Browse Items (539 total)
Sort by:
-
Pengaruh Penggunaan Media Literasi Tekstual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi pada Peserta Didik di Sekolah Dasar
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas media pembelajaran yaitu media literasi tekstual terhadap peningkatan keterampilan menulis karangan eksposisi peserta didik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN 008 Mohamad Toha Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara pertimbangan tertentu sehingga terpilihlah peserta didik kelas V-D untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V-A untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen terdiri atas 32 dan kelompok kontrol terdiri atas 33 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretes dan postes yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS untuk melihat efektivitas media pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t, untuk menunjukkan bahwa media literasi tekstual memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media literasi tekstual secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi peserta didik. Keunggulan itu dilihat dari masing-masing indikator keterampilan menulis karangan eksposisi peserta didik yang mencakup isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik, dan kreativitas peserta didik yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh disarankan kepada pendidik bahasa dan sastra khususnya di Sekolah Dasar untuk menggunakan media literasi tekstual sebagai salah satu alternatif media dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia khusus meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi peseta didik -
Pengembangan Bahan Ajar Digibook untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemandirian belajar siswa pada pembelajaran Ekonomi. Siswa yang memiliki kemandirian belajar cenderung dapat belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, memiliki rasa tanggung jawab terhadap belajar, dapat mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu belajar secara efisien serta tidak bergantung pada orang lain. Kenyataan dilapangan peneliti menemukan permasalahan yaitu kurangnya kemandirian belajar siswa pada pembelajaran ekonomi, satu faktor penyebab diantaranya yaitu kurangnya ketebatasan sumber dan bahan ajar dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti membuat serta mengembangkan bahan ajar digibook dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan bahan ajar digibook dalam meningkatkan kemandirian belajar, untuk mengetahui langkah- langkah implementasi bahan ajar digibook serta mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Populasi yang digunakan adalah kelas X Lintas Minat Ekonomi di SMA Negeri 11 Bandung. Sampel yang digunakan pada saat ujicoba terbatas yaitu kelas X MIA 2 Lintas Minat Ekonomi , sedangkan pada saat ujicoba luas adalah kelas X MIA 4 Lintas Minat Ekonomi dengan menggunakan Quasi Experimental Design bentuk Nonequivalent Control Group Design. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar digibook lebih efektif digunakan dalam pembelajaran ekonomi dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa dibandingkan tidak menggunakan bahan ajar digibook. -
PENGARUH METODE EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Kemampuan pemecahan masalah dalam mata pelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting, karena kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Namun pada kenyataanya kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik di Sekolah Dasar dengan menggunakan metode Example Non Example dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sifat dalam penelitian ini yaitu kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.desain penelitianya yaitu nonequivalent control group design, yaitu penentuan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN Ciparigi tahun ajaran 2017-2018. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VA sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu 34 siswa. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu tes tipe uraian beberapa soal-soal kemampuan pemecahan masalah dan lembar observasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest kemudian di analisis dengan menggunakan bantuan Software IBM SPSS Statistics 24 untuk melihat pengaruh metode Example Non Example. Berdasarkan analisis data, penggunaan metode Example Non Example berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik di Sekolah Dasar, peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pun lebih baik yang pembelajarannya menggunakan metode Example Non Example dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan untuk pendidik menggunakan metode sebagai salah satu alternative metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. -
Pengaruh Penerapan Model Contextual Teaching and Learning terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik di Sekolah Dasar
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar antara lain meliputi aspek penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan lain-lain. Banyak strategi dan pendekatan yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan guru dalam proses pembelajaran baik dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dan efektif. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman matematis. Faktor yang menyebabkan hal itu dapat berasal dari dalam diri peserta didik atau dari luar peserta didik. Faktor dari dalam diri peserta didik misalnya pemahaman belajar, kemampuan belajar, sikap terhadap matematika. Sedangkan faktor yang berasal dari luar misalnya kemampuan pendidik dalam mengelola proses belajar, sarana belajar, dan lingkungan pendukung, dan menurut data di lapangan peserta didik masih belum bisa sepenuhnya memahami konsep materi penjumlahan hitung bilangan sampai tiga angka. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning. Desain penelitian yang digunakan yaitu Quasi-experimental design berbentuk “Preetest-Posttest Nonequivalent Control Group Desain”. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan kelompok kontrol tidak memperoleh pembelajaran model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan tes kemampuan pemahaman matematis dan lembar observasi. Subjek penelitian adalah SD Negeri Gunungkoneng dengan subjek sampel adalah peserta didik kelas III sebanyak 2 kelas yaitu kelas III A dan kelas III B. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning lebih baik dari pada peserta didik yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Maka terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar. -
PENGARUH MODEL TREFFINGER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi di SDN 255 Griya Bumi Antapani Kota Bandung, bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di kelas V masih rendah. Hal itu disebabkan menggunakan model pembelajaran yang kurang inovatif sehingga peserta didik masih pasif dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini mencoba menguji pengaruh model pembelajaran Treffinger terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang model Treffinger, hasil belajar peserta didik, serta informasi tentang mata pelajaran IPA. Hipotesis penelitian ini ialah“Terdapat pengaruh peningkatan yang signifikan pada implementasi Model Treffinger terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar”. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada pendidik kelas V untuk menggunakan model treffinger dalam memberikan materi pelajaran IPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA, dengan materi peruban wujud benda, dengan menggunakan model treffinger mendapat hasil yang lebih baik secara signifikan. Hal ini terbukti hipotesis (H0), diterima dan (H1) ditolak. Sehingga dengan demikian disimpulkan bahwa model Treffinger dapat menigkatkan hasil belajar peserta didik, serta hipotesis penelitian dapat diterima. -
PENERAPAN MODEL BELAJAR ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN KATA BENDA BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di SDN 01 Rancamanyar Kec Rancamanyar Kab. Bandung. Proses pembelajaran yang kurang menyenangkan. Tanggung jawab dan rasa percaya diri peserta didik belum terlihat. Pembelajaran masih terpusat pada pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan model belajar role playing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model belajar role playing ini dapat meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai materi kata benda bahasa Inggris. Populasi pada penelitian ini adalah 3 orang peserta didik di kelas 4C. 3 orang peserta didik tersebut dipilih karena memenuhi kriteria. Kriteria berupa nilai yang diperoleh. Pre test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik mengenai kata benda bahasa Inggris. Post pertama dilakukan dengan pemberian materi menggunakan model belajar role playing, kemudian diberikan kembali soal tes baru mengenai materi yang sama. Post test kedua untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya, menggunakan model role playing. Post test kedua, diberikan soal yang sama seperti pada post test pertama. Hasilnya, nilai masing-masing peserta didik meningkat, role playing dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran kata benda Bahasa Inggris. -
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kecerdasan naturalis siswa pada mata pelajaran IPA dan kurangnya model pembelajaan yang melibatkan siswa secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model Experinetial Learning dalam meningkatkan kecerdasan naturalis siswa kelas IV SD Negeri 008 Mohammad Toha Kota Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuasi eksperimen karena terdapat perlakuan (treatmen) pada kelas eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 008 Mohammad Toha. Sampel pada penelitian ini diambil secara tidak random. Kelas IV C sebagai kelompok kontrol dan kelas IV D sebagai kelompok eksperimen, dengan masing-masing kelas berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen lembar observasi untuk mengukur penerapan model experiential learning dan instrumen tes digunakan untuk mengukur kecerdasan naturalis siswa. Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttest dari sampel dua kelas. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, one sample t-test, paired sample t-test. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model experiential learning dapat meningkatkan kecerdasan naturalis siswa, dengan rincian 1) kecerdasan naturalis siswa sudah mencapai kriterian ketuntasan minimal pada kelas eksperimen. 2) kecerdasan naturalis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol setelah penerapan model experiential learning. 3) peningkatan kecerdasan naturalis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. -
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kecerdasan naturalis siswa pada mata pelajaran IPA dan kurangnya model pembelajaan yang melibatkan siswa secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model Experinetial Learning dalam meningkatkan kecerdasan naturalis siswa kelas IV SD Negeri 008 Mohammad Toha Kota Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuasi eksperimen karena terdapat perlakuan (treatmen) pada kelas eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 008 Mohammad Toha. Sampel pada penelitian ini diambil secara tidak random. Kelas IV C sebagai kelompok kontrol dan kelas IV D sebagai kelompok eksperimen, dengan masing-masing kelas berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen lembar observasi untuk mengukur penerapan model experiential learning dan instrumen tes digunakan untuk mengukur kecerdasan naturalis siswa. Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttest dari sampel dua kelas. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, one sample t-test, paired sample t-test. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model experiential learning dapat meningkatkan kecerdasan naturalis siswa, dengan rincian 1) kecerdasan naturalis siswa sudah mencapai kriterian ketuntasan minimal pada kelas eksperimen. 2) kecerdasan naturalis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol setelah penerapan model experiential learning. 3) peningkatan kecerdasan naturalis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. -
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kecerdasan naturalis siswa pada mata pelajaran IPA dan kurangnya model pembelajaan yang melibatkan siswa secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model Experinetial Learning dalam meningkatkan kecerdasan naturalis siswa kelas IV SD Negeri 008 Mohammad Toha Kota Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuasi eksperimen karena terdapat perlakuan (treatmen) pada kelas eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 008 Mohammad Toha. Sampel pada penelitian ini diambil secara tidak random. Kelas IV C sebagai kelompok kontrol dan kelas IV D sebagai kelompok eksperimen, dengan masing-masing kelas berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen lembar observasi untuk mengukur penerapan model experiential learning dan instrumen tes digunakan untuk mengukur kecerdasan naturalis siswa. Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttest dari sampel dua kelas. Data dianalisis untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, one sample t-test, paired sample t-test. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model experiential learning dapat meningkatkan kecerdasan naturalis siswa, dengan rincian 1) kecerdasan naturalis siswa sudah mencapai kriterian ketuntasan minimal pada kelas eksperimen. 2) kecerdasan naturalis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol setelah penerapan model experiential learning. 3) peningkatan kecerdasan naturalis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas III Sekolah Dasar. Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis melalui model contextual teaching and learning (CTL) dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis menggunakan model contextual teaching and learning (CTL) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan sifat penelitain kuantitatif. Sampel berjumlah 50 peserta didik, 25 orang di kelas kontrol dan 25 orang di kelas eksperimen.. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis melalui model contextual teaching and learning (CTL) di kelas III Sekolah Dasar; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis menggunakan model contextual teaching and learning (CTL) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. -
Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pada pembelajaran IPA peserta didik harus dapat mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya pengetahuan mengenai fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga diperlukan proses penemuan. Dimana terdapat tiga kemampuan dalam IPA yaitu: kemampuan mengetahui yang diamati, kemampuan memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut dari hasil eksperimen dan dikembangkannya sikap ilmiah. Sementara proses pembelajaran yang digunakan oleh sebagian besar pendidik selama ini masih menggunakan metode konvensional dengan cara ceramah, yang memfokuskan hasil belajar pada penguasaan materi yang bersifat hapalan. Metode konvensional ini tampaknya sulit untuk dipertahankan lagi, karena tidak mampu memenuhi tuntutan pembelajaran dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang disebabkan oleh tidak menyeluruhnya penguasaan terhadap materi pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA di SD. Pada metode pembelajaran eksperimen peserta didik dituntut untuk dapat mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penemuan yang dilaksanakan melalui praktek langsung di lapangan. Penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SD diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara keseluruhan bagi peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Antapani 2 Kelas V, dengan sampel kelas V-A dan Kelas V-B. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan Kuasi eksperimen dan mengambil sampel 2 kelas sebagai kelas kontrol dan kelas ekesperimen. untuk mengetahui hasil belajar peserta didik digunakan instrumen tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software IBM SPSS 16.0 for window. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA di SD dengan penerapan metode eksperimen, serta terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara yang menggunakan metode eksperimen dengan peserta didik yang menggunakan metode konvensional pada pembelajaran IPA di SD. -
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM POSING PADA SPESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bandung. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas V dan dipilih dua kelas untuk kelas kontrol dan eksperimen. Pada penelitian ini kelas eksperimen mendapatkan perlakuan model problem posing sedangkan kelas kontrol tanpa perlakuan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh penerapan model problem posing terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Menggunakan Model Problem Posing Pada Peserta Didik Sekolah Dasar” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model problem posing secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik ditinjau dari kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran matematika di SD. Model pembelajaran problem posing dinilai lebih baik dari metode pembelajaran konvensional dan dapat dijadikan model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.