Browse Items (81 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA
Tujuan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA” ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan perbedaan penerapan model pembelajaran CLIS pada kelas ekperimen terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Rumusan masalah penelitian ini yaitu “Apakah penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik” dan “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kognitif, yang menggunakan model Children Learning In Science (CLIS) dengan metode konvensional”. Populasi dalam penelitian ini yaitu peserta didik di SDN 163 Buahbatu Baru Bandung.Sampel penelitian ini siswa kelas V. Hasil dari data penelitian tes terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA, dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat dilihat dari uji-t pada bagian sig (2-tailed) menunjukan 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik antara kelas ekperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan sesudah perlakuan. Perbedaan ini menyatakan bahwa kelas ekperimen lebih unggul dan lebih baik hasilnya dapt dilihat melalui rata-rata hasil belajar IPA peserta didik dikelas ekperimen yang menggunakan model CLIS. Berdasarkan pembuktian hipotesis yang berbunyi “terdapat perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)” maka H1 hipotesis diterima. -
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERMAIN ANGKLUNG MELALUI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DI KELAS II SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi oleh kurangnya keterampilan peserta didik kelas II dalam bermain musik angklung. Metode yang di terapkan dalam pengetahuan di SDN 160 Sukalaksana cenderung sebatas metode ceramah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penggunaan alat musik angklung, mengukur perbedaan keterampilan peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan alat musik angklung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Prosedur penelitian yang digunakan tahap pesiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN 160 Sukalaksana yang berjumlah 52 orang. Pemilihan sampel pada penelitian ini dipilih secara acak dan di tentukan siswa kelas II A untuk kelas kontrol serta siswa kelas II E untuk kelas eksperimen. Simpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil observasi penggunaan alat musik angklung di kelas II SDN 160 Sukalaksana, penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan alat musik angklung diterapkan dengan cukup baik sesuai langkah-langkah dalam proses pembelajaran, hal ini tersebut terlihat dari hasil observasi penggunaan alat musik angklung, terdapat perbedaan keterampilan antara kelas eksperimen dan kontrol sebelum dan sesudah menggunaan alat musik angklung perbedaan keterampilan meningkat di kelas eksperimen. Hasil dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa penggunaan alat musik angklung dilakukan sesuai sintaks dengan kategori cukup baik, terdapat perbedaan keterampilan peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menggunakan alat musik angklung,terdapat peningkatan keterampilan bermain musik angklung di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah penggunaan alat musik angklung di terapkan. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
Tujuan penelitian ini untuk mnegtahui perbedaan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika di kelas eksperimen yang mengimplementasikan model team assisted individualization (TAI) dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan peserta didik di sekolah dasar dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas III Sekolah Dasar di SDN 191 Babakan Suruabaya Bandung, dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu memilih dua kelas yang sudah terbentuk berdasarkan pertimbangan sekolah. Penelitian ini menggunkan desain kelompok kontrol non-ekivalen (The Non-Equivalent Control Group Design). Untuk mengetahui peningkatan kemampuan soal cerita matematika peserta didik digunakan instrumen tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut. Terdapat peningkatan kemampuan peserta didik di Sekolah Dasar dalam menyelesaikan soal cerita matematika melalui penerapan model team assisted individualization (TAI), yang dirinci oleh peneliti sebagai berikut (1) Terdapat perbedaan kemampuan peserta didik di Sekolah Dasar dalam menyelesaikan soal cerita matematika di kelas eksperimen yang menerapkan model team assisted individualization (TAI) dan kelas kontrol yang menerapkan metode pembelajaran konvensional. (2) Terdapat peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika peserta didik di Sekolah Dasar yang lebih baik melalui penerapan model team assisted individualization (TAI) di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan model konvensional -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERNYANYI DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keterampilan bernyanyi peserta didik yang masih rendah, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran Explicit Instruction pada pembelajaran SBdP. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction terhadap keterampiln bernyanyi, untuk mengetahui peningkatan keterampilan bernyanyi pada peserta didik di sekolah dasar dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuasi-eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Islam Arrido Kabupaten Bandung dengan sampel kelas V-A sebagai kelas eksperimen dan V-B sebagai kelas kontrol. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi keterampilan bernyanyi dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan Uji-t diperoleh dari hasil pretes dan postes yaitu N-gain, sedangkan analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh hasil bahwa Terdapat peningkatan keterampilan menyanyi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan juga Terdapat perbedaan keterampilan menyanyi peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. -
PENGGUNAAN MEDIA HANDOUT PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN IPA
(Studi Eksperimen Kuantitatif pada Materi Sumber Energi di Kelas IV Sekolah Dasar)Penelitian ini ditujukan untuk peningkatan pemahaman pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan penggunaan media handout pada pembelajaran tematik terpadu di kelas IV Sekolah Dasar, khususnya dalam materi sumber energi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Cikuya 2, Kecamatan Cangkuang, Kab. Bandung. Penelitian ini kuantitatif, peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh dengan peserta didik kelas IV sebanyak 50 yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas berisi 25 peserta didik. Instrumen penelitian adalah tes pemahaman dan lembar observasi. Metode penelitian adalah metode kuasi eksperimen dengan equivalent control group design, dan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan rata-rata (uji-t), uji gain, dan uji Ngain. Hasil dari penelitian adalah dilihat dari hipotesis pertama yaitu hasil pengujian perbedaan rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen nilai signifikan yaitu 0,000, maka H0 ditolak dan HI diterima artinya terdapat peningkatan pemahaman terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pembelajaran tematik terpadu di kelas IV Sekolah Dasar yang menggunakan media handout. Hipotesis yang kedua dalam penelitian ini yaitu pengujian indeks gain, yang mana hasil uji gain perbedaan rata-rata diperoleh nilai signifikan yaitu 0,006 maka H0 ditolak dan HI diterima yang artinya terdapat peningkatan pemahaman terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pembelajaran tematik terpadu di kelas IV Sekolah Dasar yang menggunakan media handout lebih baik dari pada yang tidak menggunakan media. Maka dapat disimpulkan, penggunaan media handout pada pembelajaran tematik terpadu dapat meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model contextual teaching and learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dengan mendeskripsikan penerapan model contextual teaching and learning, menguji peningkatan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dan menguji perbedaan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN 066 Halimun berjumlah 52 orang yaitu kelas IV A untuk kelas kontrol dan IV B kelas eskperimen dengan jumlah sampel yang sama yaitu 26 orang. Instrumen penelitian ini berupa tes tulis untuk mengukur hasil belajar kognitif, lembar observasi untuk mengukur hasil belajar afektif dan unjuk kerja untuk mengukur hasil belajar psikomotor. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest.Analisis data menggunakan uji-t independent t-test dari data Gain. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional, peningkatan hasil belajar afektif matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional, dan peningkatan hasil belajar psikomotor matematika peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional. -
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAINKAN ALAT MUSIK SULING DI KELAS V SD
Dendi Fauzhi (2019), judul Skripsi Penerapan Metode Pembel;ajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) untik Meningkatkan Keterampilan Memainkan Alat Musik Suling di Kelas V SD, yang dibimbing oleh bapak Ace Iwan Suryawandan ibu Yeti Nurhayati. Masalah yang diteliti ialah apakah terdapat peningkatan keterampilan dengan menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan adakah perbedaan peningkatan antara metode pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan metode konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengukur peningkatan keterampilan peserta didik yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Metode penelitian yang digunakan ialah eksperimen semu dengan Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yang pertama kelas eksperimen berjumlah 20 peserta didik dan untuk kelas kontrol berjumlah 20 peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini ialah terdapat peningkatan keterampilan peserta didik yang pada pembelajarannya menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan terdapat perbedaan keterampilan peserta didik antara kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan kelas yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematika peserta didik SD melalui model realistic mathematic education dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan model realistic mathematic education dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan penelitain bersifat kuantitatif. Sampel berjumlah 40 peserta didik, 20 orang di kelas eksperimen dan 20 orang di kelas kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika melalui model realistic mathematic education di kelas V SD; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan model realistic mathematic education dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung. -
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BUNYI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bunyi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilatarbelakangi karena kurangnya pemahaman siswa dalam materi sifat-sifat bunyi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bunyi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan petunjuk tentang suatu proses terjadinya peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata, Sagala ( 2014 : 155). Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Cibeunying, Majalaya, Kab.Bandung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan dipilih dua kelas untuk kelas kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan tes kemampuan pemahaman IPA. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi sifat-sifat bunyi, dengan perbedaan hasil data pada kelas eksperimen pemahaman siswa meningkat dari 43,50 menjadi 82,77 sedangkan pada kelas kontrol pemahaman siswa meningkat dari 41,83 menjadi 56,66. Maka metode demonstrasi dapat dijadikan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. -
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE PICTURE AND PICTUREPenelitian ini berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep IPA Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep peserta didik khususnya pada mata pelajaran IPA terutama mengenai materi perubahan energi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep IPA peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen yang bersifat kuantitatif dan design penelitian nonequivalent control group design, dengan teknik sampel Non Probality Sampling yaitu dengan Purposive Sampling. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV, dan sampel penelitian ini yaitu peserta didik kelas IV dengan dipilih dua kelas untuk kelas IV C sebagai kelas eksperimen dan IV A kelas kontrol. Pada penelitian ini kelas eksperimen mendapatkan perlakuan yaitu dengan menggunakan model picture and picture sedangkan kelas kontrol tanpa perlakuan. Analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji gain, dan diolah menggunakan Spss versi 25. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep IPA peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada materi perubahan energi alternatif kelas IV Sekolah Dasar dan terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. -
PENERAPAN MODEL INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah penerapan model inquiry untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA, hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran peserta didik jarang dilatihkan soal yang berupa pemecahan masalah sebab dalam penyampaian materi masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang penerapan model inquiry terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model konvensional. Teori model pembelajaran yang digunakan adalah teori Sanjaya (2016). Metode penelitian ini merupakan kuasi eksperimen yang dilakukan pada peserta didik kelas IV di SDN Cibeunying 01 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung yang berjumlah 60 peserta didik dengan sampel masing-masing 30 peserta didik kelas IV A yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B bertindak sebagai kelas kontrol. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Berdasarkan hasil analisis penelitian, menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tes awal atau pretest pada kelas eksperimen sebesar 32,86 dan pada kelas kontrol sebesar 32,66 sedangkan untuk rata-rata tes akhir atau postest pada kelas eksperimen sebesar 90,6 dan pada kelas kontrol sebesar 58,16. Maka dapat disimpulkan dari penelitian ini terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model inquiry dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA menggunakan model inquiry. -
PENINGKATAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA MATERI ZAT TUNGGAL DAN CAMPURAN KELAS V SD ASHFIYA BANDUNGPenelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya kreativitas belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran project based learning (PjBL) terhadap peningkatan kreativitas belajar peserta didik pada materi zat tunggal dan campuran, mengukur peningkatan kreativitas belajar peserta didik pada materi zat tunggal dan campuran di kelas eksperimen dengan menggunakan model project based learning (PjBL) di kelas V SD Ashfiya Bandung dan mengukur peningkatan kreativitas belajar peserta didik pada materi zat tunggal dan campuran di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDS Ashfiya Bandung berjumlah 42 orang yaitu kelas V A kelas kontrol dan V B kelas eskperimen dengan jumlah sampel yang sama yaitu 21 orang. Instrumen penelitian ini berupa lembar observasi peserta didik dan guru untuk mendeskripsikan model project based learning dan instrumen tes untuk mengukur peningkatan kreativitas peserta didik. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, uji paired sample t-test, uji-t independent t-test, dan uji gain. Hasil penelitian ini disimpulkan, bahwa dari hasil observasi penggunaan model project based learning sudah digunakan dengan sangat baik, terdapat peningkatan kreativitas peserta didik pada kelas eksperimen, dan terdapat peningkatan kreativitas peserta didik yang lebih baik pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.