Browse Items (39 total)
Sort by:
-
Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika. Peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman matematis dapat mengerjakan soal yang berikan pendidik dengan baik, tetapi yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Peserta didik banyak yang beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, rumit, dan membosankan. Hal itu terjadi karena peserta didik tidak memahami yang dipelajarinya. Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian, maka hasil pengamatan ialah lemahnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik dalam pembelajaran matematika karena kegiatan pembelajaran yg menggunakan model konvensional.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memodifikasi atau mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Babakantiga saat ini, mengembangan desain model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada pembelajaran matematika, menemukan langkah-langkah pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis, mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pembelajaran matematika, dan mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Desain penelitian ini adalah non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN Babakantiga. Sampel yang digunakan peneliti ada dua kelas, yaitu kelas VB terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VC terpilih sebagai kelas kontrol. Penelitian ini melakukan tiga kali uji coba.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pemgembangan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik dengan nilai gain 0,70 dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together dengan nilai gain 0,41.
-
Pengembangan Model Pembelajaran Brain-Based Learning Terhadap Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Kegiatan pembelajaran saat ini belum berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir pada peserta didik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran brain-based learning dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan Reseach and Development (R&D), di dalamnya termasuk penggunaan model deskriptif dan penelitian pelaksanaan tindakan. Metode R&D dibagi menjadi tiga langkah yaitu tahap studi pendahuluan, tahap perancangan dan pengembangan produk, serta tahap evaluasi dan uji coba produk. Populasi dari penelitian ini adalah peserta didik SDN Pameungpeuk 1 Banjaran Kabupaten Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik kemudian dianalisis dengan software SPSS, dilakukan perhitungan uji-t dan uji gain untuk melihat perbedaan dan peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan mengembangkan model brain-based learning. Pengembangan model brain-based learning yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara signifikan adalah model yang dipadukan dengan talking stick, musik mozart, dan senam otak (brain gym). -
Pengembangan Model Cooperative Script untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Kemampuan menyimak cerita bukanlah kemampuan yang sulit dikembangkan, tetapi apabila kemampuan menyimak kurang baik maka akan memengaruhi terhadap penangkapan informasi yang didapat akan terganggu sehingga bisa terjadi kesalahpahaman dalam menangkap informasi yang didapatnya. Selain itu, peserta didik sulit memahami isi cerita dan simakan yang disampaikan oleh pembicara. Hal itu dibuktikan dengan jawaban peserta didik yang tidak sesuai dengan bahan simakan yang disampaikan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti membuat dan mengembangkan model yang sudah ada sehingga berbeda dari sebelumnya. Model yang dikembangkan merupakan model cooperative script yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman menyimak cerita peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan model cooperative script dalam meningkatkan kemampuan pemahaman menyimak cerita peserta didik, untuk mengetahui langkah-langkah implementasi model cooperative script, serta untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan kemampuan pemahaman menyimak cerita peserta didik dengan menggunakan pengembangan model cooperative script. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penlitian dan pengembangan (research and develepment). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V di SDN Padamukti 1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas V-A sebagai kelas kontrol dan V-B sebagai kelas eksperimen. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengembangan model cooperative scrpit lebih mamapu meningkatkan kemampuan pemahaman menyimak cerita peserta didik dibandingkan dengan tidak menggunakan model cooperative script. -
PENGEMBANGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG OPERASI PECAHAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model cooperative tipe Teams Games Tournament yang baru yang mampu meningkatkan kemampuan berhitung operasi pecahan peserta didik kelas V. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri SDN Bojong 1 Kabupaten Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka ditarik sampel dengan teknik purposive sehingga diperoleh kelas V-A sebagai kelas kontrol dan kelas V-B sebagai kelas eksperimen. Masing-masing kelas terdiri dari 28 orang peserta didik.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar soal, dan RPP yang sebelumnya divalidasi oleh para ahli teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi, studi dokumentasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada peserta didik setelah perlakuan diberikan. Penelitian dilakukan sebanyak lima kali, dengan tiga kali pengembangan model.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi SPSS ver.22 dengan memakai uji t, uji mann-whitney dan uji peningkatan untuk melihat efektifitas model. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan dan peningkatan kemampuan berhitung yang signifikan dengan menggunakan model Teams Games Tournament. Hal tersebut terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen yang terus meningkat secara signifikan dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan hal tersebut disarankan kepada pendidik untuk dapat menggunakan model cooperative ini sebagai salah satu solusi alternatif dalam meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik di sekolah dasar khususnya pada kelas V, meteri ajar operasi pecahan.
-
PENGEMBANGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARATujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dalam mata pelajaran bahasa Indoneisa dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Saparako Kabupaten Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara random sehingga terpilihlah siswa kelas VB untuk kelas Eksperimen dan peserta didik kelas VA untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok terdiri atas 29 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebanyak empat kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS 22 untuk melihat pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-Anova dan uji-t menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe talking stick memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan pembelajaran ini secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator keterampilan berbicara yang mencakup pelafalan, intonasi, penggunaan bahasa/kata, kelancaran dan keberanian yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
-
Pengembangan Metode Problem-Based Introduction (PBI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode pembelajaran problem-based introduction dalam mata pelajaran Imu Pengetahuan Alam dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN Pelita Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara penerikan sampel berdasarkan kriteria tertentu sehingga terpilihlah siswa kelas 4B untuk kelas eksperimen dan siswa kelas 4A untuk kelas control sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 20 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretes dan postes yang diberikan setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas metode problem-based introduction.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan metode problem-based introduction memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan metode problem-based introduction secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mencakup kemampuan memberi contoh, mengklasifikasikan, menjelaskan, dan membandingkan yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada guru IPA untuk menggunakan metode problem-based introduction sebagai salah satu alternatif metode dalam mata pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPA khususnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA.
-
PENGEMBANGAN METODE PERMAINAN FANTASTIC BINGO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengembangan metode permainan fantastic bingo dalam mata pelajaran matematika dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Saparako Kabupaten Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara random sehingga terpilihlah siswa kelas IV A untuk kelas Eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok terdiri atas 30 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebanyak empat kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS 22 untuk melihat pengembangan metode permainan fantastic bingo matematika.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-Anova dan uji-t menunjukan bahwa metode permainan fantastic bingo memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan pembelajaran permainan ini secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan operasi hitung pecahan yang mencakup kemampuan menjumlahkan pecahan dan mengurangkan bilangan pecahan yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
-
PENGEMBANGAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman konsep peserta didik terhadap pembelajan matematika di sekolah dasar. Memahami konsep dalam mata pelajaran matematika yaitu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah. Kenyataan dilapangan yang ditemukan peneliti masih banyak peserta didik yang tertukar terhadap suatu konsep dalam matematika bahkan sama sekali tidak paham dengan konsep yang masih mendasar sekalipun, sehingga kurangnya pengaplikasian konsep tersebut dalam suatu pemecahan masalah.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti membuat serta mengembangkan metode yang berbeda dari sebelumnya, yaitu metode Mind Mapping, yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan metode Mind Mapping dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik, untuk mengetahui langkah-langkah implementasi metode Mind Mapping, serta mengetahui perbedaan dan peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Pelita Bandung, dengan sampel penelitian dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang didasarkan pada penggunaan desain penelitian Pretest – Posttest Control Group Design.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengembangan metode Mind Maping lebih mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran matematika dibandingkan tidak menggunakan metode Mind Mapping.
-
Pengaruh Penggunan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Peserta Didik
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kretaivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya di sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan kreativitas belajar peserta didik dalam pembelajaran SBdP melalui penerapan metode demonstrasi, dan untuk mengetahui sikap peserta didik dalam pembelajaran SBdP melalui penerapan metode demonstrasi. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Balonggede dengan sampel 60 peserta didik yang terdiri atas 30 peserta didik kelas eksperimen dan 30 peserta didik kelas kontrol. Tektik pengumpulan data menggunakan observasi dan penilian produk. Dalam pelaksanaan pembelajaran SBdP menggunakan metode demonstrasi, peserta didik terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran . hal ini terlihat dari presentase data hasil observasi sikap peserta didik yang menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis perbedaan rata-rata pencapaian kreativitas kelas eksperimen lebih baik dari pencapaian kelas kontrol. Hasil pencapaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan kreativitas belajar SBdP lebih baik dengan diterapkannya metode demonstrasi. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pos-tes lebih besar dari pada pre-tes. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kreativitas belajar peserta didik dalam pembelajaran SBdP menggunkan metode demonstrasi. -
Pengaruh Penggunaan Model Problem-Based Learning Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penggunaan model problem- based learning pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Populasi penelitian ini ialah peserta didik kelas V SD Negeri 044 Cicadas Awigombong. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel ditentukan dengan cara teknik purposive sampling sehingga terpilihlah peserta didik kelas VE untuk kelas kontrol dan peserta didik kelas VF untuk kelas eksperimen sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik yang dijadikan sampel dari setiap kelas yaitu kelompok eksperimen 26 peserta didik dan kelompok kontrol terdiri atas 28 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan observasi dan membuat RPP sebanyak dua kali pertemuan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil pretest dan posttest peserta didik dianalisis dengan software SPSS for Windows Versi 22 untuk melihat pengaruh penggunaan model problem-based learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dari mencari rata-rata nilai, uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa model problem-based learning memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model problem-based learning secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dan nilai gain ternormalisasi untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis.
Keunggulan keterampilan berpikir kritis dapat dilihat dari setiap indikator keterampilan berpikir kritis peserta didik yang mencakup keterampilan menganalisis, keterampilan menyintesis, keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, keterampilan menyimpulkan dan keterampilan mengevaluasi dan menilai yang semakin baik setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan M model problem-based learning.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disarankan kepada guru untuk menggunakan model problem-based learning sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.
-
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Student Team Achievment Division Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik Di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan pemahaman matematis yang perlu ditingkatkan, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran student teams achievement division pada pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran student team achievment division terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V dengan jumlah 132 peserta didik yang tempatnya di SDN Pelita Bandung pada tahun ajaran 2016/2017. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 48 peserta didik dikelas eksperimen dan 48 peserta didik di kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa pembuatan RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal tentang pemahaman matematis yang mana selalu diberikan pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen sedangkan desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kontrol non ekuivalen. Data dari hasil penelitian berupa pretest dan posttest kemudian dihitung dengan menggunakan software SPSS 22.0 for windows . Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan Uji-t yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yaitu indeks gain, sedangkan analisis data kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan analisis data penggunaan model pembelajaran student teams achievement division berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik di sekolah dasar, peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik lebih baik yang belajarnya menggunakan model student teams achievement division dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional. -
Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep IPA Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemapuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match, dan untuk mengetahui sikap peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui penerapan Model Kooperatif Tipe Make A Match. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Baranangsiang di Kecamatan Ciparay dengan sampel 60 peserta didik yang terdiri atas 30 peserta didik kelas eksperimen dan 30 peserta didik kelas kontrol. Tektik pengumpulan data data menggunakan observasi dan tes.dalam pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match, peserta didik terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari presentase data hasil observasi sikap peserta didik yang menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis perbedaan rata-rata capaian kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari capaian kelas kontrol. Hasil capaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan pemahaman dalam pembelajaran IPA lebih baik dengan diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata post-tes lebih besar dari pada pre-tes. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test dengan rata-rata pre-test pada kelas kontrol yaitu 53,00 dan pada kelas eksperimen yaitu 54,33. Sedangkan untuk rata-rata post-test kelas kontrol yaitu 75,67 dan pada kelas eksperimen yaitu 80,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatakan pemahaman konsep IPA peserta didik di kelas V SDN Baranangsiang.