Browse Items (539 total)
Sort by:
-
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Audio Visual Powtoon untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki motivasi belajar cenderung dapat belajar lebih baik, Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa),tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cukup puas dengan prestasi yang telah dicapainya), menunjukan minat, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif), dapat mempertahankan pendapatnya,tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan soal-soal. Kenyataan dilapangan peneliti menemukan permasalahan yaitu kurangnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi, satu faktor penyebab diantaranya yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam menyajikan multimedia yang menarik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti membuat serta mengembangkan multimedia pembelajaran audio visual powtoon dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengembangan multimedia pembelajaran berbasis audio visual PowToon untuk pembelajaran ekonomi SMA kelas X peningkatan motivasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Populasi yang digunakan adalah kelas X Lintas Minat Ekonomi di SMA Negeri 11 Bandung. Sampel yang digunakan pada saat ujicoba terbatas yaitu kelas X Lintas Minat Ekonomi 4, sedangkan pada saat ujicoba luas adalah kelas X Lintas Minat Ekonomi 2 dengan menggunakan Quasi Experimental Design bentuk Nonequivalent Control Group Design. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan multimedia pembelajaran berbasis audio visual powton lebih efektif digunakan dalam pembelajaran ekonomi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan tidak menggunakan multimedia pembelajaran audio visual powtoon. -
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASARPenelitian ini berjudul pengaruh model kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar penelitian ini dilatar belakangi oleh peserta didik kurang aktif saat pembelajaran berlangsung karena peserta didik kurang memahami konsep dari materi yang dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang pengaruh model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dan untuk memperoleh informasi tentang apakah penggunaanya lebih baik dibandingkan dengan model konvensional terhadap kemampuan pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik di sekolah dasar. Metode penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SDN Rancamanyar 06 Kecamatan Baleendah Kelas IV yang berjumlah 72 peserta didik. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah Nonprobability yaitu sampel jenuh terdiri dari seluruh peserta didik 36 peserta didik kelas eksperimen dan 36 peserta didik kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data diolah menggunakan bantuan program SPSS 22 for windows untuk mengetahui uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan rata-rata, dan indeks Gain. Hasil analisis penelitian, pengolahan pengujian data hipotesis menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pemahaman konsep capaian kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tes awal atau pres-test kelas eksperimen sebesar 16,67 dan kelas kontrol sebesar 13,5. Sedangkan untuk rata rata tes akhir post-test pada kelas eksperimen sebesar 21,72 dan kelas kontrol sebesar 14,78 maka dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model Student Team Achievement Division dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan model Student Team Achievement Division. -
MODEL MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN PADA PELAJARAN MELUKIS ALAM SEKITAR DI KELAS III SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran meaningful instructional design dan mengetahui kemampuan melukis peserta didik di kelas III B SDN 163 Buahbatu Baru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran meaningful instructional design, dan hasil kemampuan melukis peserta didik di kelas V SDN 163 Buahbatu Baru. Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III B SDN 163 Buahbatu Baru sebanyak 15 orang yang dipilih secara purposive. Instrumen penelitian yang digunakan adalah human instrument atau peneliti sebagai instrumennya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi (gabungan) yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakam model Miles & Huberman melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, displai data dan verivikasi data, serta teknik yang digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran meaningful instructional design berjalan lancar dalam 3 kali pertemuan dengan persentase aktivitas pendidik 55%, 85%, hingga 100% dan persentase aktivitas peserta didik 52,08%, 68,75%, hingga81,25 serta kemampuan melukis peserta didik kelas III B SDN 163 Buahbatu Baru menunjukkan hasil cukup baik kriterianya dengan skor 71,42. -
Pengaruh Persepsi Siswa Pada Fasilitas Belajar Terhadap Minat Belajar
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh persepsi siswa pada fasilitas belajar terhadap minat belajar siswa di SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 . Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdaftar di SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 . Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang di ambil ditentukan dengan cara random dengan teknik simple random sampling dengan rumus taro yamane sehingga terpilihlah siswa sebanyak 274 responden yang tersebar ke dalam 26 kelas di SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 .
Instrumen penenlitian yang digunakan yaitu studi dokumentasi yang terdiri dari absen siswa sebagai populasi dan sampel penenlitian dan profil SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 sebagai gambaran umum tentang fasilitas belajar yang terdapat di SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018, selain itu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang dibuat sebanyak 60 pernyataan kuesioner masing masing 30 pernyataan untuk fasilitas belajar dan 30 pernyataan untuk minat belajar siswa yang disebarkan di kelas . Data hasil kuesioner siswa tersebut kemudian di analisis dengan microsoft excel 2013 untuk mengetahui validitas dan reabilitas pernyataan mengenai fasilitas belajar dan minat belajar siswa.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji analisis deskriptif dan uji regresi sederhana menunjukan bahwa gambaran tentang fasilitas dan minat belajar siswa di SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 dan menunjukan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara fasilitas belajar dan minat belajar siswa di SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 dan fasilitas belajar merupakan salah satu faktor yang bisa menentukan minat belajar siswa.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada pihak sekolah untuk menyediakan dan terus memperhatikan fasilitas fasilitas yang tersedia di sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan para siswa di SMAN 21 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. -
Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Semangat Belajar Siswa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya semangat belajar siswa pada pembelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki semangat belajar cenderung rajin mengikuti pelajaran, terlihat aktif dalam membaca pelajaran, antusias dalam mengikuti pelajaran, aktif dalam bertanya dan selalu mengerjakan tugas dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Upaya guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran saat ini belum berorientasi pada peningkatan semangat belajar siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu inovasi baru dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan suatu model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan semangat belajar siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) yang dipadukan dengan permainan Crossword Puzzle. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) termasuk didalamnya penggunaan model deskriptif dan penelitian tindakan. Pelaksanaan metode R&D dibagi menjadi tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan model, dan pengujian model. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X lintas minat SMA Negeri 25 Bandung. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penarikan sampel yang diambil dilakukan secara purposive sampling yaitu berdasarkan saran yang diberikan oleh guru mata pelajaran ekonomi maka sampel yang digunakan pada saat uji coba adalah kelas X IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan X IIS 4 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan Quasi Experimental Design bentuk Nonequivalent Control Group Design. Jumlah siswa dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang di uji coba terdiri atas 28 siswa. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-anova dan uji-t menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki perbedaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT secara signifikan dalam meningkatkan semangat belajar siswa. Hasil pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 23, berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) lebih efektif digunakan dalam pembelajaran ekonomi dalam meningkatkan semangat belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (direct instruction). -
Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dan terencana dengan membangun aspek kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Rendahnya hasil belajar dengan pembelajaran konvensional disebabkan tidak menyeluruhnya penguasaan terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran Number Heads Together (NHT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi eksperimen, populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III Sekolah Dasar dengan mengambil sampel dua kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua kelas ini diberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelas kontrol melaksanakan pembelajaran secara konvensional sedangkan kelas eksperimen dengan model pembelajaran Number Heads Together (NHT) dalam materi pembelajaran “Ciri- ciri dan kebutuhan Mahluk Hidup”. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar hasil belajar. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Hasil Penelitian diperoleh bahwa kenaikan rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, setelah dilakukan uji normalitas,uji homogenitas dan uji t, hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan pembelajaran yang lebih baik pada kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Number Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Number Heads Together (NHT). -
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematika peserta didik SD melalui model realistic mathematic education dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan model realistic mathematic education dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan penelitain bersifat kuantitatif. Sampel berjumlah 40 peserta didik, 20 orang di kelas eksperimen dan 20 orang di kelas kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika melalui model realistic mathematic education di kelas V SD; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan model realistic mathematic education dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung. -
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MEMBUAT BUSINESS PLAN
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berpikir kreatif siswa yang kurang dilatih, khususnya pada mata pelajaran ekonomi bisnis. Siswa jarang terlibat dalam proses berpikir kreatif sehingga kesulitan dalam mengemukakan ide-ide dan gagasan apabila dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan berbagai macam solusi untuk mengatasinya. Siswa yang kreatif memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir dan dapat memerinci. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran brainstorming terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa membuat business plan. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan jenis penelitian pre eksperimental design dengan desain penelitian intact-group comparison. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AKL di SMKN 3 Bandung, dimana kelas X AKL 3 adalah kelas eksperimen dan kelas X AKL 1 adalah kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yaitu sampling purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumen business plan dan observasi pelaksanaan pembelajaran. Teknik analisis data dengan uji hipotesis. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran brainstorming terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa membuat business plan. -
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
PADA SISWA SMPPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berpikie kreatif matematis yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu dilakukan suatu kajian tentang penerapan model pembelajaran Mind Mapping pada pembelajaran matematika.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model Mind Mapping dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi-eksperimen karena sampel yang digunakan diambil secara tidak acak. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kemala Bhayangkari. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak dua kelas yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model Mind Mapping dan kelas VII E sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematis untuk memperoleh data kuantitatif dan lembar observasi untuk memperoleh data kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap hasil pretes dan postes kedua sampel menggunakan Uji-t dan Anava Dua Faktor. Sedangkan data kualitatif dianalisis berdasarkan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Mind Mapping terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa SMP. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelompok tinggi,sedang,rendah dan secara keseluruhan. Kemudian tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran konvensional terhadap kelompok tinggi, sedang dan rendah.
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mengenai rendahnya hasil belajar aspek kognitif peserta didik, terutama pada mata pelajaran Matematika. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang; penerapan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) untuk meningkatkan hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada materi bangun ruang sederhana disekolah dasar, Peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta didik di kelas sekolah dasar mengenai materi bangun ruang sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI). Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN Ciwidey 6 dengan jumlah sebanyak 52 peserta didik. Penarikan sampel dengan sampel jenuh sehingga terpilih peserta didik kelas V A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing-masing peserta didik yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 26 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen nonequivalent control group design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji t ataupun uji N-gain. setelah diberikan perlakuan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif bahwa terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif setelah menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) dan peningkatan hasil belajar aspek kognitif yang menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran konvensional. -
NERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul penerapan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan minat belajar peserta didik pada pelajaran ipa di sekolah dasar. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya minat belajar peserta didik pada pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar peserta didik pada pelajaran IPA kelas V di Sekolah Dasar dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Populasi pada penelitian ini peserta didik kelas V SDN Sukanagara II yang berjumlah 38 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa angket dan lembar observasi guru dan peserta didik. Analisis data yang digunakan berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji T-Test. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat diterapkan dengan baik dan terdapat peningkatan minat belajar peserta didik secara signifikan pada mata pelajaran IPA. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMK setelah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung jurusan Akuntansi yaitu X AKL 1, X AKL 2, X AKL 3, dan X AKL 4 tahun ajaran 2018/2019. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AKL 1 sebagai kelas eksperimen yang terdiri 36 siswa dan kelas X AKL 2 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 35 siswa. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tipe uraian kemampuan koneksi matematis siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji T berbantuan software IBM SPSS Statistics 21 yaitu dengan menggunakan Independent Sample t Test. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas yang memperoleh model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan kategori peningkatan yang tinggi. Selain itu, peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih baik daripada peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E ini direkomendasikan untuk dilanjutkan dengan aspek penelitian yang lain pada kajian yang lebih luas