya kebersamaan, subtema 2 kebersamaan dalam keberagaman di sekolah dasar diterima. -
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil observasi awal di SDN Cimahi Mandiri 5 Kota Cimahi yang ditemukan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di Kelas IV yang masih rendah. Hal ini terjadi disebabkan oleh guru menggunakan metode yang kurang inovatif sehingga membuat peserta didik pasif dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini mencoba menerapkan metode pembelajaran Eksperimen terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang metode eksperimen, hasil belajar peserta didik, serta informasi tentang mata pelajarana IPA. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai “terdapat pengaruh yang signifikan pada implementasi Metode Eksperimen terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA, dengan materi gaya, dengan menggunakan Metode Eksperimen, mwndapat perubahan yang lebih baik secara signifikan. Hal ini terbukti dengan diujikannya hipotesis, ternyata t hitung lebih besar dari pada t table. Dengan demikian hopotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi gaya, serta hipotesis penelitian dapat diterima. -
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Student Team Achievment Division Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik Di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan pemahaman matematis yang perlu ditingkatkan, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran student teams achievement division pada pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran student team achievment division terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V dengan jumlah 132 peserta didik yang tempatnya di SDN Pelita Bandung pada tahun ajaran 2016/2017. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 48 peserta didik dikelas eksperimen dan 48 peserta didik di kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa pembuatan RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal tentang pemahaman matematis yang mana selalu diberikan pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen sedangkan desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kontrol non ekuivalen. Data dari hasil penelitian berupa pretest dan posttest kemudian dihitung dengan menggunakan software SPSS 22.0 for windows . Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan Uji-t yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yaitu indeks gain, sedangkan analisis data kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan analisis data penggunaan model pembelajaran student teams achievement division berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik di sekolah dasar, peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik lebih baik yang belajarnya menggunakan model student teams achievement division dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional. -
Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika. Peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman matematis dapat mengerjakan soal yang berikan pendidik dengan baik, tetapi yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Peserta didik banyak yang beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, rumit, dan membosankan. Hal itu terjadi karena peserta didik tidak memahami yang dipelajarinya. Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian, maka hasil pengamatan ialah lemahnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik dalam pembelajaran matematika karena kegiatan pembelajaran yg menggunakan model konvensional.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memodifikasi atau mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Babakantiga saat ini, mengembangan desain model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada pembelajaran matematika, menemukan langkah-langkah pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis, mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pembelajaran matematika, dan mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Desain penelitian ini adalah non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN Babakantiga. Sampel yang digunakan peneliti ada dua kelas, yaitu kelas VB terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VC terpilih sebagai kelas kontrol. Penelitian ini melakukan tiga kali uji coba.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pemgembangan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik dengan nilai gain 0,70 dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together dengan nilai gain 0,41.
-
PENGEMBANGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG OPERASI PECAHAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model cooperative tipe Teams Games Tournament yang baru yang mampu meningkatkan kemampuan berhitung operasi pecahan peserta didik kelas V. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri SDN Bojong 1 Kabupaten Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka ditarik sampel dengan teknik purposive sehingga diperoleh kelas V-A sebagai kelas kontrol dan kelas V-B sebagai kelas eksperimen. Masing-masing kelas terdiri dari 28 orang peserta didik.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar soal, dan RPP yang sebelumnya divalidasi oleh para ahli teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi, studi dokumentasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada peserta didik setelah perlakuan diberikan. Penelitian dilakukan sebanyak lima kali, dengan tiga kali pengembangan model.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi SPSS ver.22 dengan memakai uji t, uji mann-whitney dan uji peningkatan untuk melihat efektifitas model. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan dan peningkatan kemampuan berhitung yang signifikan dengan menggunakan model Teams Games Tournament. Hal tersebut terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen yang terus meningkat secara signifikan dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan hal tersebut disarankan kepada pendidik untuk dapat menggunakan model cooperative ini sebagai salah satu solusi alternatif dalam meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik di sekolah dasar khususnya pada kelas V, meteri ajar operasi pecahan.
-
PENGEMBANGAN METODE PERMAINAN FANTASTIC BINGO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengembangan metode permainan fantastic bingo dalam mata pelajaran matematika dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Saparako Kabupaten Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara random sehingga terpilihlah siswa kelas IV A untuk kelas Eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok terdiri atas 30 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebanyak empat kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS 22 untuk melihat pengembangan metode permainan fantastic bingo matematika.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-Anova dan uji-t menunjukan bahwa metode permainan fantastic bingo memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan pembelajaran permainan ini secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan operasi hitung pecahan yang mencakup kemampuan menjumlahkan pecahan dan mengurangkan bilangan pecahan yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
-
PENGARUH MEDIA GAMBAR
TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
PADA OPERASI HITUNG PECAHAN DI SEKOLAH DASARLatar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman matematika pada operasi hitung pecahan. Pemahaman sangat diperlukan dalam memahami pelajaran matematika. Hal tersebut disebabkan kebanyakan pendidik masih mendominasi kegiatan pembelajaran, siswa cenderung pasif saat pendidik menjelaskan sehingga membuat pembelajaran menjadi kurang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada operasi hitung pecahan dengan menggunakan media gambar. Metode penelitian ini adalah Nonequivalent Control Grup Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di SD Negeri Cicalengka 10 di Kabupaten Bandung. Adapun sampel penelitiannya adalah kelas III A sebagai kelas eksperimen dan III B sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal pemahaman. Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t melalui software SPSS versi 22 yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-Tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa pada operasi hitung pecahan di kelas eksperimen yang menggunakan media gambar dan peningkatan pemahaman siswa pada operasi hitung pecahan yang pembelajarannya menggunakan media gambar lebih baik dari pada yang tidak menggunakan media gambar. Dengan demikian media gambar dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan pemahaman siswa.