Browse Items (539 total)
Sort by:
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MENARI KONTEMPORER DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya peserta didik untuk meningkatkan kemampuan kreativitas menari kontemporer pembelajaran SbdP yang dianggap sukar , hal ini didukung oleh proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik kreatif. Model Team games tournament adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan kreativitas menari kontemporer peserta didik dengan menggunakan model Team games tournament untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas menari kontemporer peserta didik pada mata pelajaran SbdP dan menguji peningkatan kemampuan kreatifitas menari kontemporer peserta didik yang menggunakan model team games tournament dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen mendapatkan model team games tournament dan kelas kontrol mendapatkan mendapatkan model konvensional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas VI di SDN CICALENGKA 10. Untuk mencapai tujuan penelitian ini , penarikan sampel ditentukan dengan cara sampel jenuh dengan menggunakan seluruh peserta didik kelas VI yang terdiri dari kelas VI A untuk eksperimen dan peserta didik kelas VI B untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan praktek menari secara berkelompok. Penelitian ini dilakukan selama dua kali pertemuan di kelas eksperimen dan satu pertemuan dikelas kontrol. Analisis data digunakan untuk melihat penerapan model team games tournament. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan kreativitas menari kontemporer peserta didik setelah diberikan model team games tournamament serta peningkatan kemampuan kreativitas tari kontemporer pada peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model Team Games Tournament lebih baik daripada yang pembelajarannya konvensional. Oleh karena itu model team games tournament dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kreativitas menari kontemporer. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS
DI SEKOLAH DASARIlmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Minat belajar sangat diperlukan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun minat belajar peserta didik ternyata masih rendah. Hal tersebut dikarnakan kurang menariknya metode saat proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar peserta didik di Sekolah Dasar melalui penerapan metode Talking Stick. Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SDPN Pajagalan 023 Bandung tahun ajaran 2016-2017. Adapun sampel penelitiannya adalah siswa kelas III B sebagai kelas eksperimen dan kelas III A sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa non tes tipe angket berupa pertanyaan-pertanyaan minat belajar IPS. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t melalui program SPSS 22.0 for Windows yaitu dengan menggunakan Independent Sample t-Tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan, bahwa terdapat peningkatan yang lebih baik minat belajar IPS peserta didik yang mendapatkan metode pembelajaran Talking Stick daripada peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian metode pembelajaran Talking Stick dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan minat belajar peserta didik. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (SQ4R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP
Kemampuan pemahaman sangatlah penting dimiliki siswa karena kemampuan pemahaman merupakan syarat untuk memiliki kemampuan yang lain. Siswa bisa dikatakan kurang kemampuan pemahamannya dilihat dari ketika siswa telah mendapatkan pembelajaran, akan tetapi siswa tidak bisa menyatakan ulang sebuah konsep pembelajaran yang telah iya dapatkan di kelas dan siswa juga tidak dapat memberikan contoh ataupun noncontoh dari sebuah konsep yang telah di pelajarinya. Kurangnya efektif pembelajaran yang cenderung membuat minat belajar siswa rendah mengakibatkan kurangnya pemahaman konsep matematis siswa. Kurangnya kemampuan konsep matematis siswa mengakibatkan nilai matematika yang kurang memuaskan dan siswa menganggap hal tersebut tidak aneh lagi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pembelajaran matematika dan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R). Model pembelajaran SQ4R merupakan metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, dengan desain eksperimen kotrol pretes-postes. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP Kemala Bhayangkari dengan sampel kelas VIIA yang berjumlah 21 dan kelas VIIB yang berjumlah 20. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis yang pembelajarannya menggunakan model SQ4R, dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran SQ4R lebih baik dari pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SENI TARI DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran Student Team Achievement Division terhadap peningkatan keterampilan menari peserta didik di sekolah dasar. Dengan peneliti Lufita Dewi Aryani dibantu dengan bapak Ace Iwan Suryawan, Drs., M.Hum. sebagai pembimbing 1 dan bapak Imam Jahrudin Priyanto, Drs., M.Hum. sehingga dapat selesainya penulisan skripsi ini. Model pembelajaran Student Team Achievement Division adalah mengacu pada belajar kelompok. Model ini sangatlah cocok untuk meningkatkan keterampilan menari peserta didik. Tujuan kegiatan ini adalah melatih peserta didik untuk bekerja sama mempelajari dan mempraktikkan suatu tarian daerah secara efisien. Dari populasi tersebut diambil sebanyak dua kelas. Kelas IV-B yang berjumlah 32 orang siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan metode Student Team Achievement Division dan kelas IV-D yang berjumlah 32 orang siswa sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan metode konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes keterampilan menari peserta didik untuk memperoleh data kuantitatif dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Uji-t diperoleh dari hasil pretes dan postes yaitu N-gain. Berdasarkan analisis data peneliti tersebut diperoleh hasil bahwa (1) terdapat perbedaan keterampilan menari peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievement Division dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional (2) terdapat peningkatan keterampilan berbicara peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran student team achievement division. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mengenai rendahnya hasil belajar aspek kognitif peserta didik, terutama pada mata pelajaran Matematika. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang; penerapan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) untuk meningkatkan hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada materi bangun ruang sederhana disekolah dasar, Peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta didik di kelas sekolah dasar mengenai materi bangun ruang sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI). Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SDN Ciwidey 6 dengan jumlah sebanyak 52 peserta didik. Penarikan sampel dengan sampel jenuh sehingga terpilih peserta didik kelas V A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas V B untuk kelas kontrol sebagai objek penelitian. Jumlah masing-masing peserta didik yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri atas 26 peserta didik. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh karena seluruh populasi dijadikan sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen nonequivalent control group design. Sifat penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa hasil pretest dan posttest yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan. Data hasil pretest dan posttest peserta didik tersebut kemudian dianalisis dengan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji t ataupun uji N-gain. setelah diberikan perlakuan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif bahwa terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif setelah menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) dan peningkatan hasil belajar aspek kognitif yang menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran konvensional. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL,
INTELECTUALLY (SAVI) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK
PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASARPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menyimak peserta didik pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dan pendidik masih menggunakan metode yang kurang
inovatif sehingga membuat peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas eksperimen, mengukur peningkatan kemampuan menyimak pada peserta didik di
sekolah dasar kelas IV setelah menggunakan model pembelajaran SAVI, dan mengukur peningkatan
kemampuan menyimak peserta didik di sekolah dasar yang menggunakan model pembelajaran SAVI
lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan menyimak peserta didik di sekolah dasar
yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sifat penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain
penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik
kelas IV SDN Cibadak 03 yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampelnya adalah sampel
jenuh, sehingga berjumlah 30 orang yang terdiri atas 15 peserta didik di kelas eksperimen dan 15
peserta didik di kelas kontrol. Instrumen pada penelitian ini berupa test yang berbentuk soal essay
dan lembar observasi. Data diuji dengan SPSS 22, seperti uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan
uji gain. Hasil penelitian yaitu terdapat peningkatan kemampuan menyimak pada peserta didik
sekolah dasar setelah menggunakan model pembelajaran SAVI, peningkatan kemampuan menyimak
peserta didik di sekolah dasar yang menggunakan model pembelajaran SAVI lebih baik
dibandingkan dengan peningkatan kemampuan menyimak peserta didik di sekolah dasar yang
menggunakan pembelajaran konvensional. -
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Peserta Didik Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Babakantiga Ciwidey
Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran pada mata pelajaran IPS masih dianggap mata pelajaran yang sulit karena peserta didik dituntut untuk menghafal materi yang telah diberikan. Sebagaian besar peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima mata pelajaran tersebut sehingga berdampak pada rendahnya nilai KKM peserta didik pada mata pelajaran IPS. Oleh sebab itu, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran snowball throwing yang diharapkan dapat membantu meningkatkan nilai KKM peserta didik pada mata pelajaran ilmu penegtahuan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sampai sejauh mana peningkatan nilai KKM peserta didik melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing. Subjek penelitian diambil dari jumlah Sampel 80 peserta didik , dibagi kedalam dua kelas kelas yang terdiri dari kelas VA yang menjadi kelas kontrol berjumlah 40 peserta didik dan kelas VB sebagai kelas eksperimen berjumlah 40 peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen yang diberikan pretest, treatment kemudian post test. Analisis data penelitian menggunakan tekhnik statistik deskriptif. Hasil peneilitian pretest pada kelas kontrol diperoleh nilai 43,75 dan kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 41,63. Adapun nilai pos tes kelas kontrol 71,88 sedangkan kelas eksperimen nilai rata-ratanya 85.50 artinya kedu-duanya mengalami peningkatan namun kelas eksperimen menunjukan peningkatannya lebih signifikan. Dengan demikian model pembelajaran snowball trwoing dapat dijadikan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan nilai KKM peserta didik pada mata pelajaran IPS. -
Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didikan dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Pernyataan yang dikemukakan oleh guru kelas III di salah satu SDN di suatu kecamatan bahwa terdapat 44% peserta didik yang nilai IPS nya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan model pembelajaran scramble, dan untuk mengetahui sikap peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan model pembelajaran scramble. Metode Penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN di suatu kecamatan dengan sampel 53 peserta didik yang terdiri atas 25 peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan 28 peserta didik sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran scramble, peserta didik terlihat aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari presentase data hasil observasi sikap peserta didik yang menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis perbedaan rata-rata capaian kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari capaian kelas kontrol. Hasil capaian kelas eksperimen menunjukkan kemampuan pemahaman dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial lebih baik dengan diterapkannya model pembelajaran scramble. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata postes lebih besar dari rata-rata pretes. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan pemahaman pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran scramble. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari Tahun Ajaran 2021/2022 melalui penerapan model pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual), dimana pendekatan ini berusaha untuk mengoptimalkan panca indranya sehingga yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran akan mudah mengikuti pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kuantitatif, dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2022. Data diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan komunikasi matematis materi Statistika (mean, median, dan modus), observasi dan angket.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa : (1) Kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas Eksperimen di SMP Kemala Bhayangkari dikatakan meningkat, dilihat dari meningkatnya rata
– rata nilai yang diperoleh oleh siswa setelah diterapkan model pendekatan SAVI yaitu pretes dengan rata – rata 83.23 sedangkan postes dengan rata – rata 90.16. (2) Kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi lebih baik setelah menggunakan model pendekatan SAVI.
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT, ACTIVITY,
COOPERATIVE LEARNING, DAN EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASARModel pembelajaran Project, Activity, Cooperative Learning, dan Exercise (PACE) merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa lebih kreatif dan aktif. Dengan model ini siswa dituntut untuk membuat proyek lalu melakukan aktivitas yang membuat siswa mengenal informasi atau konsep-konsep baru melalui Lembar Kerja Siswa (LKS), dengan berdiskusi dengan kelompok melalui latihan menyelesaian soal-soal yang selanjutnya siswa dapat mempresentasikan projeknya tersebut. Penalaran matematis adalah kemampuan yang digunakan ketika memahami matematika dan memecahkan masalah matematika. kemampuan penalaran matematis sangat penting untuk memahami materi matematika. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis Siswa, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Project, Activity, Cooperative Learning, Exercise (PACE). Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi-Experimental Design dengan pola Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran Project, Activity, Cooperative Learning, Exercise (PACE) dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang signifikan antara skor kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran Project, Activity, Cooperative Learning, Exercise (PACE) dengan kelas kontrol yang diberikan model pembelajaran Daring dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Project, Activity, Cooperative Learning, Exercise (PACE) dapat menjadi alternatif dalam upaya meningkatkan kemempuan penalaran matematis siswa Sekolah Dasar. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
Nazmul Mutaqin (2022), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa, Latar belakang penelitian ini siswa belum sepenuhnya mencapai indikator kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif siswa sangat penting membantu dalam mengambil keputusan serta dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Model yang digunakan yaitu model pembelajaran berbasis masalah, merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui apakah perbedaan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan penerapan model pembelajaran problem based learning di kelas eksperimen dan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen nonequivalent control group design. Populasi penelitian terdiri dari seluruh kelas XI IPS SMAN 8 Bandung tahun ajaran 2021/2022 dengan sampel diperoleh berdasarkan purposive sampling yaitu kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 1 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dan lembar observasi untuk mengetahui penerapan model problem based learning. Analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSSV.24 for Windows dengan independent sample t-test. Berdasarkan pengolahan dan analisis data maka didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedan penerapan model pembelajaran problem based lerning untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 82,22 dan kelas kontro 73,97 dan terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan peningkatan nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen sebesar 67,69 dan kelas kontrol sebesar 38,71. -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR
Penelitian ini di latar belakangi oleh hasil belajar IPA peserta didik yang tergolong rendah, hal ini didukung oleh proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik tertarik untuk mendalami pembelajaran IPA. Model problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan bagi pendidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik setelah di terapkan model pembelajaran problem based learning di kelas IV sekolah dasar serta megetahui perbedaan hasil belajar kongnitif peserta didik menggunakan model problem based learning dengan model saintifik 5M. Penelitain yang digunakan peneliti adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen diberi model problem based learning dan kelas kontrol mendapatkan model saintifik 5M. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penarikan sampel ditentukan dengan cara sempel jenuh dengan menggunkan seluruh peserta didik yang terdiri dari kelas IV A untuk kelas eksperimen dan peserta didik kelas IV B untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen serta kelas kontrol. Analisis data digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kongnitif peserta didik setelah diberikan model problem based learning serta terdapat perbedaan antara hasil belajar kongnitif peserta didik dengan mengunakan meodel problem based learning dengan mengunakan model saintifik 5M. Oleh karena itu model pembelajaran problem based learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kongnitif peerta didik.