Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGARUH METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik yang mempelajari matematika dibandingkan mata pelajaran lainnya. Kesulitan peserta didik memahami pelajaran matematika biasanya disebabkan oleh kurangnya pemecahan masalah yang dimiliki peserta didik. Hal ini disebabkan karena guru jarang melatih kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada saat proses pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui metode Team Assisted Individualization di Sekolah Dasar. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah Semua peserta didik kelas IV SDN Ciptawinaya. Sampel penelitian ini adalah kelas IV B sebagai kelas kontrol dan kelas IV C sebagai kelas eksperimen. Teknik analisis data yaitu uji normalitas, ujji homogenitas, uji-t, ataupun uji non-parametik, Mann Whitney. Pada analisis akhir penelitian, untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis menggunakan uji Mann Whitney, Karena data tidak berdistribusi normal. Setelah mendapatkan pemecahan masalah peserta didik pada dua kelas, nilai dianalisis hingga diperoleh hasil akhir yang menyatakan rata-rata nilai untuk kelas kontrol adalah 0,2895 dan rata-rata nilai untuk kelas eksperimen adalah 0,4930. Nilai Signifikansi (2-tailed) 0.041 < 0.05, maka data berbeda signifikan artinya ditolak dan diterima bahwa penggunaan metode Team Assisted Individualization dapat meningkatkan pemecahan masalah peserta didik di sekolah dasar. -
PENGARUH METODE TIME TOKEN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi dengan masalah rendahnya Keterampilan Sosial Pada Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang Pengaruh Metode Time Token Terhadap Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik Pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah quasi eksperimen dan sifat penelitian ini adalah kuantitatif. Desaian penelitiaanya adalah Noneqiuvalent Control Grup Design. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 87 peserta didik. Jumlah sampel 52 peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling karena berdasarkan rekomendasi dari wali kelas. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan angket. Analisis data dilakukan terhadap hasil pretest dan postest untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode Time Token terhadap peningkatan keterampilan sosial pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Time Token. Hasil yang di peroleh dari Uji t menunjukan signifikansinya 0,836 dan ini lebih dibandingkan α, = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil berbagai pengujian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Time Token berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan sosial peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial di sekolah dasar. Berdasarkan hasil pembuktian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode Time Token terhadapa peningkatan keterampilan sosial peserta didik di sekolah dasar” dapat di terima -
PENGARUH MODEL CONNECTING, ORGANIZ ING, REFLECTING, EXTENDING (CORE )TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang diindikasikan peserta didik kurang mampu untuk fokus pada saat pembelajaran, menjadikan peserta didik kurang mampu menginterpretasikan konsep yang telah dipelajari, kurang mampu mengklasifikasikan konsep, serta tidak mampu merangkum konsep yang telah dipelajari sehingga kesulitan dalam menyimpulkan materi, daya pikir kritis kurang terlatih, dan daya ingat peserta didik dalam memahami suatu konsep/informasi tidak bertahan lama. Penelitian ini dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent Control Group Desaign. Populasi pada penelitian ini melibatkan seluruh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 255 Griya Bumi Antapani Bandung. Pengambilan sampel yang diambil hanya dua kelas yang berjumlah 60 orang, yang berasal dari kelas eksperimen 30 orang dengan menggunakan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) dan Kelas kontrol 30 orang. Pengambilan data menggunakan instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan lembar observasi. Data hasil pretest dan postest siswa kemudian dianalisis menggunakan SPSS. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah uji normalitas yang memperoleh hasil pretest kelas kontrol : 10,70 dan kelas eksperimen : 10,97 sedangkan hasil posttest kelas kontrol : 0,486 dan kelas eksperimen : 0,353 , setelah itu dilakukan uji homogenitas yang memperoleh hasil pretest 0,907 dan postest 0,198 , hasil uji perbedaan rata-rata (uji t) pretest 0,550 dan posttes 0,000 dan memperoleh uji normal gain 0,000 yang rata-rata N-Gain kelas eksperimen : 0,59 sedangkan rata-rata N-Gain kelas kontrol : -0,01. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka peneliti menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep di sekolah dasar. Oleh karna itu hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik setelah penerapan model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar” dapat diterima. -
Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik di sekolah dasar. Kenyataan dilapangan berpikir kritis dalam mata pelajaran IPA yang ditemukan peneliti yaitu peserta didik kurang mampu dalam menganalisis sebuah pernyataan serta memberikan penjelasan secara sederhana mengenai hubungan manusia dengan likungannya, peserta didik hanya bisa menjelaskan apa yang dinyatakan oleh pendidik.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti membuat model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya, yaitu model Contextual Teaching and Learning (CTL), yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik peserta didik dalam pembelajaran IPA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, untuk mengetahui langkah-langkah implementasi model Contextual Teaching and Learning (CTL), serta mengetahui perbedaan dan peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif.. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Balonggede Bandung, dengan sampel penelitian dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang didasarkan pada penggunaan desain penelitian Pretest – Posttest Control Group Design.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengembangan model Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih mampu meningkatkan kemampuan berpikir kiritis peserta didik dalam pembelajaran matematika dibandingkan tidak menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
-
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul ’’Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Example Non Example terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe example non example untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V di SD T yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Instrumen pada penelitian ini adalah Lembar Observasi dan Soal Tes. Pengolahan data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik disekolah dasar setelah diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe example non example terjadi sangat baik, peningkatan hasil belajar peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning tipe example non example lebih baik dari pada yang mendapat pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe example non example dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar. -
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh proses pembelajaran yang cenderung pasif, kurangnya kerja sama kelompok antara peserta didik yang satu dengan yang lain, serta kurangnya pembelajaran yang inovatif dan bermakna. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh model cooperative learning tipe meaningful instructional design terhadap peningkatan pemahaman matematis peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas III SDN Saparako. Sampel menggunakan sampling jenuh, sehingga terpilih peserta didik kelas III A untuk kelas eksperimen dan kelas III C untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian, jumlah peserta didik dari masing-masing kelas terdiri atas 20 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan ialah lembar observasi dan instrumen tes untuk masing-masing kelas. Hasil pretest dan posttest dianalisis menggunakan program SPSS for windows, hasil dari pengujian penelitian tersebut menunjukkan bahwa menggunakan model cooperative learning tipe meaningful instructional design memiliki perbedaan lebih tinggi, dibandingkan dengan peserta didik yang menggunakan model konvensional secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman matematis peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara peserta didik dengan menggunakan model cooperative learning tipe meaningful instructional design dengan model konvensional serta Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara peserta didik dengan pembelajarannya menggunakan model cooperative learning tipe meaningful instructional design dengan model konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada guru untuk menggunakan model cooperative learning tipe meaningful instructional design sebagai salah satu alternatif model pada mata pelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik. -
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual...1 more
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL TERHADAP PENINGKATAN SIKAP
RASA INGIN TAHU PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASARPenelitian di latarbelakangi oleh adanya masalah terhadap sikap rasa ingin tahu peserta didik yang rendah, terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan dilkukannya penelitian ini supaya peneliti mampu memperoleh Informasi mengenai Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual.pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dalam hal peningkatan sikap rasa ingin tahu peserta didik pada mata pelajaran struktur tumbukan dan fungsinya. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN 02 Banjaran dengan jumlah sebanyak 60 peserta didik. Penarikan sampel secara random sehingga terpilih peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing – masing peserta didik yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pre-test dan post-test peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS versi 24 untuk melihat peningkatan sikap rasa ingin tahu peserta didik menggunakan Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji gain yang menunjukan bahwa Model Cooperative tipe Somatic Auditory Visual Intelectual dapat memberi pengaruh dalam peningkatan sikap rasa ingin tahu peserta didik pada mata pelajaran ipa,lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Peningkatan tersebut dilihat dari setiap indikator sikap rasa ingin tahu peserta didik yang mencakup pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Kesimpulannya dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan sikap rasa ingin tahu secara signifikan dalam menerapkan model Cooperative learning tipe Talking Stick terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar dapat diterima -
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Judul skripsi ini adalah Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Team Games Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Nama peneliti adalah Aditya Putra Herlambang, pembimbing satu adalah Cristiana V dan pembimbing dua adalah Deasy Rahmawati. Masalah yang diteliti adalah bagaimana penerapan model cooperative learning tipe team games tournament dan apakah terdapat pengaruh peningkatan motivasi belajar peserta didik yang diterapkan model cooperative learning tipe team games tournament. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model cooperative tipe team games tournament dan untuk mengukur pengaruh peningkatan motivasi belajar peserta didik yang diberi perlakuan menggunakan model cooperative learning tipe team games tournament. Teori yang digunakan adalah teori TGT Ani dan Joni (2015). Pada penelitian ini populasi berasal dari siswa kelas V di SD Negeri Bojong Malaka II. Sampel yang digunakan adalah teknik sampel jenuh karena semua populasi dijadikan sampel dan sampel kurang dari tiga puluh orang yang ditentukan tidak secara random. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu terdapat pengaruh peningkatan motivasi belajar peserta didik yang pada pembelajarannya menggunakan TGT dibandingkan dengan peserta didik yang diterapkan model konvensional. -
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul, Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Time Token Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan pengaruh model cooperative learning type time token terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Saparako Majalaya Kabupaten Bandung. Teknik penarikan sampel yang digunakan, yaitu teknik sample jenuh, sehingga seluruh populasi dijadikan sample, dan dibagi menjadi dua kelas, peserta didik kelas VB sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas VA sebagai kelas kontrol. Jumlah peserta didik pada masing-masing kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan soal pretest dan posttest pemahaman konsep. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut, kemudian dianalisis dengan software SPSS 24 for Window untuk melihat pengaruh model cooperative learning type time token. Analisis data pemahaman konsep dalam penelitian ini digunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji independen sample t test dan uji gain. Lembar observasi menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan (1) model cooperative learning tipe time token efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik (2) Hasil analisis data menunjukan terdapat pengaruh model cooperative learning tipe time token terhadap peningkatan pemahaman konsep pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik di kelas V SDN Saparako.
-
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE PAIR CHECK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji pengaruh model cooperative learning type pair check terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematika peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SD Negeri Ciptawinaya Baleendah. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara random sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri atas 20 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS V.22 untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogen dan uji-t menunjukkan bahwa model cooperative learning type pair check memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman matematika yang mencakup mencontohkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada guru kelas IV untuk menggunakan model cooperative learning type pair check sebagai salah satu alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika peserta didik di sekolah dasar. -
PENGARUH MODEL COOPERATIVE TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN BANTUAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) dengan bantuan media Balok Garis bilangan pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman penjumlahan dan pengurangan bulat pada mata pelajaran matematika. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN Cicalengka 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan tidak secara random sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A sebagai kelas kontrol dan peserta didik kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri dari 43 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, homogenitas dan uji-t menunjukkan bahwa model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) dengan bantuan media Balok Garis Bilangan memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran konvensional. Keunggulan itu dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman peserta didik yang semakin membaik. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut disarankan kepada pendidik kelas IV untuk dapat menggunakan model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran matematika