Browse Items (74 total)
Sort by:
-
PENGARUH METODE TIME TOKEN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi dengan masalah rendahnya Keterampilan Sosial Pada Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang Pengaruh Metode Time Token Terhadap Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik Pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah quasi eksperimen dan sifat penelitian ini adalah kuantitatif. Desaian penelitiaanya adalah Noneqiuvalent Control Grup Design. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 87 peserta didik. Jumlah sampel 52 peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling karena berdasarkan rekomendasi dari wali kelas. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan angket. Analisis data dilakukan terhadap hasil pretest dan postest untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode Time Token terhadap peningkatan keterampilan sosial pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Time Token. Hasil yang di peroleh dari Uji t menunjukan signifikansinya 0,836 dan ini lebih dibandingkan α, = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil berbagai pengujian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Time Token berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan sosial peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial di sekolah dasar. Berdasarkan hasil pembuktian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode Time Token terhadapa peningkatan keterampilan sosial peserta didik di sekolah dasar” dapat di terima -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA khususnya materi daur air. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman konsep peserta didik pada materi daur air, karena pada umumnya STAD digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam pembelajaran agar pemahaman konsep peserta didik dapat maksimal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan memperoleh informasi tentang pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data ditandai dengan angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode yang digunakan berupa Quasi Eksperimental dengan desain penelitian bentuk Nonequivalent Control Group Design. Untuk mencapai tujuan ini, maka populasi yang ditentukan yaitu seluruh peserta didik kelas V di SD Negeri Pelangi II dengan jumlah 56 peserta didik, penarikan sampel ditentukan dengan cara sampling jenuh yang terbagi ke dalam dua kelas. Peserta didik kelas V-A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V-B untuk kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 28 orang peserta didik di SD Negeri Pelagi II sebagai objek penelitian. Kedua kelas diadakan pre-test dan post-test. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, lembar observasi dan soal tes tertulis. Data hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS Statistic versi 16 dan Microsoft Excel 2007, untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis (uji-t), dan uji gain menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari pemahaman konsep peserta didik antara kelas eksperimen yang mendapat perlakuan menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Yang dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 50,00 dengan ketuntasan belajar 3,58 % dan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 82,50 dengan ketuntasan belajar kelas 100%. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pendidik saat pembelajaran, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dilaksanakan dengan sangat baik. Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik kelas V SD Negeri Pelangi II. -
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam tentang sifat-sifat cahaya di sekolah dasar dan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar. Alasan yang melatar belakangi penelitian ini karena pencapaian nilai peserta didik yang masih rendah, hal tersebut terlihat dari nilai IPA yang belum mencapai KKM sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN 005 Babakan Ciparay, untuk mencapai tujuan ini penarikan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling, sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV C sebagai kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik sebanyak 34 orang dan kelas IV D sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 orang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori menurut Syah yang dikembangkan oleh Adang Heriawan dkk. tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method, yaitu metode yang menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan diperoleh dari hasil pretest dan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dari nilai tersebut dapat dilakukan uji hipotesis dengan langkah menguji validitas dan normalitas soal, uji anova, dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran demonstrasi memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA. -
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mengenai hasil belajar peserta didik yang rendah, terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh Informasi mengenai Model Cooperative tipe Talking Stick.pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dalam peningkatan hasil belajar peserta didik. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN Cicalengka 10 dengan jumlah sebanyak 60 peserta didik. Penarikan sampel secara random sehingga terpilih peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing – masing peserta didik yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pre-test dan post-test peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS versi 24 untuk melihat peningkatam hasil belajar peserta didik menggunakan model Cooperative learning tipe Talking Stick. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji gain yang menunjukan bahwa model Cooperative Learning tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Peningkatan tersebut dilihat dari setiap indikator hasil belajar peserta didik yang mencakup pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Kesimpulannya dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar secra signifikan dalam menerapkan model Cooperative learning tipe Talking Stick dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar dapat diterima. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada pendidik gar dapat menggunakan model Cooperative learning tipe Talking Stick sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah dasar . -
PENGARUH METODE TALKING STICK TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pokok bahasan siklus air dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode Talking Stick. Subyek dalam penelitian adalah peserta didik kelas V D untuk kelas kontrol dan peserta didik kelas V A untuk kelas eksperimen di SDN 099 Babakan Tarogong Bandung. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 28 peserta didik. Teknik pengumpulan data dilalukan melalui observasi dan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, lembar observasi dan lembar tes tertulis.Data hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS Statistic versi 16 dan Microsoft Excel 2010, untuk melihat efektivitas model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis (uji-t), dan uji gain menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari pemahaman konsep peserta didik yang antara kelas eksperimen yang mendapat perlakuan menggunakan metode Talking Stick dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukka adanya peningkatan pemahaman konsep IPA pada pokok bahasan siklus air atau daur air. Hal ini dapat dilihat dan di buktikan dari perolehan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 66,25 dan pada siklus II mencapai 74,82. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada guru untuk menggunakan metode talking stick sebagai salah satu alternatif metode dalam mata pelajaran IPA, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA. -
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul pengaruh model kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar penelitian ini dilatar belakangi oleh peserta didik kurang aktif saat pembelajaran berlangsung karena peserta didik kurang memahami konsep dari materi yang dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang pengaruh model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dan untuk memperoleh informasi tentang apakah penggunaanya lebih baik dibandingkan dengan model konvensional terhadap kemampuan pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik di sekolah dasar. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SDN Rancamanyar 06 Kecamatan Baleendah Kelas IV yang berjumlah 72 peserta didik. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah Nonprobability yaitu sampel jenuh terdiri dari seluruh peserta didik 36 peserta didik kelas eksperimen dan 36 peserta didik kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data diolah menggunakan bantuan program SPSS 22 for windows untuk mengetahui uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan rata-rata, dan indeks Gain. Hasil analisis penelitian, pengolahan pengujian data hipotesis menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pemahaman konsep capaian kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tes awal atau pres-test kelas eksperimen sebesar 16,67 dan kelas kontrol sebesar 13,5. Sedangkan untuk rata rata tes akhir post-test pada kelas eksperimen sebesar 21,72 dan kelas kontrol sebesar 14,78 maka dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model Student Team Achievement Division dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan model Student Team Achievement Division. -
PENGARUH METODE EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Kemampuan pemecahan masalah dalam mata pelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting, karena kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Namun pada kenyataanya kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik di Sekolah Dasar dengan menggunakan metode Example Non Example dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sifat dalam penelitian ini yaitu kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.desain penelitianya yaitu nonequivalent control group design, yaitu penentuan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN Ciparigi tahun ajaran 2017-2018. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VA sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu 34 siswa. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu tes tipe uraian beberapa soal-soal kemampuan pemecahan masalah dan lembar observasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest kemudian di analisis dengan menggunakan bantuan Software IBM SPSS Statistics 24 untuk melihat pengaruh metode Example Non Example. Berdasarkan analisis data, penggunaan metode Example Non Example berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik di Sekolah Dasar, peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pun lebih baik yang pembelajarannya menggunakan metode Example Non Example dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan untuk pendidik menggunakan metode sebagai salah satu alternative metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. -
PENGARUH MODEL TREFFINGER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi di SDN 255 Griya Bumi Antapani Kota Bandung, bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di kelas V masih rendah. Hal itu disebabkan menggunakan model pembelajaran yang kurang inovatif sehingga peserta didik masih pasif dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini mencoba menguji pengaruh model pembelajaran Treffinger terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang model Treffinger, hasil belajar peserta didik, serta informasi tentang mata pelajaran IPA. Hipotesis penelitian ini ialah“Terdapat pengaruh peningkatan yang signifikan pada implementasi Model Treffinger terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar”. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada pendidik kelas V untuk menggunakan model treffinger dalam memberikan materi pelajaran IPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA, dengan materi peruban wujud benda, dengan menggunakan model treffinger mendapat hasil yang lebih baik secara signifikan. Hal ini terbukti hipotesis (H0), diterima dan (H1) ditolak. Sehingga dengan demikian disimpulkan bahwa model Treffinger dapat menigkatkan hasil belajar peserta didik, serta hipotesis penelitian dapat diterima. -
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang peneliti temukan di SDN 110 Pasirkaliki Komarabudi, yaitu masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas V dalam pembelajaran IPA. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik disebabkan pembiasaan belajar yang pasif, penggunaan model pembelajaran kurang bervariasi, dan suasana pembelajaran yang kaku. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang bagaimana penerapan model quantum learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam pembelajaran IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi experiment dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V, sedangkan sampel yang digunakan hanya dua kelas yaitu kelas V-B dan V-C. Penentuan sampel tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik, mengingat kurangnya kemampuan itu pada kedua kelas tersebut. Pengambilan data penelitian menggunakan instrumen tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan berpikir kreatif. Data hasil penelitian berupa nilai pretest dan posttest dari kedua kelas dianalisis melalui beberapa pengujian yakni normalitas, homogenitas, uji perbedaan rata-rata. Analisis data dilakukan sebanyak tiga kali, semua hasil analisis menunjukkan bahwa data tersebut ternormalisasi dan memiliki varians yang homogen. Namun, untuk melihat adanya peningkatan yang signifikan setelah menerapkan model quantum learning maka data pretest dan posttest kelas eksperimen dapat diuji dengan uji perbedaan rata-rata menggunakan Paired Sample Test. Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, peningkatan itu dapat dilihat dari perbandingan nilai pretest yakni 31,68 dan nilai posttest sebesar 48.60. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dengan menerapkan model Quantum learning pada mata pelajaran IPA. -
Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah peserta didik yang rasa ingin tahunya sangat terbatas, selain itu ada juga peserta didik yang kurang mampu mengungkapkan pendapatnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pendidik, pemahaman peserta didik yang masih rendah dan keterbatasan sarana bermain melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi. Model Interaktif diharapkan dapat mempengaruhi kemandirian belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang penerapan model interaktif dan kemampuan pemahaman peserta didik. Populasi penelitian ini ialah peserta didik SDN Ciapus I. Desain penelitian ini menggunakan Non Equivalent Control Group Design. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara random sehingga terpilih peserta didik kelas II A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas II B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah siswa dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari 44 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak dua kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan bahwa model pembelajaran interaktif memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pembelajaran interaktif secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing masing indikator kemampuan pemahaman peserta didik mencakup kemampuan interpretasi, translasi dan ekstrapolasi yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada para pendidik untuk menggunakan model pembelajaran interaktif sebagai salah satu model dalam mata pelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaram PKn. Khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran PKn. -
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sulitnya peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui soal cerita yang dianggap sukar, hal ini didukung oleh proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik berpikir secara kritis. Model problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan bagi pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan model problem based learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika serta menguji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Grup Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen mendapat model problem based learning dan kelas kontrol mendapat model konvensional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas IV di SDN CICALENGKA 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara sampel jenuh dengan menggunakan seluruh peserta didik kelas IV yang terdiri dari IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data digunakan untuk melihat penerapan model problem based learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diberikan model problem based learning serta terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model problem based learning dengan yang menggunakan model konvensional. Oleh karena itu model problem based learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. -
PENGARUH MODEL GALLERY WALK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya di sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran SBdP melalui penerapan Model Gallery Walk. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN 208 Luginasari Sukagalih Bandung dengan sampel 46 peserta didik yang terdiri atas 23 peserta didik kelas eksperimen dan 23 peserta didik kelas kontrol. Teknik pengumpulan data data menggunakan observasi, tes dan unjuk kerja.dalam pelaksanaan pembelajaran SBdP menggunakan Model Gallery Walk, peserta didik terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari presentase data hasil observasi sikap peserta didik yang menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis perbedaan rata-rata capaian kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari capaian kelas kontrol. Hasil capaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan pemahaman dalam pembelajaran SBdP lebih baik dengan diterapkannya Model Gallery Walk. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata post-tes lebih besar dari pada pre-test. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran SBdP menggunakan model Gallery Walk. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh menggunakan statistik dengan bantuan teknik SPSS versi 24 dan Microsoft excel diperoleh nilai peserta didik dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya materi seni rupa teknik tempel mengalami perubahan yang signifikan. Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan penerapan model gallery walk yang dibuktikan melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda. Berdasarkan hasil uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda terhadap hipotesis penelitian yang berbunyi pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik maka hipotesis diterima. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pendidik saat pembelajaran, penerapan model gallery walk dapat dilaksanankan dengan sangat baik