Browse Items (81 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS KERAJINAN TANGAN PESERTA DIDIK
Judul penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran experiential learning berbantuan media gambar untuk meningkatkan kreativitas kerajinan tangan peserta didik. Masalah yang diteliti adalah mengenai hasil kreativitas kerajinan tangan peserta didik menggunakan model experiential learning berbantuan media gambar. Penetitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kreativitas kerajinan tangan dalam pelajaran seni budaya dan prakarya menggunakan model experiential learning. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah David Kolb (1984) untuk model pembelajaran experiential learning dan Utami Munandar (2012) untuk kreativitas. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Desain penetitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Penelitian ini dilaksanakan di SD BPI Bandung. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 28 orang untuk kelas kontrol dan 28 orang untuk kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan tes praktek. Instrumen pcngumpulan data terdiri atas lembar observasi dan rubrik penilaian tes praktek. Analisis data dilakukan menggunakan hasil pretes dan posttest dengan menggunakan software SPSS 22 for windows. Tahap analisis data tersebut mencakup uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata, uji gain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil kreativitas kerajinan tangan berbantuan media gambar. -
PENERAPAN MODEL INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah penerapan model inquiry untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA, hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran peserta didik jarang dilatihkan soal yang berupa pemecahan masalah sebab dalam penyampaian materi masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang penerapan model inquiry terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model konvensional. Teori model pembelajaran yang digunakan adalah teori Sanjaya (2016). Metode penelitian ini merupakan kuasi eksperimen yang dilakukan pada peserta didik kelas IV di SDN Cibeunying 01 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung yang berjumlah 60 peserta didik dengan sampel masing-masing 30 peserta didik kelas IV A yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B bertindak sebagai kelas kontrol. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Berdasarkan hasil analisis penelitian, menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tes awal atau pretest pada kelas eksperimen sebesar 32,86 dan pada kelas kontrol sebesar 32,66 sedangkan untuk rata-rata tes akhir atau postest pada kelas eksperimen sebesar 90,6 dan pada kelas kontrol sebesar 58,16. Maka dapat disimpulkan dari penelitian ini terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model inquiry dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA menggunakan model inquiry. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA PERUBAHAN LINGKUNGAN KELAS V
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya peningkatan pemahaman konsep peserta didik dalam mata pelajaran IPA khususnya dalam materi perubahan lingkungan siklus air tanah, penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Girimekar Kecamatan Baleendah kab. Bandung dengan menggunakan model kooperatif tipe Studen Team Achievment division STAD, Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas V-A sebagai kelas eksperimen dan V-B sebagai kelas kontrol, kelompok kontrol kedua kelas diadakan pre-test dan post-test pengumpulan data menggunakan observasi, dan tes tertulis. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Penerapan model kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam materi perubahan lingkungan dan terdapat peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada yang menggunakan model konvensional. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI DONGENG DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang ditemukan di SDN 044 Cicadas Awigombong Kota Bandung yaitu rendahnya motivasi belajar peserta didik. Secara umum peserta didik mengalami kesulitan untuk memperhatikan guru yang sedang mengajar pasif dalam bertanya dan kurangnya perasaan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena kurangnya ketekunan peserta didik dalam mengamati materi yang dipelajari, mudah menyerah dalam mengatasi kesulitan belajar atau mudah putus asa dalam mengerjakan tugas serta model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga kurang meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan penerapan model talking stick untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas IV. Sebjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IV a dan IV b yang berjumlah 60 peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi dan angket untuk menjaring data yang bersifat kuantitatif. Instrumen penelitian yang dilakukan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak dua kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan postest yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Data hasil pretest dan postest tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat peningkatan motivasi belajar peserta didik. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji beda rata-rata yang menunjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas eksperimen yang menggunakan model talking stick serta peningkatan motivasi belajar peserta didik menggunakan model talking stick lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran konvensional.
-
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMESTOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKANPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PADAOPERASI HITUNG PECAHAN SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Pemahaman KonsepMatematis pada Operasi Hitung PecahanSiswaKelas III SekolahDasar “. Penelitian ini bertujuan,mengukur peningkatan pemahaman konsep pada siswa yang belajar operasi hitung pecahan pada kelas III. dan mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis pada materi operasi hitung pecahan siswa yang belajardenganTeam Games Tournament lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model konvensional.Penelitian ini menggunakan teori Shoimin (2014). Metode penelitian yang digunakan penelitian ini , yaitu pendekatan kuantatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas III SDN 020 Lengkong Besar. Data dikumpukan dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Hasil penelitian penerapan model koperatif tipe team games tournament ini menunjukkan, terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep pada siswa yang belajar operasi hitung pecahan melalui metode TGT. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
VISUAL, AUDITORY, KINESTETIK (VAK) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI SISWA KELAS IV DI SD CIPAGALOTujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan penerapan model pembelajaran Visual, Auditory,Kinestetik (VAK) pada kelas eksperimen terhadap kreativitas seni tari dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya kreativitas belajar perserta didik dalam pembelajaran seni tari, terutama dari dalam diri perserta didik masih kurangnya pengetahuan tentang pembelajaran seni tari. Populasi dalam penenlitian ini yaitu Perserta didik SDN Cipagalo 02 kelas IV A 25 siswa untuk kelas eksperimen dan kelas IV B 25 orang untuk kelas control. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi terdapat lembar observasi guru yaitu lembar observasi yang menerapkan model pembelajaran VAK dan lembar observasi perserta didik yaitu lembar observasi penilaian kreativitas perserta didik yang telah di judgement expert kepada dosen yang ahli dalam bidangnya. Data hasil observasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dianalisis dengan menggunakan Independent-Sample T-Test untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran. Hasil rata-rata peningkatan kreativitas pada kelas eksperimen yaitu sebesar 41,4 dan nilai rata-rata kreativitas kelas kontrol sebesar 26,96 .Berdasarkan hasil rata-rata peningkatan kreativitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kreativitas peserta didik pada mata pelajaran seni tari di sekolah dasar. Model pembelajaran Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) ini layak digunakan dan dapat disarankan kepada pendidik untuk menggunakan model pembelajaran tersebut sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam mata pelajaran seni tari sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran seni tari, khususnya untuk meningkatkan kreativitas peserta didik pada mata pelajaran seni tari. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOLASE PADA PEMBELAJARAN SBDP KELAS III SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Explicit Intruction untuk Meningkatkan Keterampilan Kolase pada Pembelajaran SBdP Kelas III Sekolah Dasar”. Masalah yang diteliti adalah mengenai rendahnya keterampilan kolase peserta didik, terutama dalam diri peserta didik yang masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran kolase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur peningkatan keterampilan kolase peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Intrcution. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Shoimin (2014) untuk model Explicit Intruction dan Syakir Muharar dan Sri Verrayanti (2013) untuk kolase. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen dengan desain Noneequivalent Control Group Desain. Populasi yang digunakan seluruh kelas III-A dan III-C dan menggunakan sampel sebanyak 60 orang peserta didik dengan sampel jenis sampling purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar observasi dan tes praktek keterampilan kolase dengan teknik analisis data dilakukan secara statistik parametrik menggunakan aplikasi software SPSS 22. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan kolase pada peserta didik menggunakan model Explicit Intruction. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA
Tujuan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA” ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan perbedaan penerapan model pembelajaran CLIS pada kelas ekperimen terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Rumusan masalah penelitian ini yaitu “Apakah penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik” dan “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kognitif, yang menggunakan model Children Learning In Science (CLIS) dengan metode konvensional”. Populasi dalam penelitian ini yaitu peserta didik di SDN 163 Buahbatu Baru Bandung.Sampel penelitian ini siswa kelas V. Hasil dari data penelitian tes terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA, dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat dilihat dari uji-t pada bagian sig (2-tailed) menunjukan 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik antara kelas ekperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan sesudah perlakuan. Perbedaan ini menyatakan bahwa kelas ekperimen lebih unggul dan lebih baik hasilnya dapt dilihat melalui rata-rata hasil belajar IPA peserta didik dikelas ekperimen yang menggunakan model CLIS. Berdasarkan pembuktian hipotesis yang berbunyi “terdapat perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)” maka H1 hipotesis diterima. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas III Sekolah Dasar. Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis melalui model contextual teaching and learning (CTL) dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis menggunakan model contextual teaching and learning (CTL) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan sifat penelitain kuantitatif. Sampel berjumlah 50 peserta didik, 25 orang di kelas kontrol dan 25 orang di kelas eksperimen.. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis melalui model contextual teaching and learning (CTL) di kelas III Sekolah Dasar; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis menggunakan model contextual teaching and learning (CTL) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON
EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN PEMEROLEHAN
KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA MURID KELAS IV
SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul ’’Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples untuk
Meningkatkan Pemerolehan Kosakata Bahasa Inggris pada Murid Kelas IV Sekolah
Dasar’’. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana penerapan model
pembelajaran examples non examples dalam meningkatkan pemerolehan kosakata bahasa
Inggris pada murid kelas IV sekolah dasar. Selain itu, juga menerangkan apakah model
pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan pemerolehan kosakata bahasa
Inggris pada murid kelas IV sekolah dasar.
Dalam penelitian ini digunakan teori Shoimin (2017). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Partisipan dalam
penelitian ini terdiri atas lima orang yaitu, tiga peserta didik, seorang guru bahasa Inggris,
dan peneliti sebagai pengamat (observer). Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan tes.
Penelitian dari penggunaan model pembelajaran examples non examples ini
menunjukkan, terdapat peningkatan pemerolehan kata kerja pada peserta didik kelas IVA
di SDN Rancamanyar 1 Kabupaten Bandung. Hal itu terlihat saat pembelajaran
berlangsung, ketika pendidik melakukan tanya jawab dengan peserta didik, juga terbukti
dari hasil observasi, wawancara, dan tes. Dari ketiga peserta didik yang telah ditentukan
sebelumnya, terbukti dua peserta didik yang dikategorikan memiliki tingkat kemampuan
berbahasa Inggris tinggi dan sedang, peningkatannya dapat mencapai skor maksimal yaitu
100. Sementara seorang peserta didik yang dikategorikan memiliki tingkat kemampuan
berbahasa Inggris rendah dapat mencapai skor di atas KKM (kriteria ketuntasan
minimal) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 85. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERNYANYI DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keterampilan bernyanyi peserta didik yang masih rendah, oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran Explicit Instruction pada pembelajaran SBdP. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction terhadap keterampiln bernyanyi, untuk mengetahui peningkatan keterampilan bernyanyi pada peserta didik di sekolah dasar dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuasi-eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekuivalen. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Islam Arrido Kabupaten Bandung dengan sampel kelas V-A sebagai kelas eksperimen dan V-B sebagai kelas kontrol. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi keterampilan bernyanyi dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan Uji-t diperoleh dari hasil pretes dan postes yaitu N-gain, sedangkan analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh hasil bahwa Terdapat peningkatan keterampilan menyanyi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan juga Terdapat perbedaan keterampilan menyanyi peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULATPemahaman konsep peserta didik merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Dengan kemampuan pemahaman konsep membuat peserta didik mudah dalam menyelesaikan permasalahan matematika karena peserta didik akan mampu mengaitkan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan konsep yang telah dipahaminya. Untuk mengikatkan kemampuan pemahaman konsep matematis diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik yang belajar dengan model Kooperatif tipe Jigsaw dengan kelas konvensional. Model penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Dalam penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk nonequivalent control group design. Sumber data penelitian ini menggunakan data primer. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan tes, lembar observasi peserta didik dan dokumentasi. Populasi penelitian ini sebanyak 46 peserta didik kelas IV SD Pasundan 2 dengan menggunakan teknik sampling jenuh sehinga sampel dalam penelitian ini sebanyak 46 peserta didik. Dengan hasil penelitian Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman matematis dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw.