Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGEMBANGAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman konsep peserta didik terhadap pembelajan matematika di sekolah dasar. Memahami konsep dalam mata pelajaran matematika yaitu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah. Kenyataan dilapangan yang ditemukan peneliti masih banyak peserta didik yang tertukar terhadap suatu konsep dalam matematika bahkan sama sekali tidak paham dengan konsep yang masih mendasar sekalipun, sehingga kurangnya pengaplikasian konsep tersebut dalam suatu pemecahan masalah.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti membuat serta mengembangkan metode yang berbeda dari sebelumnya, yaitu metode Mind Mapping, yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan metode Mind Mapping dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik, untuk mengetahui langkah-langkah implementasi metode Mind Mapping, serta mengetahui perbedaan dan peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Pelita Bandung, dengan sampel penelitian dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang didasarkan pada penggunaan desain penelitian Pretest – Posttest Control Group Design.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengembangan metode Mind Maping lebih mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran matematika dibandingkan tidak menggunakan metode Mind Mapping.
-
META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Peserta didik kesulitan dalam memahami konsep dasar matematika dikarenakan dalam pembelarannya berpusat pada pendidik yang hanya pemberian soal rutin sehingga peserta didik kebingungan dalam mengerjakan soal non-rutin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model discovery learning pada pembelajaran Matematika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif terhadap artikel publikasi ilmiah yang sejenis mengenai model discovery learning pada pembelajaran matematika. Artikel publikasi ilmiah yang menerapkan model discovery learning pada pembelajaran matematika dianalisis menggunakan meta-analisis. Hasil analisis tersebut mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penelitian yang menerapkan model discovery learning memberikan pengaruh dan efektif digunakan dalam pembelajaran matematika dengan masuk ke dalam kategori efek besar. Model discovery learning pun memberikan pengaruh dilihat dari segi jenjang pendidikan, penerapan pembelajaran untuk hasil belajar, kemampuan pemecahan masalah dan pemahaman konsep. Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran matematika lebih efektif dibandikan dengan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mengenai hasil belajar peserta didik yang rendah, terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh Informasi mengenai Model Cooperative tipe Talking Stick.pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dalam peningkatan hasil belajar peserta didik. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN Cicalengka 10 dengan jumlah sebanyak 60 peserta didik. Penarikan sampel secara random sehingga terpilih peserta didik kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing – masing peserta didik yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pre-test dan post-test peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS versi 24 untuk melihat peningkatam hasil belajar peserta didik menggunakan model Cooperative learning tipe Talking Stick. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji gain yang menunjukan bahwa model Cooperative Learning tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Peningkatan tersebut dilihat dari setiap indikator hasil belajar peserta didik yang mencakup pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Kesimpulannya dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar secra signifikan dalam menerapkan model Cooperative learning tipe Talking Stick dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar dapat diterima. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada pendidik gar dapat menggunakan model Cooperative learning tipe Talking Stick sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah dasar . -
PENGARUH METODE TALKING STICK TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pokok bahasan siklus air dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode Talking Stick. Subyek dalam penelitian adalah peserta didik kelas V D untuk kelas kontrol dan peserta didik kelas V A untuk kelas eksperimen di SDN 099 Babakan Tarogong Bandung. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 28 peserta didik. Teknik pengumpulan data dilalukan melalui observasi dan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, lembar observasi dan lembar tes tertulis.Data hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS Statistic versi 16 dan Microsoft Excel 2010, untuk melihat efektivitas model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis (uji-t), dan uji gain menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari pemahaman konsep peserta didik yang antara kelas eksperimen yang mendapat perlakuan menggunakan metode Talking Stick dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukka adanya peningkatan pemahaman konsep IPA pada pokok bahasan siklus air atau daur air. Hal ini dapat dilihat dan di buktikan dari perolehan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 66,25 dan pada siklus II mencapai 74,82. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada guru untuk menggunakan metode talking stick sebagai salah satu alternatif metode dalam mata pelajaran IPA, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model contextual teaching and learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dengan mendeskripsikan penerapan model contextual teaching and learning, menguji peningkatan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dan menguji perbedaan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN 066 Halimun berjumlah 52 orang yaitu kelas IV A untuk kelas kontrol dan IV B kelas eskperimen dengan jumlah sampel yang sama yaitu 26 orang. Instrumen penelitian ini berupa tes tulis untuk mengukur hasil belajar kognitif, lembar observasi untuk mengukur hasil belajar afektif dan unjuk kerja untuk mengukur hasil belajar psikomotor. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest.Analisis data menggunakan uji-t independent t-test dari data Gain. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional, peningkatan hasil belajar afektif matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional, dan peningkatan hasil belajar psikomotor matematika peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning lebih baik daripada menggunakan model konvensional. -
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAINKAN ALAT MUSIK SULING DI KELAS V SD
Dendi Fauzhi (2019), judul Skripsi Penerapan Metode Pembel;ajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) untik Meningkatkan Keterampilan Memainkan Alat Musik Suling di Kelas V SD, yang dibimbing oleh bapak Ace Iwan Suryawandan ibu Yeti Nurhayati. Masalah yang diteliti ialah apakah terdapat peningkatan keterampilan dengan menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan adakah perbedaan peningkatan antara metode pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan metode konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengukur peningkatan keterampilan peserta didik yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Metode penelitian yang digunakan ialah eksperimen semu dengan Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yang pertama kelas eksperimen berjumlah 20 peserta didik dan untuk kelas kontrol berjumlah 20 peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini ialah terdapat peningkatan keterampilan peserta didik yang pada pembelajarannya menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dan terdapat perbedaan keterampilan peserta didik antara kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan kelas yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. -
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran Audio Visual. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Legokjambu tahun ajaran 2021/2022 sebanyak 23. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 peserta didik sebagai kelas kontrol dan 10 peserta didik sebagai kelas eksperimen. Bentuk instrumen yaitu tes kemampuan pemahaman konsep yang mencangkup kemampuan menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasi, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Bentuk desain penelitian eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes berbentuk pilihan ganda.
Hasil penelitian pemahaman konsep peserta didik yang berada pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Uji Gain dengan hasil interpretasi kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Penggunaan media audio visual juga dapat meningkatkan setiap indikator pemahaman konsep IPA yang dimiliki peserta didik.
-
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mengenai peningkatan kemampuan komunikasi peserta didik yang rendah, terutama pada mata pelajaran etika profesi. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh Informasi mengenai Model Time Token.Pada mata pelajaran etika profesi dalam peningkatan kemampuan komunikasi peserta didik.Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SMKS Bina Warga Bandung dengan jumlah sebanyak 60 peserta didik. Penarikan sampel secara random sehingga terpilih peserta didik kelas X-Akuntansi 1 untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas X-Akuntansi 2 untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing – masing peserta didik yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 30 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling karena teknik penentuan sample dengan dasar pertimbangan tertentu. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pre-test dan post-test peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSSversi 22 untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi peserta didik menggunakan model Time Token. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji gain yang menunjukan bahwa model Time Token dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru. Peningkatan tersebut dilihat dari setiap indikator hasil belajar peserta didik yang mencakup kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal. Kesimpulannya dari hipotesis yang menyatakan berdasarkan pengujian terhadap informasi yang diperoleh dapat disimpulkan terdapat perbedan hasil belajar ketika diterapkan model Time Token. Berdasarkan pembuktian bahwa hipotesis yang berbunyi “ Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi peserta didik setelah diterapkannya model Time Token” dapat diterima. Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV, bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang dapat dilihat dari hasil uji t. -
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DALAM MATA PELAJARAN IPA
Latar belakang penelitian ini adalah adanya permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti melakukan penelitian dengan rumusan masalah : apakah penerapan model contextual teaching learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA dan Bagaimana kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar pada pembelajaran IPA setelah penerapan model contextual teaching learning. Tujuan penelitian ini ialah untuk medeskripsikan hasil penerapan model contextual teaching learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA dan untuk mendeskripsikan hasil kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA setelah penerapan model contextual teaching learning. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi library research. Penelitian ini menggunakan jurnal dan skripsi yang terkait dengan penelitian, kemudian dianalisis dan disimpulkan. Kesimpulan dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah dasar masih dalam keadaan kurang maksimal sehingga masih memerlukan bimbingan, latihan dan pembelajaran lebih lanjut. -
Pengembangan Media Pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran ekonomi.Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis mampu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, membuat inferensi, memberikan penjelasan lebih lanjut dan mengatur strategi dan taktik.Upaya guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran belum berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir kritis. Media yang digunakan oleh guru, sebagai alat bantu cenderung kurang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan permasalahn tersebut, maka perlu sebuah inovasi dalam media pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.Media yang digunakan yaitu media pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) didalamnya termasuk penggunaan model deskriptif dan penelitian tindakan.Pelaksanaan metode R&D dibagi menjadi tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Populasi yang digunakan adalah kelas X IPS dan kelas X lintas minat SMAN 12 Bandung. Pengambilan sampel untuk uji coba menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan hubungan tertentu yaitu berdasarkan saran dari guru mata pelajaran ekonomi maka sampel yang digunakan untuk uji coba terbatas dilakukan di kelas X IPS 3 dan uji coba luas di kelas X IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan X IPS 1 sebagai kelas kontrol dengan Quasi Eksperimental Design bentuk Matching Pretest-Postest Control Group Design. Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 23, Anatest v.24 dan Mc. Office Excel 2007. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan Media Pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. -
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR
SHARE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERFIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMK
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang
pendidikan mulai dari SD hingga SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Matematika
sangat penting, baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Kemampuan
berpikir kreatif matematis masih sangat diperlukan siswa dalam memahami
matematika. Namun kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa SMK melalui model pembelajaran Think Pair Share. Populasi
penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 kelas X. Untuk mencapai tujuan
penelitian ini pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling dimana penentuan sampelnya berdasarkan pertimbangan tertentu.
Sehingga ditentukanlah siswa kelas X PM 3 sebagai kelas eksperimen dan X PM
5 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa masing-masing kelas yaitu berjumlah 28
siswa. Instrumen pembelajaran yang digunakan yaitu silabus yang telah
ditentukan oleh permendikbud, membuat desain RPP sendiri yang disesuaikan
dengan model pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan untuk masing-masing
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa data hasil
pretes dan postes. Data hasil pretes dan postes tersebut dianalisis dengan software
SPSS untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematis.Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis
tersebut diperoleh :
1. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMK yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Think Pair Share lebih baik dari pada pembelajaran konvesional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMK setelah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung jurusan Akuntansi yaitu X AKL 1, X AKL 2, X AKL 3, dan X AKL 4 tahun ajaran 2018/2019. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AKL 1 sebagai kelas eksperimen yang terdiri 36 siswa dan kelas X AKL 2 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 35 siswa. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tipe uraian kemampuan koneksi matematis siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji T berbantuan software IBM SPSS Statistics 21 yaitu dengan menggunakan Independent Sample t Test. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas yang memperoleh model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan kategori peningkatan yang tinggi. Selain itu, peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih baik daripada peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E ini direkomendasikan untuk dilanjutkan dengan aspek penelitian yang lain pada kajian yang lebih luas