Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
(Studi Meta Analisis)Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kembali tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan kemampuan komunikasi di SMP dan SMA. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar Kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok peserta didik dalam bentuk kelompok kecil. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode meta analisis.Pertama-tama, peneliti merumuskan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan menelusuri penelitian yang sudah ada dan relevan untuk dianalisis. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan non tes yaitu dengan menelusuri jurnal elektronik melalui google Cendekia dan studi dokumentasi di perpustakaan. Dari hasil penelusuran diperoleh 10 artikel dari jurnal dan 2 skripsi. Berdasarkan hasil analisis ternyata model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik mulai dari yang terendah 0,050% sampai yang tertinggi 33,56% dengan rata-rata 0,154%. -
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH) Terhadap Motivasi Balajar Siswa
Proses pembelajaran yang di harapkan dalam suatu satuan pendidikan adalah proses pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan. Salah satu bagian yang dapat mencapai hal tersebut adalah dengan adanya motivasi dalam diri siswa untuk belajar. Motivasi merupakan kekuatan pendorong untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Sementara berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan motivasi belajar siswa masih sangat kurang hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang di gunakan oleh sebagian besar guru selama ini adalah model pembelajaran yang cenderung sama setiap pertemuan yaitu di awali dengan ceramah, diskusi dan di akhiri dengan latihan dan penugasan. Model pembelajaran seperti itu tampaknya sulit membuat siswa termotivasi dalam belajar. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP SMK Negeri 3 Bandung dengan sampel siswa kelas X AP-2 dan siswa Kelas AP-1. Penelitian ini menggunakan Desain penelitian Pretest-postest Nonequivalent Control Group Design. Dalam penelitian ini kelas X AP-2 merupakan kelas eksperimen yang mendapat perlakukan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) dan kelas X AP-1 sebagai kelas kontrol yang mendapat perlakuan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian di peroleh sebagai berikut: (1) hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe CRH dilaksanakan dengan sangat baik dan efektif. (2) model pembelajaran kooperatif tipe Course Reriew Horay (CRH) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa di banding model pembelajaran konvensional. (3) Peningkatan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi di banding peningkatan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan pengaruh model kooperatif tipe bamboo dancing terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Rumusan masalah penelitian dirumuskan sebagai “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar?” Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri 112 Pamoyanan Kota Bandung. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan soal tes. Hasil dari data penelitian tes terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPS di SD dengan penggunaan model kooperatif tipe bamboo dancing, dapat dilihat dari hasil uji-t pada bagian sig (2-tailed) menunjukan perbedaan hasil belajar peserta didik pada post-test yang diperoleh 0,000 hal ini menunjukan 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan sesudah perlakuan. Perbedaan ini menyatan bahwa kelas eksperimen lebih unggul dan lebih baik hasilnya dapat dilihat melalui rata-rata hasil belajar IPS peserta didik dikelas eksperimen yang menggunakan model bamboo dancing. Berdasarkan pembuktian hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajran kooperatif tipe bamboo dancing terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar” maka H1 hipotesis diterima. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA khususnya materi daur air. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman konsep peserta didik pada materi daur air, karena pada umumnya STAD digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam pembelajaran agar pemahaman konsep peserta didik dapat maksimal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan memperoleh informasi tentang pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data ditandai dengan angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode yang digunakan berupa Quasi Eksperimental dengan desain penelitian bentuk Nonequivalent Control Group Design. Untuk mencapai tujuan ini, maka populasi yang ditentukan yaitu seluruh peserta didik kelas V di SD Negeri Pelangi II dengan jumlah 56 peserta didik, penarikan sampel ditentukan dengan cara sampling jenuh yang terbagi ke dalam dua kelas. Peserta didik kelas V-A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V-B untuk kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 28 orang peserta didik di SD Negeri Pelagi II sebagai objek penelitian. Kedua kelas diadakan pre-test dan post-test. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, lembar observasi dan soal tes tertulis. Data hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS Statistic versi 16 dan Microsoft Excel 2007, untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis (uji-t), dan uji gain menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari pemahaman konsep peserta didik antara kelas eksperimen yang mendapat perlakuan menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Yang dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 50,00 dengan ketuntasan belajar 3,58 % dan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 82,50 dengan ketuntasan belajar kelas 100%. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pendidik saat pembelajaran, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dilaksanakan dengan sangat baik. Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik kelas V SD Negeri Pelangi II. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATISPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kembali tentang pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi di SMP dan SMA. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
sebuah model belajar Kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok
peserta didik dalam bentuk kelompok kecil. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode meta analisis.Pertama-tama, peneliti merumuskan masalah
penelitian, kemudian dilanjutkan dengan menelusuri penelitian yang sudah ada
dan relevan untuk dianalisis. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan non
tes yaitu dengan menelusuri jurnal elektronik melalui google Cendekia dan studi
dokumentasi di perpustakaan. Dari hasil penelusuran diperoleh 10 artikel dari
jurnal dan 2 skripsi. Berdasarkan hasil analisis ternyata model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan kemampuan komunikasi peserta
didik mulai dari yang terendah 0,050% sampai yang tertinggi 33,56% dengan
rata-rata 0,154%.
-
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
Konsentrasi siswa dalam pembelajaran adalah kemampuan siswa yang harus sudah tertanam di dalam dirinya, dikarenakan dengan konsentrasi penuh dari setiap siswa dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan dari kompetensi yang ditetapkan dan pembelajaran dapat diterima oleh siswa secara baik hingga nantinya dapat diterapkan dalam kehidupannya, namun dalam pelaksanaannya ketika belajar konsentrasi siswa belajar seringkali buyar dan permasalahan ini menuntut seorang guru untuk menerapkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan konsentrasi belajar siswa antara yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model tanya jawab. Desain penelitian yang digunakan adalah model quasi eksperimen dengan sampel tidak acak. Subyek penelitian ini adalah siswa SMA, dengan populasi penelitiannya adalah siswa kelas X MIA di SMAN 25 Bandung dan sampel penelitiannya adalah siswa kelas X MIA 4 sebanyak 40 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 5 sebanyak 40 orang sebagai kelas kontrol. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua jenis observasi yaitu observasi awal dan observasi akhir, untuk memperoleh data yang diperlukan ditempuh prosedur penelitian melalui tiga tahapan utama, yaitu pra penelitian, pelaksanaan penelitian dan pasca penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah silabus, RPP, kisi-kisi, dan lembar observasi.Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan peningkatan konsentrasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model tanya jawab, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair share berpengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS 4 SDPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif group investigation dengan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian semu (quasi experimental). Bentuk desain penelitian eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah Control Group Design Pretest and Posttest Design. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN 015 Kresna tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 152. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dan yang menjadi sampel adalah kelas IV B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa dan kelas IV C sebagai kelas eksperimen berjumlah 20 siswa. Data penelitian yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPA. Bentuk instrument yaitu tes hasil belajar berupa pilihan ganda dan teknik analisis data dengan statistic parametric dan non parametric menggunakan software SPSS25. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Data yang terkumpul dari hasil tes dianalisis menggunakan statistic komparatif dengan analisis Uji-Mann Whitney. Berdasarkan hasil analisis data, menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik yang mendapatkan perlakuan (treatment) menggunakan model Group Investigation dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model konvensional. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar”. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah langkah-langkah pelaksanaan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar, dan peningkatan minat belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Teori yang digunakan adalah menurut Aris Shoimin (2014) tentang model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), dan teori Slameto (2010) tentang minat belajar serta indikatornya.
Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods (kualitatif-kuantitatif) dengan populasi penelitian ialah peserta didik kelas IV SD Negeri Puntangsari. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 64 orang peserta didik yang dibagi menjadi dua kelas, 32 orang peserta didik kelas eksperimen, dan 32 orang peserta didik kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket atau kuesioner yang sebelumnya telah diujikan dan dianalisis dengan validitas dan reliabilitas, dan lembar observasi aktivitas belajar pendidik dan peserta didik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Gams Tournament (TGT), dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model konvensional. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 0,8266, dan kelas kontrol sebesar 0,2638.
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKTUAL
DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATERI IPA DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya minat belajar peserta didik pada materi IPA di SD dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual pada materi IPA kelas V SDN MOHAMAD TOHA tahun ajaran 2021-2022. Metode pada penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design.. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN MOHAMAD TOHA yang berjumlah 70 orang, 35 peserta didik kelas Va dan 35 peserta didik kelas Vb. Kelas Va sebagai kelas eksperimen dan kelas Vb sebagai kelas kontrol. Instrumen pada penelitian ini berupa angket dan lembar observasi. Angket digunakan untuk mengukur minat belajar dan lembar observasi digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual. Analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji T-Test. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari hasil analisis data uji T-test. yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran teacher center. Maka dari itu Model Pembelajaran Kontekstual berpengaruh pada peningkatan minat belajar peserta didik. -
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan peserta didik mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Ditemukan fakta bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik telah menggunakan model pembelajaran aktif dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab. Akan tetapi selama proses pembelajaran berlangsung terutama pada saat tanya jawab, teramati hanya beberapa dari peserta didik yang aktif, sedangkan peserta didik yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya dengan materi yang diajarkan. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, peserta didik hanya berbisik-bisik dengan temannya, bahkan sebagian besar hanya diam. Begitu pula halnya dalam keterampilan peserta didik untuk menuliskan kembali wacana yang dibaca. Untuk dapat menulis kembali dongeng dengan baik dan benar bergantung dalam kemampuan peserta didik dalam menentukan ide pokok pada setiap paragraf yang terdapat dalam wacana yang dibacanya. Kenyataannya, kemampuan peserta didik khususnya dalam menentukan ide pokok pada suatu wacana masih rendah. Selain itu juga, dalam hasil belajar kognitif berupa skor rata-rata yang diperoleh peserta didik menentukan ide pokok pada sebuah paragraf berada dibawah KKM yang ditentukan. Desain penelitian ini adalah desain eksperimen berbentuk “Preetest-Posttest Nonequivalent Control Group Desain” atau desain kelompok Preetest-Posttest yang melibatkan dua kelompok. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Experiential Learning dan kelompok kontrol tidak memperoleh pembelajaran model pembelajaran Experiential Learning. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan lembar observasi dan instrument hasil belajar berupa tes kognitif, angket afektif, dan rubrik skor psikomotor. Subjek penelitian adalah SD Negeri 5 Gunungpereng dengan subjek sampel adalah peserta didik kelas IV sebanyak 2 kelas. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Experiential Learning lebih baik daripada peserta didik yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran Experiential Learning. Maka terdapat pengaruh model pembelajaran Experiential Learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar. Masalah yang diteliti Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar dan melihat pengaruh penerapan model pemebalajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar di sekolah dasar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Saparako Majalaya Kabupaten Bandung. Teknik sampel yang diguanakan ialah sampel jenuh karena jumlah populasi sama dengan jumlah sampel. Data hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh peningkatan hasil belajar peserta didik di sekoalh dasar dengan menerapkan model pemebajaran kooperatif tipe jigsaw. Setelah dilakukan penerapan modelpemebaljaran koperatif tipe jigsaw kelas eksperimen menagalami kenaikan menjadi 86,83. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pemebalajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh proses pembelajaran yang cenderung pasif, kurangnya kerja sama kelompok antara peserta didik yang satu dengan yang lain, serta kurangnya pembelajaran yang inovatif. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh model contextual teaching and learning terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Banjaran 02. Sampel menggunakan sampling jenuh, sehingga terpilih peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian, jumlah peserta didik dari masing-masing kelas terdiri atas 30 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan ialah lembar observasi dan instrumen tes untuk masing-masing kelas. Hasil pretest dan posttest dianalisis menggunakan program SPSS for windows, hasil dari pengujian penelitian tersebut menunjukkan bahwa menggunakan model contextual teaching and learning memiliki perbedaan lebih tinggi, dibandingkan dengan peserta didik yang menggunakan model konvensional secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman matematis peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara peserta didik dengan menggunakan model contextual teaching and learning dengan model konvensional serta Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara peserta didik dengan pembelajarannya menggunakan model contextual teaching and learning dengan model konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada guru untuk menggunakan model contextual teaching and learning sebagai salah satu alternatif model pada mata pelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik.