Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
(Lasmini,Hidayat & Ilyas, Penggunaan Media Audio Visual Untuk meningkatkan Pemahaman, 2019) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan rendahnya kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ekonomi. Siswa dikatakan memahami mata pelajaran ekonomi apabila ia bisa menafsirkan sebuah informasi ke dalam bentuk lain, memberikan contoh atau prinsip yang bersifat umum, mengklasifikasikan suatu materi ke dalam kategori tertentu, membuat ringkasan materi, menjelaskan suaru materi, membandingkan persamaan atau perbedaan suatu objek hingga siswa dapat menyimpulkan suatu materi yang ia pelajari. Kenyataan dilapangan peneliti menemukan permasalahan yaitu kemampuan pemahaman siswa kelas X pada Program Studi Pemasaran masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Berdasarakan hal tersebut peneliti mencoba membuat media audio visual dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian quasi eksperimental dan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X Program Studi Pemasaran, dimana X Pemasaran 3 sebagai kelas eksperimen dan X Pemasaran 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, daftar ceklis dan observasi pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual lebih efektif meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran ekonomi. -
PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI POWER POINT UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR KELAS V DALAM MENGGAMBAR POLA BATIKMedia Animasi Power Point suatu alat presentasi atau suatu alat bantu untuk menjelaskan prihal
presentasi atau pembelajaran di sekolah, suatu program aplikasi Microsoft Office program
tampilan LCD proyektor ini dinamakan Power Point dalam perkembangan di sekolah dasar salah
satu permbelajaran yang dapat menggunakan aplikasi ini salah satunya yaitu pembelajaran seni
keterampilan menggambar batik bias menggunakan Animasi Power Point sebagai alat bantu
menyampaikan suatu pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat siswa di sekolah
dasar saat menggunakan media Animasi Power Point untuk menjelaskan suatu pembelajaran seni
meningkat keterampilan menggambar atau tidak, rumusan masalahnya penggunaan media
Animasi Power Point lebih baik atau tidak dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
yang tidak menggunakan media Animasi Power Point. Metode yang digunakan yaitu metode
studi litelatur atau data kepustakaan, yang diambil sumber buku atau internet yang kemudian di
riview atau dikeritik oleh penulis. Hasil dari penelitian ini berdasarkan data diteliti, beberapa
data yang menggunakan aplikasi Animasi Power Point tercapai, tetapi karena fasilitas yang kurang memadai, harus mnggunakan pembelajaran konvensional. -
PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki kemandirian belajar cenderung percaya diri tidak bergantung dengan orang lain, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, inisiatif dalam belajar memiliki rasa keingintahuan yang besar, memiliki rasa tanggung jawab terhadap belajar, dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Kenyataan dilapangan peneliti menemukan permasalahan yaitu kurangnya kemandirian belajar pada pembelajaran sistem pembayaran, salah satu faktor penyebab diantaranya yaitu kurangnya ketersediaan bahan ajar yang sesuai dengan kemandirian belajar. Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji lembar kerja siswa untuk meningkatkan kemandirian belajar. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental design dengan desain penelitian nonequivalent control group design dan penelitian bersifat kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X IPA lintas minat ekonomi di SMA Negeri 11 Bandung, dimana X IPA lintas minat ekonomi 1 adalah kelas kontrol dan X IPA lintas minat ekonomi 2 adalah kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi kemandirian belajar, observasi pelaksanaan pembelajaran. Teknik analisis data dengan uji hipotesis. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat digunakan dalam pembelajaran sistem pembayaran untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dibandingkan buku ajar. -
Penggunaan Bahan Ajar LKS Dengan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa
Pada proses pembelajaran sering terjadi ketidak sesuaian mengajar dengan materi yang diajarkan. Misalnya untuk pelajaran dasar-dasar perbankan, guru tidak mempunyai pegangan buku untuk mempersiapkan pembelajarannya. Begitupula siswanya tidak mempunyai buku untuk mereka belajar mandiri, dan sebagian besar guru selama ini melaksanakan kegiatan pembelajarannya yaitu dengan teacher center hanya menulis dan mengerjakan soal didalam kelas saja. Sehingga pembelajaran yang berlangsung cenderung kurang aktif. Dengan pembelajaran seperti itu mengakibatkan aktivitas belajar siswa yang rendah oleh karena itu dibutuhkan satu alternative untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa d idalam kelas, yaitu dengan adanya penggunaan bahan ajar LKS dengan metode diskusi. Penelitian ini berjudul “penggunaan bahan ajar LKS dengan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedan aktivitas belajar siswa antara kelas experiment dan kelas control setelah dilakukannya proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi experiment dengan desain penelitian, nonequivalen control group design yang bersifat kuantitatif. Dengan populasi penelitian ini adalah siswa SMK Bina Warga Bandung kelas X, sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas X.AK.1 sebagai kelas experiment berjumlah 26 siswa dan kelas X.AK.2 sebagai kelas control berjumlah 26 siswa. Penelitian ini dilakukan di SMK Bina Warga Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar LKS dengan metode diskusi serta untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dari hasil pedoman observasi proses pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dari kelas experiment dan kelas control, dan penggunaan bahan ajar LKS dengan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan pretest terlebih dahulu lalu memberikan posttest diakhir pembelajaran. Hasil menunjukan bahwa terdapat peningkatan hal ini dilihat dari rata rata persentasi perolehan siswa yang signifikan. Dari hasil analisis data lembar observasi. Uji normalitas, homogenitas, uji-t dan gain, dengan menggunakan program SPSS.22. menyatakan bahwa penggunaan bahan ajar LKS dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, terbukti dengan rata-rata pretest observasi aktivitas belajar kelas experiment sebesar 18.885 dan rata-rata posttest observasi aktivitas belajar kelas experiment sebesar 51, terdapat selisihnya 32, sedangkan Rata-rata pretest observasi aktivitas belajar sebesar 15 dan posttest observasi aktivitas belajar sebesar 30, terdapat selisihnya 15. Dengan demikian penggunaan bahan ajara LKS dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa -
PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN PADA PESERTA DIDIK KELAS III SD
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep pecahan pada peserta didik kelas III dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu (1) mengetahui penggunaan alat peraga blok pecahan pada peserta didik kelas III (2) mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep pecahan menggunakan alat peraga blok pecahan pada peserta didik kelas III. Metode penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan pre experimental design (non design) dalam bentuk one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SDN Jati 03 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, dengan populasi sebanyak 62 peserta didik dan sampel 35 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes dalam pelaksanaan pembelajaran kemampuan pemahaman konsep pecahan dengan penggunaan alat peraga blok pecahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penggunaan alat peraga blok pecahan dikelas III dapat membantu peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat membantu kemampuan pemahaman konsep pecahan sehingga kemampuan pemahaman konsep pecahan meningkat setelah di berikan perlakuan (treatment) dengan penggunaan alat peraga blok pecahan. (2) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep pecahan pada peserta didik kelas III SD setelah penggunaan alat peraga blok pecahan dapat dilihat dari hasil rata-rata pre-test dan post-test di kelas eksperimen yaitu sebesar 65,74 dan 84,80. -
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Audio Visual Powtoon untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki motivasi belajar cenderung dapat belajar lebih baik, Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa),tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cukup puas dengan prestasi yang telah dicapainya), menunjukan minat, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif), dapat mempertahankan pendapatnya,tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan soal-soal. Kenyataan dilapangan peneliti menemukan permasalahan yaitu kurangnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi, satu faktor penyebab diantaranya yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam menyajikan multimedia yang menarik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti membuat serta mengembangkan multimedia pembelajaran audio visual powtoon dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengembangan multimedia pembelajaran berbasis audio visual PowToon untuk pembelajaran ekonomi SMA kelas X peningkatan motivasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Populasi yang digunakan adalah kelas X Lintas Minat Ekonomi di SMA Negeri 11 Bandung. Sampel yang digunakan pada saat ujicoba terbatas yaitu kelas X Lintas Minat Ekonomi 4, sedangkan pada saat ujicoba luas adalah kelas X Lintas Minat Ekonomi 2 dengan menggunakan Quasi Experimental Design bentuk Nonequivalent Control Group Design. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan multimedia pembelajaran berbasis audio visual powton lebih efektif digunakan dalam pembelajaran ekonomi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan tidak menggunakan multimedia pembelajaran audio visual powtoon. -
Materi Permasalahan Ketenagakerjaan dan Kemampuan Berpikir Divergen-KonvergenModel Problem Based Learning...1 more
PENGEMBANGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MATERI PERMASALAHAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN-KONVERGEN
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan peserta didik dalam berpikir divergen-konvergen. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi lapangan peneliti bahwa peserta didik tidak terbiasa dengan soal analis atau studi kasus sehingga peserta didik kesulitan dalam berpikir kritis, kreatif, analis, original, berpikir lancar, terbuka dan belum baik dalam ketepatan pemecahan masalah. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya inovasi dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan suatu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir divergen-konvergen yaitu model pembelajaran problem based learning dengan pendekatan open ended. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pelaksanaan Metode penelitian R&D dibagi menjadi tiga tahap yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Populasi yang digunakan adalah kelas XI IIS di SMA Negeri 7 Bandung. Pengambilan sampel untuk proses pengembangan menggunakan teknik purposive sample, maka sampel yang digunakan diambil dua kelas yaitu kelas XI IIS 1 sebagai kelas kontrol dan XI IIS 2 sebagai kelas eksperimen. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir divergen-konvergen peserta didik yang menerapkan pengembangan model problem based learning dan terdapat peningkatan kemampuan berpikir divergen-konvergen peserta didik setelah menerapkan model problem based learning dengan uji kriteria gain pada materi permasalahan ketenagakerjaan. -
Pengembangan Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe Tandur untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki minat belajar cenderung terlihat mempunyai perasaan senang, merasa tertarik akan segala hal yang sedang ia hadapi, perhatian, dan ingin terlibat pada kegiatan PBM tersebut. Upaya guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran saat ini belum berorientasi pada peningkatan minat belajar siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu sebuah inovasi dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan suatu model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR yang dipadukan dengan metode Mind Mapping. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) didalamnya termasuk penggunaan model deskriftif dan penelitian tindakan. Pelaksanaan metode R&D dibagi menjadi tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Populasi yang digunakan adalah kelas X di SMA Negeri 11 Bandung. Pengambilan sampel untuk uji coba menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan tertentu yaitu berdasarkan saran dari guru mata pelajaran ekonomi maka sampel yang digunakan pada saat ujicoba terbatas yaitu kelas X-MIA5 sedangkan pada saat ujicoba luas adalah kelas X-IIS1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-IIS3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan Quasi Experimental Design bentuk Matching Pretest-Posttest Control Group Design. Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 20. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan Model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR lebih efektif digunakan dalam pembelajaran ekonomi dalam meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (direct instruction). -
Pengembangan Model Pembelajaran Quantum Learning Tipe Tandur Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ulangan harian ekonomi sebelumnya, rata-rata nilai siswa yaitu 65,00. Hal ini berarti bahwa hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi masih rendah yakni dibawah nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah tersebut yaitu 75 dari skor ideal 100. Rendahnya rata-rata nilai mata pelajaran ekonomi kelas X IPS disebabkan oleh beberapa faktor yaitu bisa berasal dari siswa, guru, maupun dari lingkungan. Penyebab dari siswa yaitu pengetahuan siswa rendah, sikap siswa dalam belajar cenderung malas, dan minat belajar siswa rendah dan penyebab dari guru yaitu metode pembelajaran yang digunakan belum tepat, gaya belajar monoton. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu sebuah inovasi dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan suatu model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan yaitu model pembelajaran quantum learning tipe TANDUR yang dipadukan dengan metode Mind Mapping. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) didalamnya termasuk penggunaan model deskriftif dan penelitian tindakan. Pelaksanaan model R & D dibagi menjadi tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Populasi yang digunakan adalah kelas X IIS di SMA Negeri 11 Bandung. Pengambilan sampel untuk uji coba menggunakan teknik cluster random, maka sampel yang digunakan diambil dua kelas, yaitu kelas X IIS 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 1 sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran quantum learning tipe TANDUR dengan model pembelajaran langsung dan terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran quantum learnig tipe TANDUR dengan uji kriteria gain dari uji coba satu sampai tiga meningkat dengan kriteria rendah dan sedang. -
Pengembangan Model Pembelajaran Networked untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Generalisasi
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya Kemampuan generalisasi siswa pada pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis. Pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis siswa diharapkan mampu menganalisis, mengidentifikasi, mengasosiasi, menyimpulkan, membuktikan hingga mampu mengkomunikasikan suatu materi ajar. Tetapi kenyataan dilapangan peneliti menemukan permasalahan yaitu rendahnya kemampuan generalisasi siswa pada pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis. Berdasarkan hal tersebut diatas, Peneliti mengembangkan model pembelajaran Networked dalam pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan Model Pembelajaran Networked untuk meningkatkan kemampuan generalisasi siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi yang digunakan adalah kelas X Pemasaran SMKN 3 Bandung. Sampel yang digunakan untuk eksperimen adalah kelas X Pemasaran 2 dan kelas X Pemasaran 5 sebagai kelas kontrolnya. Untuk mengetahui keadaan kemampuan generalisasi siswa, peneliti menggunakan instrumen tes dan angket, pengolahan tes dan angket ini dilakukan dengan alat bantu Microsoft Office Exel 2010 yang akan diuji kembali dengan uji-t. Setelah dilakukan uji normalitas kepada kelas eksperimen maka diperoleh data 8% dan kelas kontrol 11% maka kedua kelas tersebut dikatakan normal karena hasil yang diperoleh <30%. Dan uji hoogenitas yang dilakukan (Fhitung=0,35 < Ftabel=0,59), data tersebut dikatakan homogen. Pada kelas eksperimen peneliti menggunakan model pembelajaran Networked dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositori. Pengumpulan data kemampuan generalisasi siswa yang dilakukan dengan tes dan angket, didapat data bahwa dikelas eksperimen skor tes lebih tinggi yaitu 3520 dan poin angket 1598 jika dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu hasil skor tes 3145 dan poin angket 1155. Untuk membuktikan hipotesis yang mengatakan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Networked terhadap peningkatan kemampuan generalisasi siswa, maka dilakukan pengujian hipotesis. Dari pengolahan data yang dilakukan didapat Thitung = 6,81 sementara Ttabel = 2,02.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran Networked lebih efektif diterapkan daripada model pembelajaran ekspositori dan adanya peningkatan kemampuan generalisasi siswa setelah dikembangkannya model pembelajaran Networked. -
Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Semangat Belajar Siswa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya semangat belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki semangat belajar cenderung rajin mengikuti pelajaran, terlihat aktif dalam membaca pelajaran, antusias dalam mengikuti pelajaran, aktif dalam bertanya dan selalu mengerjakan tugas dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Upaya guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran saat ini belum berorientasi pada peningkatan semangat belajar siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu inovasi baru dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan suatu model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan semangat belajar siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) yang dipadukan dengan permainan Crossword Puzzle. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) termasuk didalamnya penggunaan model deskriptif dan penelitian tindakan. Pelaksanaan metode R&D dibagi menjadi tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan model, dan pengujian model. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X lintas minat SMA Negeri 25 Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil dilakukan secara purposive sampling yaitu berdasarkan saran yang diberikan oleh guru mata pelajaran ekonomi maka sampel yang digunakan pada saat uji coba adalah kelas X IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan X IIS 4 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan Quasi Experimental Design bentuk Nonequivalent Control Group Design. Jumlah siswa dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang di uji coba terdiri atas 28 siswa. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki perbedaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT secara signifikan dalam meningkatkan semangat belajar siswa. Hasil pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 23, berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) lebih efektif digunakan dalam pembelajaran ekonomi dalam meningkatkan semangat belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (direct instruction). -
Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika. Peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman matematis dapat mengerjakan soal yang berikan pendidik dengan baik, tetapi yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Peserta didik banyak yang beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, rumit, dan membosankan. Hal itu terjadi karena peserta didik tidak memahami yang dipelajarinya. Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian, maka hasil pengamatan ialah lemahnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik dalam pembelajaran matematika karena kegiatan pembelajaran yg menggunakan model konvensional.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memodifikasi atau mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Babakantiga saat ini, mengembangan desain model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada pembelajaran matematika, menemukan langkah-langkah pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis, mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pembelajaran matematika, dan mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Desain penelitian ini adalah non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN Babakantiga. Sampel yang digunakan peneliti ada dua kelas, yaitu kelas VB terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VC terpilih sebagai kelas kontrol. Penelitian ini melakukan tiga kali uji coba.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pemgembangan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik dengan nilai gain 0,70 dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together dengan nilai gain 0,41.