Browse Items (539 total)
Sort by:
-
Upaya Meningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada Peserta Didik di Sekolah Dasar
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang upaya meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ciwidey 4 dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (eksperimen semu) dengan desain penelitian non equivalent control group (comparison group/pretest-posttest) design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Ciwidey 4 yang berjumlah 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelas, kelas IV A dan kelas IV B. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh yang menjadikan 2 kelas sebagai sampel yaitu kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Teknik analisis data meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji t, ataupun uji non parametris, Mann Whitney U. Pada analisis akhir penelitian, untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis digunakan uji Mann Whitney U, karena kedua datanya tidak berdistribusi normal. Setelah mendapatkan hasil belajar peserta didik pada kedua kelas, nilai tersebut dianalisis hingga diperoleh hasil akhir yang menyatakan rata-rata nilai untuk kelas kontrol adalah 69.80, dengan ketuntasan sebesar 11.54% (≥75). Rata-rata nilai untuk kelas eksperimen adalah 82.11 dengan ketuntasan 92.31% (≥75). Rata-rata peningkatan hasil belajar 80.77% setelah diberikan perlakuan pendekatan Realistic Mathematics Education. Nilai signifikansi (2-tailed) 0.000 < 0.05, maka data berbeda signifikan artinya Ho ditolak dan Ha diterima bahwa penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal dalam pembelajaran matematika pada peserta didik. -
META-ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pengaruh penerapan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis. Metode yang digunakan adalah deskriptif terhadap analisis hasil publikasi penelitian ilmiah pada skripsi, akrtikel pada jurnal dan prosiding. Pengaruh penelitian-penelitian yang menerapkan pembelajaran CORE dianalisis dengan teknik meta-analisis. Analisis data kuantitaif dilakukan dengan menghitung besar pengaruh (effect size). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penelitian-penelitian yang dilakukan berpengaruh dan efektif terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis dengan effect size 0,912 atau termasuk dalam kategori besar. Model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) pun memberikan pengaruh dan efektif dilihat dari segi jenjang pendidikan, wilayah, dan tahun publikasi. simpulan penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) lebih efektif meningkatkan kemampuan koneksi matematis dibandingkan dengan model pembelajaran lain dalam studi ini. -
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Pada proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kurang aktif dikarenakan model pembelajaran yang hanya berpusat pada guru sehingga mengakibatkan aktivitas belajar siswa yang rendah, khususnya untuk mata pelajaran Pengantar Keuangan dan Akuntansi. Maka dibutuhkan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini berjudul “pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa”. Penelitian ini bertujuan untsuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) serta untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Quasi Experiment dengan desain penelitian Non-Equivalent Control Group Design. Sifat penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan desain eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Binawarga Bandung, dengan sampel penelitian siswa SMK kelas XI AP 1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 36 siswa dan kelas XI AP 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 36 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari hasil analisis uji hipotesis aktivitas belajar siswa diketahui terdapat peningkatan, hal ini dilihat dari rata-rata persentase perolehan siswa yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) serta terhadap peningkatan aktivitas di kelas eksperimen dalam proses pembelajaran Pengantar Keuangan dan Akuntansi. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sumber data yang diambil dan
dianalisis dari jurnal dan skripsi yang sudah ada. Pembelajaran ilmu pengetahuan
alam (IPA) lebih menekankan siswa untuk aktif mencari fakta-fakta yang
berhubungan dengan lingkungan alam selain itu siswa dapat melakukan
eksperimen dan percobaan yang sebagaimana eksperimen dan percobaan itu
berguna di kehidupan sehari-hari. Dari hasil analisis dari sumber yang telah
diambil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan belajar dan kemandirian siswa dalam mencari tahu
informasi tambahan serta tanggung jawab terhadap tugas kelompok yang telah
ditugaskan oleh guru. Dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional
yang cenderung membuat siswa tidak aktif di dalam kelas saat pembelajaran
berlangsung dan merasa jenuh karena menggunakan metode ceramah yang hanya
mendapatkan informasi dari guru dengan hanya mendengarkan saja tidak mencari
tahu informasi-informasi dengan mandiri. Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ini sangat relevan digunakan pada proses pendidikan khususnya pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif, efisien dan optimal . -
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat diperlukan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. Namun kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ternyata masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena jarang di latihnya kemampuan pemecahan masalah siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP melalui model pembelajan CTL. Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Kemala Bhayangkari Bandung tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas VII E sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 30 siswa dan kelas VII F sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 28 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis tertulis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t melalui program SPSS 22 Statistics yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-Tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa model CTL dapat Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran CTL lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. . Dengan demikian model pembelajan CTL dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL,
INTELECTUALLY (SAVI) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK
PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menyimak peserta didik pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dan pendidik masih menggunakan metode yang kurang
inovatif sehingga membuat peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas eksperimen, mengukur peningkatan kemampuan menyimak pada peserta didik di
sekolah dasar kelas IV setelah menggunakan model pembelajaran SAVI, dan mengukur peningkatan
kemampuan menyimak peserta didik di sekolah dasar yang menggunakan model pembelajaran SAVI
lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan menyimak peserta didik di sekolah dasar
yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sifat penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain
penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik
kelas IV SDN Cibadak 03 yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampelnya adalah sampel
jenuh, sehingga berjumlah 30 orang yang terdiri atas 15 peserta didik di kelas eksperimen dan 15
peserta didik di kelas kontrol. Instrumen pada penelitian ini berupa test yang berbentuk soal essay
dan lembar observasi. Data diuji dengan SPSS 22, seperti uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan
uji gain. Hasil penelitian yaitu terdapat peningkatan kemampuan menyimak pada peserta didik
sekolah dasar setelah menggunakan model pembelajaran SAVI, peningkatan kemampuan menyimak
peserta didik di sekolah dasar yang menggunakan model pembelajaran SAVI lebih baik
dibandingkan dengan peningkatan kemampuan menyimak peserta didik di sekolah dasar yang
menggunakan pembelajaran konvensional. -
PENGARUH MODEL COOPERATIVE TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN BANTUAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) dengan bantuan media Balok Garis bilangan pada mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman penjumlahan dan pengurangan bulat pada mata pelajaran matematika. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SDN Cicalengka 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan tidak secara random sehingga terpilihlah peserta didik kelas IV A sebagai kelas kontrol dan peserta didik kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Jumlah peserta didik dari masing-masing kelas yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri dari 43 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan membuat desain RPP sebanyak tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada setiap pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik kemudian dianalisis dengan software SPSS untuk melihat efektivitas model pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, homogenitas dan uji-t menunjukkan bahwa model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) dengan bantuan media Balok Garis Bilangan memiliki keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran konvensional. Keunggulan itu dilihat dari masing-masing indikator kemampuan pemahaman peserta didik yang semakin membaik. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut disarankan kepada pendidik kelas IV untuk dapat menggunakan model Cooperative Tipe Number Heads Together (NHT) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran matematika -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada mata pelajaran ekonomi bisnis. Populasi pada penelitian ini yaitu kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung. Sampel penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu satu untuk kelas eksperimen dan satu untuk kelas kontrol dengan menggunakan Teknik sampel nonprobability sampling dengan teknik penarikan sampel nonrandom, artinya kelas penelitian telah ditentukan oleh guru mata pelajaran. Sampel pada penelitian ini terdiri dari kelas X AKL 1 sebanyak 23 siswa dan X AKL 2 Sebanyak 20 Siswa. Instrumen penelitian adalah lembar observasi untuk melihat keterampilan komunikasi siswa. Metode penelitian adalah metode eksperimen kuasi dan sifat penelitian kuantitatif dengan menggunakan uji beda. Peneliti menggunakan desain penelitian Noneequivalvent Control Group Design memakai pretest dan posttest. Hasil penelitian menujukan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dibandingkan kelas kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW), serta terdapat peningkatan keterampilan komunikasi siswa setelah diterapkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan hasil termasuk kategori “Sedang”. -
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan peserta didik mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Ditemukan fakta bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik telah menggunakan model pembelajaran aktif dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab. Akan tetapi selama proses pembelajaran berlangsung terutama pada saat tanya jawab, teramati hanya beberapa dari peserta didik yang aktif, sedangkan peserta didik yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya dengan materi yang diajarkan. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, peserta didik hanya berbisik-bisik dengan temannya, bahkan sebagian besar hanya diam. Begitu pula halnya dalam keterampilan peserta didik untuk menuliskan kembali wacana yang dibaca. Untuk dapat menulis kembali dongeng dengan baik dan benar bergantung dalam kemampuan peserta didik dalam menentukan ide pokok pada setiap paragraf yang terdapat dalam wacana yang dibacanya. Kenyataannya, kemampuan peserta didik khususnya dalam menentukan ide pokok pada suatu wacana masih rendah. Selain itu juga, dalam hasil belajar kognitif berupa skor rata-rata yang diperoleh peserta didik menentukan ide pokok pada sebuah paragraf berada dibawah KKM yang ditentukan. Desain penelitian ini adalah desain eksperimen berbentuk “Preetest-Posttest Nonequivalent Control Group Desain” atau desain kelompok Preetest-Posttest yang melibatkan dua kelompok. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Experiential Learning dan kelompok kontrol tidak memperoleh pembelajaran model pembelajaran Experiential Learning. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan lembar observasi dan instrument hasil belajar berupa tes kognitif, angket afektif, dan rubrik skor psikomotor. Subjek penelitian adalah SD Negeri 5 Gunungpereng dengan subjek sampel adalah peserta didik kelas IV sebanyak 2 kelas. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Experiential Learning lebih baik daripada peserta didik yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran Experiential Learning. Maka terdapat pengaruh model pembelajaran Experiential Learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. -
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran interaktif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi pustaka yang dilakukan pada beberapa penelitian yang relevan yang sesuai dengan pembahasan dan menggunakan sifat penelitian kualitatif. Hasil rata-rata nilai pada data yang telah dianalisis terdapat peningkatan pada siklus II atau tahap akhir. Dapat disimpulkan bahwa analisis penerapan model pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar peserta didik di sekolah dasar berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik dimana peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan dengan penerapan model pembelajaran interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah dasar terlihat dari hasil akhir yang signifikan, maka dari itu model pembelajaran interaktif dapat dijadikan alternatif bagi pendidik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di sekolah dasar. -
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK DI SEKOLAH DASARPermasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik
di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hasil
belajar peserta didik melalui model pembelajaran interaktif. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian studi pustaka yang dilakukan pada beberapa
penelitian yang relevan yang sesuai dengan pembahasan dan menggunakan sifat
penelitian kualitatif. Hasil rata-rata nilai pada data yang telah dianalisis terdapat
peningkatan pada siklus II atau tahap akhir. Dapat disimpulkan bahwa analisis
penerapan model pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan hasil
belajar peserta didik di sekolah dasar berpengaruh terhadap prestasi belajar
peserta didik dimana peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif, termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran dan dengan penerapan model pembelajaran interaktif
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah dasar terlihat dari
hasil akhir yang signifikan, maka dari itu model pembelajaran interaktif dapat
dijadikan alternatif bagi pendidik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
di sekolah dasar.