Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Masalah penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Teori yang menjadi acuan adalah teori Slavin (1995). Metode penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data penelitian ini dari siswa-siswi kelas IV SDN BOJONG MALAKA. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 70.00 dan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 84.50 berarti metode Student Team Achievement Division (STAD) efisien digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. -
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi persamaan dasar akuntansi. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa pada materi persamaan dasar akuntansi, karena pada umumnya Student Team Achievement Division (STAD) digunakan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran agar prestasi belajar siswa dapat dimaksimalkan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan memperoleh informasi tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi persamaan dasar akuntansi.
Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode dalam penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka penarikan sample yang diambil ditentukan dengan cara sampling purposive sehingga terpilihlah siswa kelas XII IIS 1 untuk kelas eksperimen dan siswa kelas XII IIS 2 untuk kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas terdiri atas 40 siswa di SMA Negeri 11 Bandung sebagai objek penelitian. Kedua kelas diadakan pretest dan posttest. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, unjuk kerja dan tes tertulis. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar unjuk kerja dan lembar tes tertulis.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dianalisis dengan statistik menggunakan IBM SPSS Statistics versi 2.1 dan Microsoft Excel 2013, diperoleh nilai siswa dalam pembelajaran ekonomi materi persamaan dasar akuntansi. Terdapat perbedaan yang signifikan dari prestasi belajar siswa antara kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan kelas kontrol tanpa perlakuan tersebut yang dibuktikan melalui uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis (uji-t). Berdasarkan hasil observasi kegiatan pendidik (guru) saat pembelajaran, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dilaksanakan dengan sangat baik. Berdasarkan hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis (uji-t) terhadap hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap prestasi belajar siswa, maka hipotesis penelitian diterima. -
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Pada proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kurang aktif dikarenakan model pembelajaran yang hanya berpusat pada guru sehingga mengakibatkan aktivitas belajar siswa yang rendah, khususnya untuk mata pelajaran Pengantar Keuangan dan Akuntansi. Maka dibutuhkan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini berjudul “pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa”. Penelitian ini bertujuan untsuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) serta untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Quasi Experiment dengan desain penelitian Non-Equivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan desain eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Binawarga Bandung, dengan sampel penelitian siswa SMK kelas XI AP 1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 36 siswa dan kelas XI AP 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 36 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari hasil analisis uji hipotesis aktivitas belajar siswa diketahui terdapat peningkatan, hal ini dilihat dari rata-rata persentase perolehan siswa yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) serta terhadap peningkatan aktivitas di kelas eksperimen dalam proses pembelajaran Pengantar Keuangan dan Akuntansi. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMEN) TERHADAP PENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi. Peserta didik yang memiliki minat belajar cenderung rajin mengikuti pelajaran, terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan terlihat merasa senang serta selalu ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Upaya guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran saat ini belum berorientasi pada peningkatan minat belajar peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlulah inovasi baru dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan suatu model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan minat belajar peserta didik yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapandan pengaruh model pembelajaran team game tournament terhadap minat belajar peserta didik di kelas sebelas IIS 1. Penelitian ini merupakan studi experiment yang bersifat kuanttitatif. Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan metode Quasi eksperimEntal dengan desain Non Equivalente Control Group. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IIS (IPS) di SMAN 11 Bandung. Sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan cara purposive sehingga terpilihlah peserta didik kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas XI IIS 5 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar RPP, pedoman observasi, dan lembar angket. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan bantuan SPSS. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan minat belajar peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan perlakuan model pembelajaran Teams Games Tournament. Rata-rata minat belajar peserta didik kelas eksperimen adalah sebesar 38,49 dan kelas kontrol sebesar 30,27. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. -
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Laps-Heuristic Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Siswa SMK
Banyaknya mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa SMK dan sederajatnya, kesulitan siswa mengerjakan soal yang penyelesaiannya tidak rutin, berbedanya tingkat kemampuan setiap siswa dan kurang cocoknya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama proses pembelajaran merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMK masih perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran LAPS-Heuristic dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional berdasarkan kategori kemampuan awal matematikanya (tinggi, sedang dan rendah). Tujuan penelitian ini juga untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran terhadap kemampuan awal matematika. Penelitian dilakukan dengan metode kuasi eksperimen dan pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Desain penelitian menggunakan desain kelompok kontrol non-ekuivalen dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMK Bina Warga Bandung dan sampelnya merupakan sampel jenuh yaitu siswa kelas X-AK1 dan X-AK2. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang berisi soal-soal untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan fungsi kuadrat serta non-test dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan langkahlangkah model pembelajaran LAPS-Heuristic. Hal yang diperoleh adalah siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah secara keseluruhan lebih baik belajar menggunakan model pembelajaran LAPSHeuristic daripada belajar menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan interaksi tidak terjadi antara model pembelajaran yang digunakan terhadap pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan awal matematikanya, sehingga model pembelajaran LAPS-Heuristic baik digunakan pada semua kategori kemampuan awal matematikanya. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
PADA SISWA SMPPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berpikie kreatif matematis yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran Mind Mapping pada pembelajaran matematika.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model Mind Mapping dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi-eksperimen karena sampel yang digunakan diambil secara tidak acak. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kemala Bhayangkari. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak dua kelas yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model Mind Mapping dan kelas VII E sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematis untuk memperoleh data kuantitatif dan lembar observasi untuk memperoleh data kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap hasil pretes dan postes kedua sampel menggunakan Uji-t dan Anava Dua Faktor. Sedangkan data kualitatif dianalisis berdasarkan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Mind Mapping terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa SMP. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelompok tinggi,sedang,rendah dan secara keseluruhan. Kemudian tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran konvensional terhadap kelompok tinggi, sedang dan rendah.
-
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Bina warga kelas X yang sedang mempelajari mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Penarikan sampel dilakukan dengan cara sampling purposive, sehingga dipilihlah kelas X-Akuntansi 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-Akuntansi 2 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa dari masing-masing sampel adalah 35 siswa. Penelitian dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama diberikan pretest berupa tes tulis pada kelas kontrol dan eksperimen sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, dan pada pertemuan kedua diberikan postest setelah selesai kegiatan pembelajaran. Kelas kontrol menggunakan model/metode pembelajaran yang biasa digunakan guru mata pelajaran tersebut sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran PBL. Data hasil pretest dan postest diolah menggunakan SPSS IBM versi 21 dan Microsoft Excel untuk dianalisis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik non-parametrik uji Mann Whitney. Hasil pengujian menunjukan bahwa kelas yang menggunakan model pembelajaran PBL memiliki keunggulan, yaitu peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang signifikan dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran tersebut. Keunggulan tersebut dilihat dari indikator berpikir kritis yang mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi serta mencipta yang lebih baik setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka disarankan untuk menggunakan model pembelajaran PBL dalam kegiatan belajar mengajar agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan dengan baik sehingga mengalami peningkatan, selain itu model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dimana siswa dituntut untuk benar-benar aktif karena siswa berperan sebagai pusat pembelajaran. -
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Story Telling terhadap Peningkatan Kemampuan Peserta Didik Sekolah Dasar
Model pembelajaran paired story telling merupakan model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut apalagi dalam pembelajaran berbahasa. Dalam penerapan model pembelajaran paired story telling, peserta didik akan bekerja secara berpasangan dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan berkomunikasi sehingga kemampuan berbicara peserta didik pun akan meningkat.
Proses belajar berbicara di SDN 177 Cipedes ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berbicaranya dengan tepat dan jelas dalam cara berbicara, mulai dari intonasinya, kalimat, kata, dan lain-lain. Kemampuan berbicara peserta didik di kelas IV masih terbilang rendah, karena peserta didik masih belum bisa berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar, peserta didik masih merasa ragu atau malu-malu saat disuruh maju ke depan kelas.
Kemampuan berbicara sangat penting untuk ditingkatkan dalam praktik persekolahan, terutama pada jenjang sekolah dasar. Kemampuan berbicara pada tingkat sekolah dasar harus dilatih, supaya peserta didik dapat berbicara di depan teman-temanya atau di depan kelas. Peserta didik dituntut untuk terampil berbicara dalam proses pembelajaran berlangsung.
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik di sekolah dasar sebuah model pembelajaran yang aktif dan inovatif sangat diperlukan, agar peserta didik lebih aktif dan semangat dalam memberikan pendapat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran paired story telling.
-
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR MUSIKAL MELALUI ALAT MUSIK RECORDER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V, yang terjadi pada kelas tersebut peserta didik belum mengerti bahkan tidak tahu apa itu alat musik recorder. Akhirnya, penulis membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Kemampuan Belajar Musikal Melalui Alat Musik Recorder Peserta Didik Sekolah Dasar”
Tujuan dalam Penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan belajar musikal melalui alat musik recorder peserta didik.
Pendidikan seni musik memberikan pengalaman dasar musikal pada peserta didik di kelas V, dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw peserta didik akan lebih aktif belajar bersama teman-temannya, serta meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Selain itu peserta didik harus saling tergantung satu sama lain dalam pembelajaran secara berkelompok.
Setelah terlaksananya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw, hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut ialah terdapat pengaruh model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan belajar musikal melalui alat musik recorder peserta didik di kelas eksperimen.
Dalam laporan tugas akhir ini mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan dalam belajar musikal melalui alat musik recorder peserta didik dapat memberikan sebuah titik terang agar peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran seni musik melalui alat musik recorder secara berkelompok. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR MUSIKAL MELALUI ALAT MUSIK RECORDER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V, yang terjadi pada kelas tersebut peserta
didik belum mengerti bahkan tidak tahu apa itu alat musik recorder. Akhirnya,
penulis membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Kemampuan Belajar Musikal
Melalui Alat Musik Recorder Peserta Didik Sekolah Dasar”
Tujuan dalam Penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan belajar musikal
melalui alat musik recorder peserta didik.
Pendidikan seni musik memberikan pengalaman dasar musikal pada peserta
didik di kelas V, dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw peserta
didik akan lebih aktif belajar bersama teman-temannya, serta meningkatkan rasa
tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain.
Selain itu peserta didik harus saling tergantung satu sama lain dalam
pembelajaran secara berkelompok.
Setelah terlaksananya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran tipe
Jigsaw, hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut ialah terdapat pengaruh
model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan belajar
musikal melalui alat musik recorder peserta didik di kelas eksperimen.
Dalam laporan tugas akhir ini mengenai pengaruh penerapan model
pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan dalam belajar musikal melalui
alat musik recorder peserta didik dapat memberikan sebuah titik terang agar
peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran seni musik
melalui alat musik recorder secara berkelompok.
-
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang masih rendah, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran TSTS terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis, untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMK dengan menerapkan model pembelajaran TSTS serta interaksi antara model yang digunakan terhadap kategori tinggi, sedang, dan rendah. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuasi-eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMKN 3 Bandung dengan sampel kelas X Akuntansi 1 sebagai kelas eksperimen dan X Akuntansi 4 sebagai kelas kontrol. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan Uji-t dan Uji Anava dua jalur diperoleh dari hasil pretes dan postes yaitu indeks gain, sedangkan analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh hasil diantaranya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran TSTS lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional, kategori tinggi lebih baik kemampuan pemecahan masalah matematisnya dibandingkan dengan kategori sedang maupun rendah baik yang diberi model pembelajaran TSTS ataupun model pembelajaran konvensional dan terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan pengelompokan siswa dalam hal peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis.