Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Judul penelitian ini adalah penerapan model inquiry untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA, hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran peserta didik jarang dilatihkan soal yang berupa pemecahan masalah sebab dalam penyampaian materi masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang penerapan model inquiry terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model konvensional. Teori model pembelajaran yang digunakan adalah teori Sanjaya (2016). Metode penelitian ini merupakan kuasi eksperimen yang dilakukan pada peserta didik kelas IV di SDN Cibeunying 01 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung yang berjumlah 60 peserta didik dengan sampel masing-masing 30 peserta didik kelas IV A yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B bertindak sebagai kelas kontrol. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Berdasarkan hasil analisis penelitian, menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tes awal atau pretest pada kelas eksperimen sebesar 32,86 dan pada kelas kontrol sebesar 32,66 sedangkan untuk rata-rata tes akhir atau postest pada kelas eksperimen sebesar 90,6 dan pada kelas kontrol sebesar 58,16. Maka dapat disimpulkan dari penelitian ini terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model inquiry dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA menggunakan model inquiry. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPALatar belakang penelitian ini adalah permasalahan yang dialami oleh
peserta didik dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti melaksanakan penelitian
dengan rumusan masalah : Apakah penerapan model kooperatif tipe group
investigation dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik
sekolah dasar pada pembelajaran IPA dan Bagaimana kemampuan berpikir
kreatif peserta didik sekolah dasar pada pembelajaran IPA setelah penerapan
model kooperatif tipe group investigation. Tujuan penelitian ini ialah untuk
mengidentifikasi apakah penerapan model kooperatif tipe group investigation
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik sekolah dasar pada
pembelajaran IPA dan untuk mendeskripsikan hasil kemampuan berpikir kreatif
peserta didik sekolah dasar pada pembelajaran IPA setelah penerapan model
kooperatif tipe group investigation. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan jenis studi library research. Penelitian ini mengumpulkan jurnal dan
skripsi yang terkait dengan penelitian, kemudian dianalisis dan disimpulkan.
Kesimpulan dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif peserta didik
sekolah dasar masih dalam keadaan kurang maksimal sehingga masih
memerlukan bimbingan, latihan dan pembelajaran lebih lanjut. -
Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Peningkatan Pemahaman Peserta Didik pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Penelitian berjudul “Penerapan model kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan pemahaman peserta didik pada pelajaran bahasa indonesia di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan model kooperatif tipe jigsaw, sehingga diketahui peningkatan pemahaman peserta didik pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini peserta didik dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan kelas control menggunakan model konvensional. Penelitian ini dilakukan di kelas V A dan V B SDN Awi Gombong 1 dengan jumlah sampel 20 dari masing-masing kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan statistic parametrik. Sehingga observasi dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran di kelas. Uji hipotesis dengan mnggunakan uji t menunjukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman peserta didik pada pelajaran bahasa Indonesia setelah diberikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA
PESERTA DIDIK SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman
konsep peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan pemahaman
konsep peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe make a match. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan library reseach.Hasil
penelitian yang peneliti analisa mengungkapkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA
peserta didik sekolah dasar terhadap pembelajaran IPA seperti pada konsepkonsep
benda padat,cair, ini terlihat dari pemahaman konsep yang meningkat.
Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini dapat
meningkatkan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas
peserta didik sekolah dasar dalam pembelajaran Ips, matematika, bakhan model
pembelajaran ini dapat diterapkan di jenjang pendidikan SMP maupun SMA.
Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik sekolah dasar, karena model
pembelajaran ini tidak membuat bosan, dengan menggunakan kartu-kartu dan
berpasangan. -
Penerapan Model Kooperatif Tipe Make a Match untuk Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Ilmu Pengetahuan Sosial Peserta Didik di Sekolah Dasar
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Namun dalam kenyataannya masih ada sekolah-sekolah yang memilik hasil belajar IPS yang rendah dan belum mecapai kriteria ketuntasan yang telah di tentukan. Hal ini disebabkan kurangnya keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. tipe ini adalah sebuah model yang melibatkan semua peserta didik dalam proses pembelajaran. penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match untuk mencapai KKM IPS di Sekolah Dasar. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok kontrol Non- Ekivalen terdapat pretest dan posttest selain itu subjek tidak dikelompokan secara acak. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Awigombong dengan jumlah 56. Dalam penelitian ini memakai teknik Sampling Jenuh, dengan sampel dalam penelitian ini terbagi kedalam dua kelas yaitu kelas IV Awigombong 1 sebanyak 28 dan kelas IV Awigombong 3 sebanyak 28, penelitian ini dilakukan dengan pokok bahasan Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi. kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvesional. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Menggunakan instrumen tes kemampuan Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji-t. hasil pengolahan data dengan software SPSS versi 22 , terdapat peningkatan pencapaian KKM yang cukup signifikan setelah dikembangkannya model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. hal ini berarti bahwa modle pembelajaran kooperatif tipe Make A Match cocok untuk meningkatkan KKM pesearta didik pada mata pelajaran IPS. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA (ILMU PENGETAHUAN ALAM)
Judul skripsi ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Masalah yang diteliti bagaimana penerapan model kooperatif tipe mind mapping dan apakah terdapat peningkatan kreativitas peserta didik yang diberikan pembelajaran model kooperatif tipe mind mapping. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe mind mapping pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dan mengukur peningkatan kreativitas pada peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan menggunaan model kooperatif tipe mind mapping. Teori yang digunakan pada penelitian ini teori mind mapping dari Buzan (2012 ). Populasi penelitian ini peserta didik kelas IV SD Swasta Sumur Bandung. Tehnik sampel mengunakan sampel jenuh karena jumlah populasi dan sampel sama dan hanya terdiri atas dua kelas ditentukan tidak secara random. Data hasil penelitian meunjukan adanya peningkatan kreativitas peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model koopertif mind mapping dibandingkan peserta didik yang pembelajaranya menggunakan model konvensional. Terlihat dari perolehan nilai rata-rata pretest dan postest, kelas eksperimen pretest 34.25 hasil postes 70.23, kelas kontrol pretest 33.25 hasil postest 57.5 terlihat dari perolehan hasil postest peserta didik yang diberikan pembelajaran menggunakan model kooeratif tipe mind mapping mendapat nilai lebih baik di banding peserta didik yang diberikan model pembelajaran biasa -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SEKOLAH DASAR (STUDI META ANALISIS)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar pengaruh model pembelajaraan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan sifat penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah berupa artikel ilmiah tentang penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan jumlah sampel 11 artikel. Instrumen dalam penelitian berupa coding effect size. Penelitian-penelitian penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dianalisis dengan teknik atau desain meta analisis. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penelitian-penelitian yang dilakukan berpengaruh besar dan efektif terhadap hasil belajar IPA peserta didik dengan jumlah effect size masuk ke dalam kategori besar. model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pun memberikan pengaruh dan efektif dilihat dari pengelompokan kelas, dan penerapan media pembelajaran. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik sekolah dasar. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA PERUBAHAN LINGKUNGAN KELAS V
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya peningkatan pemahaman konsep peserta didik dalam mata pelajaran IPA khususnya dalam materi perubahan lingkungan siklus air tanah, penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Girimekar Kecamatan Baleendah kab. Bandung dengan menggunakan model kooperatif tipe Studen Team Achievment division STAD, Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan sifat penelitian kuantitatif. sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas V-A sebagai kelas eksperimen dan V-B sebagai kelas kontrol, kelompok kontrol kedua kelas diadakan pre-test dan post-test pengumpulan data menggunakan observasi, dan tes tertulis. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Penerapan model kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam materi perubahan lingkungan dan terdapat peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada yang menggunakan model konvensional. -
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI DONGENG DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang ditemukan di SDN 044 Cicadas Awigombong Kota Bandung yaitu rendahnya motivasi belajar peserta didik. Secara umum peserta didik mengalami kesulitan untuk memperhatikan guru yang sedang mengajar pasif dalam bertanya dan kurangnya perasaan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena kurangnya ketekunan peserta didik dalam mengamati materi yang dipelajari, mudah menyerah dalam mengatasi kesulitan belajar atau mudah putus asa dalam mengerjakan tugas serta model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga kurang meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan penerapan model talking stick untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas IV. Sebjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IV a dan IV b yang berjumlah 60 peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi dan angket untuk menjaring data yang bersifat kuantitatif. Instrumen penelitian yang dilakukan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak dua kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan postest yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Data hasil pretest dan postest tersebut kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat peningkatan motivasi belajar peserta didik. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji beda rata-rata yang menunjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas eksperimen yang menggunakan model talking stick serta peningkatan motivasi belajar peserta didik menggunakan model talking stick lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran konvensional.
-
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMESTOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKANPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PADAOPERASI HITUNG PECAHAN SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Pemahaman KonsepMatematis pada Operasi Hitung PecahanSiswaKelas III SekolahDasar “. Penelitian ini bertujuan,mengukur peningkatan pemahaman konsep pada siswa yang belajar operasi hitung pecahan pada kelas III. dan mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis pada materi operasi hitung pecahan siswa yang belajardenganTeam Games Tournament lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model konvensional.Penelitian ini menggunakan teori Shoimin (2014). Metode penelitian yang digunakan penelitian ini , yaitu pendekatan kuantatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas III SDN 020 Lengkong Besar. Data dikumpukan dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Hasil penelitian penerapan model koperatif tipe team games tournament ini menunjukkan, terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep pada siswa yang belajar operasi hitung pecahan melalui metode TGT. -
PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS X SMK DENGAN BANTUAN PRECALCULUS SOLVED
Matematika perlu dikuasai dan dipahami dengan baik oleh siswa, karena tujuan matematika adalah untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir salah satunya adalah berpikir kritis matematis. Ditemui di lapangan kemampuan berpikir kritis siswa saat ini masih rendah. Siswa masih belum memahami soal dan bingung menentukan permasalahan yang ada dalam soal serta masih belum bisa menentukan cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan model Learning Cycle 7E dengan bantuan Precalculus Solved. Desain yang digunakan adalah desain kelompok kontrol pretest – posttest yang melibatkan dua kelompok. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Negeri 3 Bandung. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu PM 2 sebanyak 36 orang yang dijadikan sebagai kelas kontrol dan PM 3 sebanyak 35 orang yang dijadikan kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Tes yang diberikan berupa pretest dan posttest. Data hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan software SPSS 20.0 for windows. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis setelah menggunakan model Learning Cycle 7E dengan bantuan Precalculus Solved dan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X SMK yang pembelajarannya menggunakan model Learning Cycle 7E dengan bantuan Precalculus Solved lebih baik dibandingkan siswa kelas X SMK yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
-
Penerapan Model Make and Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan Sederhana Matematika di Sekolah Dasar
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil belajar matematika peserta didik kelas III MI Al-Islam Cidawolong materi pecahan sederhana dengan menggunakan model pembelajaran make and match. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III MI Al-Islam. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara dan tes tertulis. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi peserta didik dan tes tertulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: hasil belajar matematika dengan menggunakan Model Make and Match peserta didik kelas III MI Al-Islam Cidawolong mengalami peningkatan pada materi pecahan sederhana. Peningkatan tersebut disebabkan dalam menjelaskan aturan model pembelajaran dengan model Make and Match memberikan simulasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model Make and Match. Dengan demikian peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan model Make and Match sesuai dengan aturan permainan.