Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan dalam proses pelajaran matematika, yaitu kegiatan pelajaran yag belum maksimal dalam memberikan bantuan kepada peserta didik untuk meningkatkan pemahaman matematis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (tsts) terhadap peningkatan pemahaman matematis peserta didik di SDN Banjaran 02. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SDN Banjaran 02. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel di tentukan dengan cara random sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah soal pretest, posttest, lembar observasi, RPP untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan hasil pretest dan posttest pada hari pertama dan hari terakhir penelitian. Data hasilpretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan bantuan sofware SPSS untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji anova dan uji-t menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan engan yang tidak menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman matematis peserta didik sekolah dasar. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator pemahman matematis peserta didik yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini: 1) Terdapat peningkatan pemahaman matematis peserta didik SDN Banjaran 02 setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). 2) Peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik SDN Banjaran 02 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) lebih baik dari pada peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional. -
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti tentang penerapan model cooperative learning tipe Think Talk Write terhadap peningkatan kemampuan berpikir analisis peserta didik khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMK Bina Warga Bandung dengan populasi seluruh peserta didik kelas XI. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling,sampel pada penelitian ini yaitu kelas XI AP 2 yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan XI AP 1 yang akan dijadikan sebagai kelas kontrol dengan julah peserta didik masing-masing 35 orang. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir analisis peserta didik adalah tes uraian dan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan model cooperative learning tipe Think Talk Write menggunakan lembar observasi pada pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen. Kemampuan berpikir analisis peserta didik dianalisis menggunkan uji normalitas, uji homogenitas, uji t, dan uji gain dengan bantuan software SPSS. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pretest dan posttest. Hasil penelitian keterlaksanaan model cooperative learning tipe Think Talk Write menggunakan lembar observasi menunjukan hasil yang sangat baik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir analisis peserta didik setelah menggunakan model cooperative learning tipe Think Talk Write dan membuktikan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir analisis peserta didik yang menggunakan model cooperative learning tipe Think Talk Write lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajran konvesional. Hal ini terjadi karena sintak dari model cooperative learning tipe Think Talk Write menunjang peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penerapan model cooperative learning tipe Think Talk Write dapat dijadikan sebagai alternatif model dalam mata pelajran ekonomi sehingga dapat meningktakan mutu pembelajaran, khususnya untuk meningkatakan kemampuan berpikir analisis pesrta didik. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SENI TARI DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran Student Team Achievement Division terhadap peningkatan keterampilan menari peserta didik di sekolah dasar. Dengan peneliti Lufita Dewi Aryani dibantu dengan bapak Ace Iwan Suryawan, Drs., M.Hum. sebagai pembimbing 1 dan bapak Imam Jahrudin Priyanto, Drs., M.Hum. sehingga dapat selesainya penulisan skripsi ini. Model pembelajaran Student Team Achievement Division adalah mengacu pada belajar kelompok. Model ini sangatlah cocok untuk meningkatkan keterampilan menari peserta didik. Tujuan kegiatan ini adalah melatih peserta didik untuk bekerja sama mempelajari dan mempraktikkan suatu tarian daerah secara efisien. Dari populasi tersebut diambil sebanyak dua kelas. Kelas IV-B yang berjumlah 32 orang siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan metode Student Team Achievement Division dan kelas IV-D yang berjumlah 32 orang siswa sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan metode konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes keterampilan menari peserta didik untuk memperoleh data kuantitatif dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Uji-t diperoleh dari hasil pretes dan postes yaitu N-gain. Berdasarkan analisis data peneliti tersebut diperoleh hasil bahwa (1) terdapat perbedaan keterampilan menari peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievement Division dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional (2) terdapat peningkatan keterampilan berbicara peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran student team achievement division. -
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL BLENDED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil belajar kognitif peserta didik di
kelas III SDN 008 Mohamad Toha. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar kognitif matematika pada kelas III SD dengan
menggunakan model blended learning dan untuk mengukur peningkatan mana
yang lebih baik antara hasil belajar kognitif yang menggunakan model blended
learning dengan yang menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan
oleh pendidik. Metode pada penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain
Nonequivalent Control Group. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 008 Mohamad
Toha. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas III yang
terdiri dari 4 kelas yaitu, kelas IIIA, IIIB, IIIC, IIID dan sampel dalam penelitian
ini menggunakan dua kelas yaitu peserta didik kelas IIIA sebagai kelas
eksperimen dan kelas IIIB sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah RPP, lembar observasi, dan lembar test dan data dianalisis
menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik yang
pembelajarannya menggunakan model blended learning, serta peningkatan hasil
belajar kognitif pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar
kognitif pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode
pembelajaran yang biasa digunakan oleh pendidik -
PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Pemahaman konsep siswa merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran pecahan. Dengan kemampuan pemahaman konsep membuat siswa lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan pecahan karena siswa akan mampu mengaitkan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan konsep yang telah dipahaminya. Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pecahan diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan yaitu dengan model pembelajaran Make a Match. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep pecahan pada siswa kelas IV yang belajar dengan Model Make a Match dengan model konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Make a Match eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk nonequivalent control group design. Sumber data penelitian ini menggunakan data primer. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, lembar observasi siswa dan dokumentasi. Populasi penelitian ini sebanyak 56 siswa kelas IV SDN Batusirap. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdsarkan uji Mann Whitney terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep pecahan siswa yang belajar dengan model Make a Match dengan model konvensional, yang berarti adanya pengaruh penggunaan model Make a Match terhadap pemahaman konsep pecahan pada siswa. Berdasarkan analisis data n-gain terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep pecahan akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. -
Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolh Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman belajar ilmu pengetahuan alam peserta didik pada materi cahaya dan sifat-sifatnya. Hal itu diperkuat oleh data tenaga pendidik wali kelas V yang menyatakan bahwa hasil belajar, khususnya aspek pemahaman masih rendah. Penelitian ini mencoba menerapkan metode pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman belajar ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar. Penelitian ini adalah metode eksperimen. Subjek penelitian ini ialah peserta didik di kelas V semester II SDN Gunungkoneng yang berjumlah 60 peserta didik yang terdiri 30 peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan 30 peserta didik sebagai kelompok kontrol. Instrumen dalam penelitian ini ialah lembar observasi, tes soal, dan angket. Pada pelaksanaan pembelajaran digunakan metode pembelajaran demonstrasi yang menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan teknik Excel dan SPSS versi 21, diperoleh hasil observasi penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat dilakukan pendidik dengan baik dengan menghitung interpretasi sebanyak 88% (baik) dan berdasarkan hasil pengujian t-hitung lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan, maka terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan hasil pemahaman belajar pelajaran IPA antar kelompok eksperimen dan kontrol setelah perlakuan dan menunjukkan bahwa peserta didik yang mendapatkan materi dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi terdapat peningkatan pemahaman belajar. -
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PESERTA DIDIKDI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Peserta Didik Di Sekolah Dasar (Studi Eksperimen: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Peristiwa Alam di Kelas 1 SDN 163 Buahbatu Baru TA 2021/2022). Latar belakang penelitian ini adalah kesulitan membaca peserta didik maka peneliti ingin mencoba meningkatkan kemampuan membaca peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran yaitu media audio visual pada kelas 1B SD Negeri 163 Buahbatu Baru. Media audio visual merupakan media yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara penggabungan kedua unsur inilah yang memuat media audio visual memiliki kemampuan yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dan peningkatan kemampuan membaca nyaring peserta didik di kelas eksperimen setelah penggunaan media audio visual. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimental dengan desain penelitian nonequivalent control group design dan penelitian bersifat kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas 1B SD Negeri 163 Buahbatu Baru yang terdiri dari kelas eksperimen 20 peserta didik dan kelas kontrol 20 peserta didik. Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan sampel jenuh karena seluruh sampel dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes unjuk kerja dan lembar observasi. Teknik analisis data peneliti menggunakan bantuan aplikasi software SPSS. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat peningkatan kemampuan membaca nyaring peserta didik di kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional atau kemampuan membaca nyaring peserta didik di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. -
Pengaruh Media Gambar Berseri terhadap Kemampuan Mengarang dalam Bahasa Indonesia di Sekolah
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, kemampuan mengarang tidak diperoleh secara spontan atau alamiah tetapi membutuhkan latihan yang intensif dan memerlukan tahap-tahap pembelajaran yang membutuhkan waktu yang lama, sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri terhadap Kemampuan Mengarang Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang pengaruh media gambar berseri terhadap kemampuan mengarang. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka metode yang digunakan oleh penulis adalah metode eksperimen. Populasi untuk dijadikan sebagai sampel yang akan di beri perlakuan, yakni peserta didik kelas IVa Sekolah Dasar Negeri 2 Sukamaju sebanyak 20 orang, sedangkan yang menjadi kelompok kontrol peserta didik kelas IVb Sekolah Dasar Negeri 2 Sukamaju yang berjumlah 20 orang. Hasil penelitian dan pembahasan yang dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media gambar berseri terhadap kemampuan mengarang peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Sukamaju Tasikmalaya. Hal ini didukung dengan nilai rata-rata pada kelompok eksperimen hasil tes kemampuan mengarang berada dalam kategori baik. Sedangkan pada kelas kontrol dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan media gambar berseri, hasil tes kemampuan mengarang berada dalam kategori cukup. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi oleh hasil belajar IPA peserta didik yang tergolong rendah, hal ini didukung oleh proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik tertarik untuk mendalami pembelajaran IPA. Model problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan bagi pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik setelah di terapkan model pembelajaran problem based learning di kelas IV sekolah dasar serta megetahui perbedaan hasil belajar kongnitif peserta didik menggunakan model problem based learning dengan model saintifik 5M. Penelitain yang digunakan peneliti adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen diberi model problem based learning dan kelas kontrol mendapatkan model saintifik 5M. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara sempel jenuh dengan menggunkan seluruh peserta didik yang terdiri dari kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen serta kelas kontrol. Analisis data digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kongnitif peserta didik setelah diberikan model problem based learning serta terdapat perbedaan antara hasil belajar kongnitif peserta didik dengan mengunakan meodel problem based learning dengan mengunakan model saintifik 5M. Oleh karena itu model pembelajaran problem based learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kongnitif peerta didik. -
PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR PESERTA DIDIK
Penelitian ini dilatar belakangi beberapa permasalahan dalam mata pelajaran Seni Budaya yaitu kurangnya kreativitas menggambar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Drill dalam meningkatkan kreativitas menggambar peserta didik di SDN 164 Karangpawulang Kota Bandung. Penelitian ini bersifat Kuantitatif dengan desain penelitian Quasi Eksperimen Design. Pada penelitian ini menggunakan dua sampel kelas yaitu, Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol dengan jumlah 30 peserta didik pada setiap kelas. Instrumen penelitian berupa tes praktek menggambar kemudian hasil Tes Praktek tersebut dinilai sesuai dengan instrumen penelitian dan melakukan pengisian lembar observasi pendidik yaitu lembar observasi mengenai penerapan metode Drill yang telah di Judgement Expert oleh dosen ahli pada bidangnya. Untuk mengetahui peningkatan Kreativitas menggambar menggunakan metode Drill kelas eksperimen dianalisis dengan menggunakan Paired-Sample T- Test. Sedangkan untuk melihat perbedaan peningkatan kreativitas menggunakan Uji Gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan hasil pretes dan Posttest dengan menggunakan software SPSS 22 for windows. Tahap analisis data tersebut mencakup uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata, uji gainHasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kreativitas peserta didik dalam melakukan seni menggambar dengan menggunakan metode Drill pada mata pelajaran seni budaya di kelas V dan terdapat perbedaan peningkatan kreativitas yang terjadi antara kelas eksperimen dan kelas konvensional. -
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan Keaktifan Belajar Siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Siswa dapat dikatakan aktif dalam belajar apabila ia menunjukan adanya respon-respon dalam bentuk yang meliputi ; keaktifan visual, keaktifan lisan, keaktifan mendengarkan, keaktifan menulis, keaktifan menggambar, keaktifan motorik, keaktifan mental dan keaktifan emosional. Fakta dan informasi yang peneliti dapatkan dilapangan adalah kualitas Keaktifan Belajar Siswa yang peneliti nilai masihlah sangat rendah, hal ini ditunjukan dengan kurangnya respon siswa dalam menanggapi materi ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dan kurangnya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba membuat Media Pembelajaran Berbasis Animasi dalam upaya meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Penelitian ini bersifat Kuantitatif dengan menggunakan metode pre-experimental dan desain penelitian The Static-Group Comparasion Design. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 11 Bandung kelas X, dimana X IPS 4 sebagai kelas eksperimen dan X IBB 1 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar angket dan daftar ceklis. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis Animasi lebih efektif dalam meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam mata pelajaran Ekonomi. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji mengenai perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Project Based Learning pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMK. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Indonesia Raya Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, sampel telah ditentukan yaitu kelas XI TKJ 1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas XI TKJ 2 sebagai kelas eksperimen II. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen (experimental research). Instrumen penelitiannya yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Data yang terkumpul berupa hasil pretest dan posttest yang kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa model pembelajaran Missouri Mathematics Project memiliki peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Project Based Learning secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Keunggulan itu terlihat dari masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada guru matematika untuk menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMK.