Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN PADA PESERTA DIDIK KELAS III SD
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep pecahan pada peserta didik kelas III dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu (1) mengetahui penggunaan alat peraga blok pecahan pada peserta didik kelas III (2) mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep pecahan menggunakan alat peraga blok pecahan pada peserta didik kelas III. Metode penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan pre experimental design (non design) dalam bentuk one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SDN Jati 03 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, dengan populasi sebanyak 62 peserta didik dan sampel 35 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes dalam pelaksanaan pembelajaran kemampuan pemahaman konsep pecahan dengan penggunaan alat peraga blok pecahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penggunaan alat peraga blok pecahan dikelas III dapat membantu peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat membantu kemampuan pemahaman konsep pecahan sehingga kemampuan pemahaman konsep pecahan meningkat setelah di berikan perlakuan (treatment) dengan penggunaan alat peraga blok pecahan. (2) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep pecahan pada peserta didik kelas III SD setelah penggunaan alat peraga blok pecahan dapat dilihat dari hasil rata-rata pre-test dan post-test di kelas eksperimen yaitu sebesar 65,74 dan 84,80. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
MELALUI IMPLEMENTASI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHERAmbar Utami (2019). Peningkatan Kemampuan Kognitif Pesera Didik Melalui Implementasi Model Numbered Head Together (Studi Eksperimen Materi Peran pasar dalam Perekonomian Indonesia Kelas X di SMAN 1 Soreang). Latar Belakang penelitian ini adalah peserta didik belum mencapai indikator yang dapat diklasifikasikan dalam kategori dapat menguasai kemampuan kognitif kelas X IPS di SMAN 1 Soreang. Model Numbered Head Together merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan kognitif peserta didik pada kelas eksperimen setelah mengimplementasikan model Numbered Head Together. Metode penelitian yang digunakan didalam yaitu metode eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif dan desain penelitian quasi eksperimen dan desain yang dipilih yaitu Nonequivalent Control Group Design. Subjek dalam penelitian ini yaitu X IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan X IPS 1 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes uraian dan teknik analisis data dengan statistic parametric menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 25. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat peningkatan kemampuan kognitif pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Numbered Head Together serta peningkatan kemampuan kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode yang biasa digunakan guru. -
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan koneksi matematis siswa yang masih belum maksimal, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA melalui model pebelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran CORE terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa serta untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran dengan model CORE dan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan dalam pada penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 8 Bandung dengan sampel kelas XI MIPA 9 sebagai kelas eksperimen dan XI MIPA 7 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan koneksi matematis dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan uji t yaitu Paired Sample t test untuk data pretes dan postes kelas eksperimen, serta Independent Sample t test untuk data indeks gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data dari hasil observasi menggunakan perhitungan persentase. Berdasarkan analisis terseut, diperoleh hasil terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis pada siswa SMA seteah diterapkan model pembelajaran CORE serta terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran model CORE dengan pembelajaran konvensional. -
PENGARUH METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Practice Rehearsal Pairs Terhadap Peningkatan Kreativitas Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengukur peningkatkan kreativitas peserta didik pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dengan menggunakan metode Practice Rehearsal Pairs. Teori yang digunakan adalah teori Utami Munandar. Sampel diambil 40 peserta didik yang terdiri atas 20 peserta didik kelas eksperimen dan 20 peserta didik kelas kontrol. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara non random sehingga terpilihlah kelas IV B Untuk kelas eksperimen dan IV C untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Metode penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design dengan menggunakan bentuk Nonequivalent Control Grup Design, data yang digunakan dan diperoleh dari hasil pengujian pretest dan posttest menggunakan uji hipotesis dengan langkah menguji normalitas, uji anova, uji beda, uji-t, dan uji gain. menunjukkan bahwa metode pembelajaran dalam pencapaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan kreativitas belajar Seni Budaya dan Prakarya lebih baik dengan diterapkannya metode Practice Rehearsal Pairs. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kreativitas belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya menggunakan metode Practice Rehearsal Pairs -
PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA (STUDI META ANALISIS)Studi meta analisis ini bertujuan untuk menganalisis apakah model Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) berpengaruh terhadap pembelajaran matematika
dalam tingkatan kelas, wilayah dan secara keseluruhan. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 10 artikel publikasi ilmiah tentang model kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika. Instrumen
penelitian ini menggunakan pengkodingan yang mencakup nama peneliti, tahun penelitian,
judul penelitian, jenjang pendidikan, subyek penelitian, desain penelitian dan ukuran
sampel. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif terhadap analisis hasil
publikasi ilmiah pada e-jurnal nasional. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara
keseluruhan penelitian yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika
peserta didik dengan effect size 2.046 dalam kategori besar. Model kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) juga memberikan pengaruh dilihat dari wilayah
diperoleh effect size 2.041 di Pulau Jawa, 1.424 di Pulau Sumatera, 0.954 di Pulau Bali dan
0.88 di Pulau Kalimantan, maka effect size tertinggi berada di Pulau Jawa. Pada tingkatan
kelas hasil effect tertinggi berada di kelas 4 sebesar 2.298 sedangkan kelas 5 sebesar 1.983.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa model kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) efektif meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
Matematika dan memberikan pengaruh berdasarkan wilayah dan tingkatan kelas. -
PENGGUNAAN REWARD STICKER PICTURE DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS I SDIT BAHTERA NUH
Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker picture di kelas I SDIT Bahtera Nuh. Penelitian ini dilaksanakan di kelas I SDIT Bahtera Nuh, kecamatan katapang, Kab. Bandung. Penelitian ini kuantitatif, penelitian dalam pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh dengan peserta didik kelas 1 sebanyak 54 yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelas I A sebagai kelas kontrol dan Kelas I B sebagai kelas eksperimen yang masing-masing kelas berisi 27 peserta didik. Intrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan intrumen observasi Checklist disiplin belajar, diperkuat dengan penilaian aktivitas siswa dan guru. Metode penelitian adalah metode kuasi eksperimen dengan equivalent control group design, dan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan rata-rata (uji-t), uji gain, dan uji Ngain. Hasil dari penelitian adalah dilihat dari hipotesis pertama yaitu hasil pengujian perbedaan rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen signifikan yaitu 0,000, maka H_0 ditolak dan H_1 diterima artinya terdapat peningkatan disiplin belajar peserta siswa menggunakan reward sticker picture di kelas I SDIT Bahtera Nuh. Hipotesis yang kedua dalam penelitian ini yaitu pengujian indeks gain, yang mana hasil uji gain perbedaan rata-rata diperoleh nilai signifikan yaitu 0,000 maka H_0 ditolah dan H_1 diterima yang artinya terdapat peningkatan disiplin belajar siswa di kelas I SDIT Bahtera Nuh yang menggunakan reward sticker picture lebih baik dari pada yang tidak menggunakan reward sticker picture. Maka dapat disimpulkan, penggunaan reward sticker picture dapat meningkatkan disiplin belajar siswa. -
Pengembangan Metode Problem-Based Introduction (PBI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode pembelajaran problem-based introduction dalam mata pelajaran Imu Pengetahuan Alam dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN Pelita Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil ditentukan dengan cara penerikan sampel berdasarkan kriteria tertentu sehingga terpilihlah siswa kelas 4B untuk kelas eksperimen dan siswa kelas 4A untuk kelas control sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 20 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretes dan postes yang diberikan setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretes dan postes peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas metode problem-based introduction.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan metode problem-based introduction memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan metode problem-based introduction secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Keunggulan itu baik dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mencakup kemampuan memberi contoh, mengklasifikasikan, menjelaskan, dan membandingkan yang semakin baik setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada guru IPA untuk menggunakan metode problem-based introduction sebagai salah satu alternatif metode dalam mata pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPA khususnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA.
-
Penerapan Metode Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi pada Aspek Berbicara
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan kepada para peserta didik meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat aspek tersebut dalam makalah ini, peneliti hanya memfokuskan pada aspek berbicara. Aspek berbicara ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses berkomunikasi secara lisan. Dengan belajar berbicara peserta didik belajar berkomunikasi. Untuk dapat menjadi seorang pembicara efektif, tentu dituntut kemampuan menangkap informasi secara kritis dan efektif. Karena dengan memiliki keterampilan menangkap informasi secara efektif dan kritis, pembicara akan memiliki rasa tenggang rasa kepada lawan berbicara (pendengar), sehingga pendengar dapat pula menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif. Berbicara mengenai kemampuan menangkap informasi berarti kita berbicara pula mengenai aktivitas menyimak. Tentu hal tersebut berkenaan dengan kegiatan menyimak tepat guna dan menyimak efektif. Oleh karena itu, para peserta didik perlu dilatih sejak dini mengenai upaya menyimak tepat guna dan efektif agar kemampuan berbicaranya menjadi efektif pula. Dari latar belakang di atas perlu dicari alternatif lain sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik. Hal ini mengingat pentingnya pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha meningkatkan kemampuan berbahasa lisan di tingkat sekolah dasar, peneliti menggunakan teknik pengajaran berbicara yaitu teknik cerita berantai. Dipilihnya teknik cerita berantai ini karena mampu mengajak peserta didik untuk berbicara. Dengan teknik ini, peserta didik termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Peserta didik dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar peserta didik mempunyai keberanian dalam berkomunikasi. Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV A dan IV C SD Negeri Griya Bumi Antapani 14 Bandung dengan jumlah peserta didik kelas IV A adalah 45, peserta didik terdiri dari laki-laki 20 dan perempuan 25 orang, sedangkan jumlah peserta didik kelas IV C adalah 42, peserta didik laki-laki 21 dan perempuan 21 orang. Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode eksperimen semu (eksperimen kuasi). Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berbicara peserta didik mulai meningkat. Hasil post-test membuktikan bahwa kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau menggunakan metode konvensional mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, rata-rata yang diperoleh lebih tinggi kelas yang diberikan perlakuan atau kelas yang menggunakan metode cerita berantai. Uji hipotesis menyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa penerapan metode cerita berantai berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan komunikasi pada aspek berbicara peserta didik. -
META ANALISIS MODEL OPEN ENDED TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan model Open Ended terhadap hasil belajar matematika di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan meta analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan penelitian-penelitian tentang model Open Ended yang telah dilakukan berpengaruh besar terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari keseluruhan, wilayah dan populasi dengan besar pengaruh (effect size) yang berada pada kategori sedang, besar dan sangat besar. Model Open Ended memberikan pengaruh yang sangat besar berdasarkan jenjang pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Model Open Ended dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan matematis pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) terutama pada populasi kelas III. -
PENGARUH MODEL MEANS ENDS ANALYSIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Pemecahan masalah matematika sering kita jumpai dalam materi soal pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadikan matematika dapat dilihat secara realistis. Tujuan penelitian ini ialah menguji pengaruh model means ends analysis berbasis masalah pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Populasi ini ialah peserta didik SD Negeri Cicalengka 10 Kabupaten Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara sampel jenuh sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A untuk kelas kontrol dan peserta didik kelas IV B kelas eksperimen sebagai objek penelitian. Jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen terdiri atas 35 dan 36 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa tes dan observasi. Sementara untuk menguji model means ends analysis digunakan masing-masing enam RPP, baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat pengaruh model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukkan bahwa model pembelajaran means ends analysis secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Keunggulan itu dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang mencakup kemampuan memahami, merencanakan cara penyelesaian, melaksanakan penghitungan serta memeriksa proses dan hasil yang semakin baik setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada guru matematika di sekolah dasar untuk menggunakan model means ends analysis sebagai alternatif model dalam mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata pelajaran matematika. -
PENGGUNAAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMEN (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) pada materi IPA tentang siklus air. Masalah yang diteliti yaitu apakah terdapat peningkatan motivasi dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) dan adakah perbedaan peningkatan antara model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dengan metode konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengukur peningkatan motivasi belajar peserta didik yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Teori yang digunakan adalah teori Slavin. dalam Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket motivasi belajar. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik SDN 163 Buahbatu baru. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yang pertama kelas eksperimen dengan jumlah 25 peserta didik dan kedua untuk kelas kontrol dengan jumlah 25 peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik yang pada pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar peserta didik antara kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dengan kelas yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. -
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI MEDIA CERITA GAMBAR
Judul penelitian ini adalah Penggunaan Media Cerita Gambar Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Teks Bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca melalu media cerita bergambar pada kelas V sekolah dasar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tarigan (2015) untuk keterampilan membaca, dan Nurgiyantoro (2005) untuk media cerita gambar. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Desain yang digunakan adalah studi kasus. Subyek penelitian ini adalah sepuluh peserta didik kelas V SDN 257 Pelita Bandung. Objek penelitian ini berupa peningkatan membaca permulaan yang meliputi membaca dengan pelafalan serta membaca dengan intonsi yang tepat. Instrumen pengumpulan data terdiri atas observasi, wawancara, dan dokumentasi, Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman. Tahap analisis data tersebut mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian membuktikan bahwa membaca permulaan peserta didik dapat ditingkatkan dengan menggunakan media cerita gambar.