Browse Items (539 total)
Sort by:
-
Pengaruh Penggunaan Model Example Non-Example Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di jenjang Sekolah Dasar. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan peserta didikdalam memahami IPA. Namun pada kenyataanya kemampuan berpikir kritis peserta didik ternyata masih rendah. Hal tersebut disebabkan pembelajaran yang masih berpusat pada guru, peserta didik kurang dalam mencari jawaban yang jelas dari setiap pertanyaan serta kesulitan mencari alasan atau argumen dalam memberikan tanggapan ketika guru meminta peserta didik menjawab, sehingga komunikasi yang terjadi tidaklah efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik Sekolah Dasar menggunakan model example non-example di bandingkan dengan menggunakan model konvesional Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas V SDN Negeri Nilem 067 Bandung tahun ajaran 2016-2017. Adapun sampel penelitiannya adalah peserta didik kelas VC sebagai kelas eksperimen dan kelas VA sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan berpikir kritis peserta didik dan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas proses pembelajaran peserta didik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata melalui program SPSS 22.0 for Windows yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran example non-example daripada peserta didik yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, diharapkan agar guru dapat menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran yang menantang bagi peserta didik dengan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam proses pembelajaran IPA. Demikian pula bagi kepala Sekolah agar dapat membantu pengembangan model pembelajaran ini demi perbaikan kualitas pembelajaran di Sekolah. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang serupa dengan ruang lingkup yang lebih luas. -
Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri Terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap peningkatan keterampilan menulis karangan narasi peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Selama ini peserta didik kesulitan dalam mengungkapkan ide dan imajinasinya dalam bentuk tulisan. Ketika pendidik meminta peserta didik untuk menulis karangan, peserta didik tidak tahu bagaimana harus memulai menulis, peserta didik kurang mampu memiliki bayangan dan ide tentang hal-hal pokok yang akan mereka tulis dalam karangan. Peserta didik sering merasa bingung tentang bagaimana memulai menulis karangan, apa yang akan ditulis selanjutnya, dan bagaimanakah akhirnya. Akibatnya, peserta didik kurang terampil dalam menulis karangan narasi dan nilai yang diperoleh tidak mencapai nilai KKM. Salah satu alat untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan media gambar berseri. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen, dengan desain eksperimen berbentuk Nonequivalent Control Group Design di salah satu SD Negeri di kota Bandung. Dalam penelitian ini, kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan media gambar berseri dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan berupa tes menulis karangan narasi, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran pendidik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling purposive. Data hasil penelitian dianallisis dengan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut. 1) Terdapat peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar berseri. 2) Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan media gambar berseri lebih baik dari pada mengguakan metode pembelajaran konvensional. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan media gambar berseri terhadap peningkatan keterampilan menulis karangan narasi peserta didik paada mata pelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar. -
Pengaruh Penggunan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Peserta Didik
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kretaivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya di sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan kreativitas belajar peserta didik dalam pembelajaran SBdP melalui penerapan metode demonstrasi, dan untuk mengetahui sikap peserta didik dalam pembelajaran SBdP melalui penerapan metode demonstrasi. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Balonggede dengan sampel 60 peserta didik yang terdiri atas 30 peserta didik kelas eksperimen dan 30 peserta didik kelas kontrol. Tektik pengumpulan data menggunakan observasi dan penilian produk. Dalam pelaksanaan pembelajaran SBdP menggunakan metode demonstrasi, peserta didik terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran . hal ini terlihat dari presentase data hasil observasi sikap peserta didik yang menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis perbedaan rata-rata pencapaian kreativitas kelas eksperimen lebih baik dari pencapaian kelas kontrol. Hasil pencapaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan kreativitas belajar SBdP lebih baik dengan diterapkannya metode demonstrasi. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pos-tes lebih besar dari pada pre-tes. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kreativitas belajar peserta didik dalam pembelajaran SBdP menggunkan metode demonstrasi. -
Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bebas di Sekolah Dasar
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas model pembelajarn Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas peserta didik. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD Islam Baitul Hikamh. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 5A SD Islam Baitul Hikmah sebagai kelas kontrol dan kelas 5B SD Islam Baitul Hikmah sebagai kelas eksperimen.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat lembar test, lembar pedoman observasi dan desain RPP sebanyak dua kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan softwere SPSS untuk melihat efektifitas model pembelajaran.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji gain dan uji-t menunjukan bahwa model pembelajaran CTL memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran CTL secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan menulis peserta didik yang mencakup kemampuan memilihi ide, kemampuan menata ide pilihannya, kemampuan menggunakan gaya bahasa, dan kemampuan mengatur mekanisme tulisan yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan peserta kepada pendidik untuk menggunakan model pembelajarn CTL sebagai salah satu alternatif model dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia khusus meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
-
Pengaruh Penggunaan Metode Jarimatika Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik di Sekolah Dasar. Teridentifikasi ada dua hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik tersebut adalah rendahnya daya ingat peserta didik dan metode pembelajaran yang digunakan. Karakteristik peserta didik sekolah dasar yang berbeda-beda dan masih dalam tahap operasional konkret menyebabkan pendidik diharuskan membuat treatment khusus dalam pembelajaran. Treatment yang dimaksud dapat berupa metode yang digunakan dalam pembelajaran. Metode jarimatika adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Metode ini dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik disekolah dasar. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperiman dengan pola Nonequivalent Control Group Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan metode jarimatika dan kelas kontrol dengan metode konvensional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor kelas eksperimen yang menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran dengan skor kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan metode jarimatika dapat menjadi metode alternarif dalam upaya meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik di Sekolah Dasar. -
Pengaruh Penerapan Media Gambar terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskriptif
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan media gambar terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan deskriptif dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN 177 Cipedes Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara tidak random sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV-B untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV-A untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari setiap kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, terdiri atas 31 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) sebanyak tiga kali pertemuan untuk setiap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan perangkat lunak SPSS 22 untuk melihat pengaruh media gambar terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan deskriptif.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t dan uji gain menunjukkan bahwa media gambar memiliki pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media gambar secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskriptif pada peserta didik. Pengaruh itu baik dilihat dari setiap indikator kemampuan menulis karangan deskriptif peserta didik yang mencakup kemampuan menentukan isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, gaya, ejaan, dan tata tulis yang semakin baik setelah diberi perlakuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, disarankan kepada guru bahasa Indonesia untuk menggunakan media gambar sebagai alternatif dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia khususnya meningkatkan kemampuan menulis karangan deskriptif peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia. -
Pengaruh Penggunaan Media Literasi Tekstual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi pada Peserta Didik di Sekolah Dasar
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas media pembelajaran yaitu media literasi tekstual terhadap peningkatan keterampilan menulis karangan eksposisi peserta didik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN 008 Mohamad Toha Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara pertimbangan tertentu sehingga terpilihlah peserta didik kelas V-D untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V-A untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen terdiri atas 32 dan kelompok kontrol terdiri atas 33 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretes dan postes yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS untuk melihat efektivitas media pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t, untuk menunjukkan bahwa media literasi tekstual memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media literasi tekstual secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi peserta didik. Keunggulan itu dilihat dari masing-masing indikator keterampilan menulis karangan eksposisi peserta didik yang mencakup isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik, dan kreativitas peserta didik yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh disarankan kepada pendidik bahasa dan sastra khususnya di Sekolah Dasar untuk menggunakan media literasi tekstual sebagai salah satu alternatif media dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia khusus meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi peseta didik -
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooprative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Peserta Didik Sekolah Dasar
Lemahnya kemampuan membaca pemahaman menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan, peserta didik mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang berasal dari bacaan, serta kesulitan ketika diminta untuk menceritakan kembali bacaan yang telah mereka baca.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap peningkatan membaca pemahaman peserta didik sekolah dasar.
Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperimen atau eksperimen semu, adapun desain penelitian yang digunakan nonequivalent control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Cibiuk Kidul III, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas IV dengan jumlah peserta didik 52 yang terbagi dalam dua kelas yaitu 26 di kelas IV A yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan 26 di kelas IV B sebagai kelas kontrol. Sampel yang digunakan adalah total sampling. Metode penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan yang digunakan adalah tes, Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis, jenis tes yang digunakan yaitu tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Tahap uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan homogenitas. Sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t dan uji indeks gain.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC). Juga Kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) lebih baik dari model pembelajaran konvensional.
-
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Story Telling terhadap Peningkatan Kemampuan Peserta Didik Sekolah Dasar
Model pembelajaran paired story telling merupakan model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut apalagi dalam pembelajaran berbahasa. Dalam penerapan model pembelajaran paired story telling, peserta didik akan bekerja secara berpasangan dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan berkomunikasi sehingga kemampuan berbicara peserta didik pun akan meningkat.
Proses belajar berbicara di SDN 177 Cipedes ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berbicaranya dengan tepat dan jelas dalam cara berbicara, mulai dari intonasinya, kalimat, kata, dan lain-lain. Kemampuan berbicara peserta didik di kelas IV masih terbilang rendah, karena peserta didik masih belum bisa berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar, peserta didik masih merasa ragu atau malu-malu saat disuruh maju ke depan kelas.
Kemampuan berbicara sangat penting untuk ditingkatkan dalam praktik persekolahan, terutama pada jenjang sekolah dasar. Kemampuan berbicara pada tingkat sekolah dasar harus dilatih, supaya peserta didik dapat berbicara di depan teman-temanya atau di depan kelas. Peserta didik dituntut untuk terampil berbicara dalam proses pembelajaran berlangsung.
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik di sekolah dasar sebuah model pembelajaran yang aktif dan inovatif sangat diperlukan, agar peserta didik lebih aktif dan semangat dalam memberikan pendapat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran paired story telling.
-
Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep IPA Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemapuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match, dan untuk mengetahui sikap peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui penerapan Model Kooperatif Tipe Make A Match. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Baranangsiang di Kecamatan Ciparay dengan sampel 60 peserta didik yang terdiri atas 30 peserta didik kelas eksperimen dan 30 peserta didik kelas kontrol. Tektik pengumpulan data data menggunakan observasi dan tes.dalam pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match, peserta didik terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari presentase data hasil observasi sikap peserta didik yang menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis perbedaan rata-rata capaian kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari capaian kelas kontrol. Hasil capaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan pemahaman dalam pembelajaran IPA lebih baik dengan diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata post-tes lebih besar dari pada pre-tes. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test dengan rata-rata pre-test pada kelas kontrol yaitu 53,00 dan pada kelas eksperimen yaitu 54,33. Sedangkan untuk rata-rata post-test kelas kontrol yaitu 75,67 dan pada kelas eksperimen yaitu 80,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatakan pemahaman konsep IPA peserta didik di kelas V SDN Baranangsiang.
-
Pengembangan Metode Problem-Based Introduction (PBI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode pembelajaran problem-based introduction dalam mata pelajaran Imu Pengetahuan Alam dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN Pelita Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara penerikan sampel berdasarkan kriteria tertentu sehingga terpilihlah siswa kelas 4B untuk kelas eksperimen dan siswa kelas 4A untuk kelas control sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 20 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretes dan postes yang diberikan setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas metode problem-based introduction.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan metode problem-based introduction memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan metode problem-based introduction secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mencakup kemampuan memberi contoh, mengklasifikasikan, menjelaskan, dan membandingkan yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada guru IPA untuk menggunakan metode problem-based introduction sebagai salah satu alternatif metode dalam mata pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPA khususnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA.
-
Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Peningkatan kemampuan komunikasi peserta didik kelas III melalui penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) merupakan tujuan dari penelitian ini. Terdapat tiga masalah yang diteliti dalam penelitian ini yang pertama apakah penerapan model pembelajaran Think Talk Write ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi tertulis peserta didik kelas III sekolah dasar, masalah yang kedua apakah penerapan model pembelajaran Think Talk Write ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan peserta didik kelas III sekolah dasar, dan yang ketiga apakah peningkatan kemampuan komunikasi yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write ini lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen pretest dan postest di suatu Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung. Sampel yang digunakan yaitu teknik pengambilan purposif, dikarenakan sampel ditentukan oleh guru kelas yang telah mengajar dikelas yang dijadikan penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data pretest dan postest untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi peserta didik antara kedua kelompok sampel. Analisis data kualitatif digunakan untuk menelaan aktivitas pendidik dan peserta didik selama pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran Think Talk Write. Berdasarkan hasil analisis data pencapaian perbedaan rata-rata kelas eksperimen berbeda signifikan dengan pencapaian perbedaan rata-rata kelas kontrol, seta model pembelajaran Think Talk Write lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan model konvensional, dan model Think Talk Write dapat dijadikan salah satu model pembelajaran dalam menyampaikan materi.